Food Combining Dari Hay Hingga Lebang

Share

Food combining sebenarnya bukan hal baru. Meski demikian, terkadang penganut food combining dianggap aneh. Melihat FC-er makan terkadang seperti melihat alien.

Rekam jejak tertua menyebutkan prinsip-prinsip dasar food combining telah dilakukan dengan penuh kepatuhan oleh Suku Bangsa Essene di Palestina. Mereka makan makanan mentah, juga tidak mencampur terlalu banyak makanan dalam sekali makan. Mereka juga rajin berpuasa dalam waktu tertentu. Ditengarai, karena kepatuhan terhadap pola makan tersebut, suku bangsa ini memiliki kesehatan yang prima serta umur yang sangat panjang.

Seiring perkembangan jaman, bermunculanlah para ahli berbagai latar belakang, mulai dokter, ahli gizi hingga pakar kuliner yang mempopulerkan food combining. Para pengusung food combining ini sebagian tertarik mengkaji food combining karena melihat atau mengalami kondisi-kondisi tertentu yang menunjukkan kelemahan dari kedokteran modern.

Hay, Berawal dari Sakit

Dokter William Howard, seorang dokter bedah terkenal Amerika ditahun 1900an. Ceritanya, di usia ke 41, Hay mengalami obesitas hingga bobot melebihi 100 kilogram. Hal itu disebabkan kesenangannya melahap makanan lezat. Tak hanya obesitas, Hay menderita penyakit Crohn, yaitu sejenis penyakit ginjal akut, pembesaran jantung dan tekanan darah tinggi serius. Kondisi sakit sakitnya sangat serius, kaki Hay membengkak dan dia terpaksa tidur dengan posisi duduk.

Ketika itu, dokter dan pengobatan medis sudah angkat tangan mengenai kondisinya, maka Hay memutuskan beralih kepada cara alternatif. Hay pun mendatangi seorang ahli pengobatan alamiah yang di Amerika saat itu biasa disebut natural hygienist. Sang natural hygienist tersebut menganjurkan perbaikan pada pola makan dan puasa.

Singkat cerita, setelah mengikuti saran tersebut, Hay berhasil menurunkan bobotnya hingga 24 kilogram dalam tiga bulan saja. Penyakitnya pun juga berangsur-angsur sembuh, bahkan diceritakan bahwa Hay mampu berjogging berkilo-kilo meter jauhnya.

Pengalaman penyembuhan ini kemudian mendorong Hay mengembangkan penelitan mengenai pola makan yang disebut food separation. Food separation inilah yang kemudian berkembang dan dikenal sebagai food combining.Pada perkembangannya selanjutnya, Hay lah yang disebut-sebut sebagai pelopor food combining, meski sebenarnya, sebelumnya telah ada beberapa ilmuwan lain yang melakukan penelitian mengenai masalah pencernaan (yang kemudian hari digunakan sebagai teori pendukung food combining), dan Hay hanya mengungkapkan intepretasi terhadap gagasan yang sudah ada sebelumnya.

Teori food separation yang digagas Hay, membagi makanan ke dalam tiga kelompok yaitu : asam, basa dan netral. Makanan yang dimasukkan ke dalam golongan asam adalah makanan yang tinggi protein, seperti : daging, ikan, susu dan turunannya. Sedangkan makanan golongan basa adalah makanan yang kaya karbohidrat yaitu nasi, biji-bijan dan kentang. Makanan golongan asam dan basa tidak boleh dimakan dalam waktu bersamaan.

Herbert M. Shelton, Guru Food Combining

Bisa dikatakan, Shelton adalah orang yang sangat berjasa dan pakar riset terpenting dalam perkembangan food combining. Dia adalah periset yang sangat tekun dan penulis yang sangat aktif. Ia menulis artikel serta lebih dari 40 buku terkait food combining, nutrisi dan kesehatan alamiah. Hingga saat ini, buku-buku Shelton masih terus di cetak ulang.

Kathrin Marsden, Kesederhanaan dan Keluwesan Food Combining

Kathryn Marsden adalah seorang nutrisionist Inggris. Dia adalah salah satu penulis tentang  food combining, yang buku-bukunya demikian terkenal. Salah satu bukunya yang beredar pula dalam versi bahasa indonesia yaitu The Complete Book of Food Combining. Sayangnya buku ini setahu saya kemudian tidak dicetak ulang kembali. Mungkin karena kalimatnya agak sulit untuk dipahami.

