pola makan sehat saat lebaran

Mengatur Pola Makan Sehat Saat Lebaran

Share

Para pelaku food combining tak harus stel kenceng dengan juklak pola makan sehat setiap hari sepanjang tahun. Ada kalanya kami makan diluar juklak,yang disebut cheating. Yakni makan makanan enak namun kurang sehat. Demikian pula saat Lebaran. Momen istimewa tahunan ini sayang jika dilewatkan tanpa melirik sajian khas lebaran, yang juga merupakan kekayaan budaya kuliner kita.

Namun, acara cheating tentu tetap perlu perhitungan. Pasalnya, tubuh para food combiner yang telah terbiasa diberikan hanya makanan yang dibutuhkan, terkadang protes saat diajak makan diluar juklak. Alarm tubuh orang yang terbiasa makan dengan baik akan bekerja dengan baik, yakni memberikan peringatan. Bermacam-macam bentuk alarm nya, ada yang sekadar sebah dan tak nyaman di perut, ada diare,pusing, bahkan muntah-muntah. (Baca Juga: Seluk Beluk Cheating)

Sebelumnya saya pernah menuliskan tips-tips perihal bagaimana cheating dengan minim risiko, namun kerena momen Lebaran sebentar lagi ini sangat khusus, maka saya tuliskan kembali sesuai dengan pengalaman saya. Saya punya catatan buruk terkait cheating saat lebaran. Beberapa tahun berturut-turut saya pernah mengalami diare di hari ke 2 hingga ke 3 lebaran. Sebabnya? Apalagi kalau bukan karena cheating tanpa perhitungan.

Nah, dari pengalaman di atas, akhirnya sejak Lebaran tahun lalu saya sedikit berstrategi menjalankan cheating. Hahay. Cheating saja pakai strategi, Buk!

Untungnya juga di keluarga besar kami semua cukup memiliki kesadaran soal pola makan sehat. Jadi, meski berlebaran di rumah Ibu, saya tak pernah kebingungan mencari stok buah dan sayur. Kulkas ibu penuh dengan keduanya. Protein hewani sih hadir sekadar buat pantes-pantes saja. ha..ha… irit, hemat dan pelit memang terkadang beda tipis sodarah!

Nah, agar insiden diare yang saya alami jangan menimpa teman-teman semua, khususnya yang baru saja ber FC atau mungkin ini pengalaman pertama Lebaran setelah ber-FC, ini saya tuliskan kiat-kiatnya:

Jeniper is a must!

Jeni tetep alias kudu. Ini biasanya tetap saya upayakan. Jadi ya, selama beberapa hari lebaran liver kita kan akan bekerja lebih akibat tabiat cheating kita. so, setidaknya berilah dia seger-segeran alias tonik. Jadi tetap konsumsi jeniper (atau lemper) sebagai pembuka hari. Selain sebagai penyegar liver yang sudah bekerja keras, jeniper juga kan memiliki banyak manfaat lainnya, salahsatunya untuk boosting pencernaan. Jadi, jangan tinggalkan jeni ya!

Sarapan Buah, Sebisa Mungkin Beberapa Batch

sarapan buah

Berdasarkan pengalaman saya, jangan memulai cheating terlalu pagi. Setidaknya tetap sarbu-lah barang 1-2 ronde. Paling tidak, selain sebagai cadangan basa, tubuh kita sudah memperoleh energi, dengan minim energi untuk mencerna. Karena makanan saat cheating nantinya akan memberatkan sistem cerna kita

Limpahan Raw Veggies, Si Sayuran Segar yang Berjasa

Raw veggies juga harus hadir! Sudahlah makanan yang kita makan berupa tepung-tepungan, telur, susu, butter, margarin, daging-dagingan, santan dll, maka permudah pencernaan dengan memberikan limpahan sayuran segar mentah.

Minum jus sayur sebelum mulai makan-makanan diluar juklak, bisa dijadikan pilihan. Bisa juga dengan menyantap langsung sayur mentah seperti timun, tomat, wortel, dll dalam bentuk salad. Jika Anda banyak bepergian untuk silaturrahmi dan khawatir sulit mendapatkan sayur segar, bawa saja bekal sayur mentah yg sudah dicuci namun belum dipotong. Simpan dalam box, sediakan selalu di mobil. Anda dapat mengkonsumsinya sewaktu-waktu, saat perut terasa mulai agak longgar.

Tahu Diri Akan Batas Toleransi Tubuh dan Makan Penuh Kesadaran

Meski memberi waktu beberapa hari untuk cheating selama lebaran, seyogianya tetap tahu diri dan sadar diri ya. Kenali kondisi tubuh kita. Misalnya jika memang tidak betul-betul berada dalam kondisi fit, cheatinglah seminimal mungkin.