Sejak kesuksesan artikel dan bukunya yang pertama di tahun 1993, Marsden kemudian banyak sekali berkontribusi dalam berbagai media nasional dan internasional, majalah, televisi dan radio.

Dibanding dengan Hay, Marsden mengusulkan metode food combining yang lebih sederhana. Dalam Bukunya The Complete Book of Food Combining, Ia menekankan pada dua aturan utama terlebih dahulu yaitu: pertama, buah dimakan dalam kondisi perut kosong. Kedua Protein (hewani) tidak dimakan dalam satu waktu dengan karbohidrat. Membaca buku tersebut, akan mendapatkan kesan bahwa food combining sangat mudah untuk dijalankan.

Dalam buku tersebut, ia juga memberikan pedoman bagaimana memulai food combining dengan lebih mudah secara bertahap. Tahapan pertama, hanya dengan menyingkirkan atau mengurangi beberapa jenis makanan minumam antara lain: alkohol, cola, teh dan kopi, makanan manis, daging merah, gula, garam. Tahap selanjutnya barulah disarankan mulai menerapkan prinsip pertama dari dua prinsip utama di atas, yaitu sarapan dengan buah atau memakan buah hanya ketika perut dalam keadaan kosong.

Salah satu perbedaan food combining versi Marseden dengan pendahulunya, Hay, adalah pada kesederhanaan konsepnya. Contohnya adalah pandangan keduanya tentang buah. Hay berpendapat, buah masam cocok disandingkan dengan daging, sedangkan buah yang manis sesuai dipadankan dengan roti atau sesuatu yang mengandung karbohidrat. Konsep ini dinilai Marsden akan membingungkan. Alih-alih mengikuti gagasan pendahulunya ini, Marsden menyarankan konsumsi buah hanya dalam keadaan perut kosong dan tidak mencampur dengan apapun.

Suatu hal penting yang ditekankan Marseden dalam bukunya tersebut dalam buku tersebut dan menjadi daya tarik kuat baik untuk buku itu sendiri maupun untuk konsep food combining, adalah, keluwesan. Marseden sangat anti kaku dan menyarankan keluwesan. Menurutnya kondisi setiap orang, boleh jadi berbeda. Padu-padan makanan yang bagi satu orang tidak bermasalah, bisa jadi masalah bagi orang lain.

Andang, Wied Harry, Hingga Lebang

Di Indonesia, bisa dikatakan Andang Gunawan adalah pelopor food combining. Pada tahun 1999, buku Food Combining Kombinasi Makanan Serasi, tulisan Andang, diterbitkan dan menjadi salah satu buku bestseller. Nyaris sama dengan kisah kemunculan Hay sebagai pelopor food combining, ditulisnya buku Andang Gunawan juga didasari pengalaman pribadi beliau dalam mengatasi berbagai keluhan penyakit yang diderita Maxi Gunawan, suami beliau .

Wied Harry, praktisi kuliner Indonesia, alumnus Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB Bogor, juga turut memberi warna pada perkembangan food combining di Indonesia. Awalnya, dia mengaku kurang berminat terhadap food combining, namun setelah mendalami sistem biokimiawi dan metabolisme tubuh, akhirnya dia berkesimpulan food combining rasional dan ilmiah.

Buku-buku Wied Harry yang lebih ke arah kuliner, serta posting-posting beliau melalui sosial media, cukup memberi informasi segar pada para penganut food combining di Indonesia.

Ada fenomena yang cukup menarik dalam perkembangan food combining di Indonesia, yaitu Erikar Lebang. Praktisi Yoga yang berdarah Jawa-Toraja ini terbilang rajin berkicau melalui twitternya yang memiliki follower sangat banyak. Kehadiran Lebang mampu memberikan inspirasi bagi kawula muda, khususnya followernya, untuk mulai sadar tentang pola makan yang sehat. Dia mampu membawakan topik-topik tentang nutrisi, khususnya food combining, dengan gaya santai, dan bahasa sedarhana yang segar khas orang muda.

Mengikuti tweet-tweet nya sama sekali tidak akan menjumpai kalimat-kalimat berat yang membuat dahi berkerut, meski bagi orang yang awam dalam hal nutrisi. Bahkan terselip pula kesegaran humor dalam setiap tweetnya, meski banyak juga yang menganggap kalimat-kalimatnya galak dan sinis Kalimat andalannya adalah “… unfollow saja !”

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!