Tetap konsumsi makanan secukupnya saja. Jangan kalap! Efek cheating terkadang juga tidak langsung nyata terlihat, lo. Saat chating mungkin saja Anda merasa masih baik-baik saja, lalu kebablasan. Efeknya bisa saja beberapa hari sesudahnya. Alarm tubuh setiap orang kan berbeda sensitiitasnya, berbeda juga masing-masing bentuk peringatannya. Ada yang sebah seketika sehabis menyantap makanan saat cheating (meski sudah melakukan tindakan antisipasi di atas), ada yang baik-baik saja namun beberapa hari sesudahnya muncullah jerawat di wajah, atau gatal-gatal di kulit. Nah, yang kedua ini terkadang saya alami.

Kunyah-kunyah dan Bertahap

Ingat ya, beban tubuh kita sudah semakin berat saat cheating. Jangan ditambah berat lagi dengan mengunyah hanya sekenanya. Tetap kunyah dengan baik minimal 30 kali. Bahkan untuk protein hewani, tambahkan saja kunyahannya, sampai halusss benar.

Tetap upayakan mengkonsumsi makanan secara bertahap. Tidak sekaligus menyantap berbagai jenis makanan. Misalnya pasca menghajar ketupat dan teman-temannya, langsug pindah menu dessert puding ber fla. Waduhhh… kasihan perutnya. Setidaknya beri jeda agar perut terasa agak nyaman dulu, baru lanjutkan menu berikutnya.

Karbo+Protein Hewani, Tetap Batasi

Kalau berdasar pengalaman saya, paduan paling terlarang (karena memang bikin paling menderita) adalah Karbo plus prothew. Kecuali dalam kue-kue yang memang sudah tak terhindarkan, kalau saya sering memilih tetap menghindari paduan ini dalam makanan utama. Jadi kalau mau makan lontong atau ketupat, makan dengan sambal goreng kentang dan sedikit kuahnya. Atau kalau ingin makan protein hewani, saya prefer makan lauknya saja secukupnya, toh nanti bisa dihajar pakai sayur segar. Namun kalau memang menginginkan paket lengkap lontong-ketupat dan teman-temannya, ya silakan saja. toh ini setahun sekali saja. Setidaknya, ya usahakan jumlahnya tidak berlebihan sajalah!

Makan Dengan Hati Gembira

Tentu berbeda efeknya antara makan dengan hati gembira vs makan dengan penuh perasaan khawatir dan bersalah. So, jika memang sudah memutuskan cheating, santai dan nikmati sajalah! Yang penting semua upaya antisipasi sudah diupayakan maksimal. Jikapun kemudian masih ada gejala kurang nyaman atau bahkan sakit, karena perhitungan masih meleset. Ya sudah! Terima saja dengan lapang dada. Namanya juga sedang cheating, pasti masih mengandung risikolah. Ha..ha…

Nah, itu pengalaman seputar mengatur pola makan saat lebaran. Selamat cheating eh..? Selamat menyongsong lebaran teman-teman. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat berkumpul dan berbahagia bersama keluarga. Cheating-lah dengan penuh perhitungan dan rasa gembira!

Gambar oleh Sharon Ang dari Pixabay

Share

8 thoughts on “Mengatur Pola Makan Sehat Saat Lebaran

    1. Hidangan lebaran tu mayoritas menu daging (unggas, mamalia). Alhamdulillah saya dari dulu enggak begitu suka daging. Kalo ada ikan, saya pilih makan menu ikan. Kalo ga ada ikan, ya seadanya yang penting daging saya hindari. Selamat menjelang lebaran, mba Wid..

  1. Haro lebaran ga nahan buat cheating… kepala langsung pening otot leher kaku. Sore2 lanjut ngejus raw veggies alhamdulillah agak kendoran pusing pun hilang

  2. Food combining adalah pola makan yang sedang ngetrend belakangan ini. Uniknya, cara pengaturan makan ini tidak terlalu mengatur porsi makan.

  3. Lebaran identik menu beraneka macam. Namun, sejak dulu aku membatasi jumlah dan jenis makanan berat. Sebab, sudah lama diajari ambil dan makan seperlunya jangan berlebihan. Kalau di Karanganyar menu andalan adalah sop ayam kampung. Kebanyakan tiap rumah menyediakan sop.

    Alhamdulillah, lebaran tidak pernah mengalami drama sakit perut karena membatasi makan meski tidak sedang diet.

  4. Terima kasih Mbak Wid. Puasa ini tadi sahur saya cheating makan ind*mi. Hasilnya perut jadi tidak nyaman. Padahal sebelumnya sahur jeniper, buah dan air putih hangat, perut dan badan terasa nyaman banget. Terus bisa cium lutut tanpa terlalu sesak nafas.. hehe.
    Semoga bisa terus berusaha mengikuti juklak FC, termasuk saat lebaran. Aamiin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!