Sama dengan aging gracefully butter and eye 2 in 1, cinnamon soap ini juga adalah percobaan kedua saya pakai sabun organik. First trial sepertinya cardamon soap yang juga bikinan Green Mommy Shop, malang.
Awalnya, dulu saya berniat switch semua yang saya gunakan ke produk organik, semata-mata karena alasan sustainability … masa depan dan keberlanjutan bumi ini. Tsahhhh …
Eh, beneran. Sebagai orang yang pernah menempuh pendidikan teknik lingkungan, dan sehari-hari berkutat dengan monitoring kualitas lingkungan, saya sangat sadar, bahwa limbah yang kita hasilkan, berkontribusi besar terhadap kerusakan alam ini. Salah satunya ya dari apa yang kita tempelkan ke kulit kita, baik itu make-up maupun skincare.
Jauh sesudahnya, setelah saya menganut konsep makan yang lebih sehat yakni dengan mengikuti food combining, kesadaran untuk menggunakan produk-produk organik makin kuat. Belum semua memang, bisa saya gunakan versi organiknya. Sayur dan buah organik tidak selalu tersedia di kota kecil ini. Rasanya sayang banget, sudah berupaya makan hanya yang baik, lalu kulit masih dioles bahan yang meragukan bahkan berbahaya.
Apalagi sejak baca bukunya Hiromy Shinya, salah satu bagiannya menjelaskan, penggunaan sabun-sabun yang banyak beredar di pasaran, merusak lapisan kulit. Padahal lapisan tersebut punya peran penting sebagai pelindung tubuh dari masuknya kuman dari luar.
Jadi, bismillah … Sejak beberapa bulan lalu saya tekadkan untuk switch ke organik. Saat ini sih, masih untuk skincare, mekap belum. Karena, untuk ke sana juga perlu waktu adaptasi dan biaya juga pastinya. So, marilah kita berubah, slowly but sure.
Baca juga: 7 Tips Menggunakan Kosmetik Alami
And…. Mari kita lihat salah satu produk yang sudah saya pilih dan coba. Rainforest Cinnamon Oat Soap. Iseng aja sih kenapa pilih varian ini, karena saya tidak terlalu bermasalah dengan produk sabun, biasanya apapun cocok, jadi cap cip cup ajah milihnya. Ha..ha… eh, enggak ding. Kebetulan saya suka banget cinnamon alias kayumanis. Suka buat herbal tea dengan cinnamon. Bahkan salah satu resep masakah kesukaan keluarga kami menggunakan cinnamon sebagi rempahnya. Dan cinnamon juga konon memiliki kemampuan antibacterial. Kebetulan anak saya terkadang ada gatal-gatal jadi sekalian saja pakai produk ini.
Packagingnya rapi dan lumayan menarik. Ini jauh lebih baik daripada produk-produk Green Mommy masa lalu yang saya kenal. Kalau dari segi desain kemasan sih, rata-rata ya. Mirip lah, sama produk-produk homemade yang sekarang mulai banyak beredar.
Begitu dibuka, aroma kayumanis langsung menguar ke udara. Wangiiii…. Ah, kenapa saya jadi ingat kue bolu sakura beraroma rempah yang sering ibu buat waktu saya kecil ya. Upps… awas jangan dimakan ya. Meski ini aman jika tertelan, tetap aja produk ini bukan dibuat untuk dimakan.
Dan, sebelum saya pakai, saya memutuskan memotong sabun ini menjadi 3 bagian. Maksudnya agar potongannya dapat saya habiskan dalam waktu singkat, sehingga wangi dan khasiatnya belum banyak berubah. Produk alami begini kan tak pakai pengawet, jadi asumsi saya, ketahanan wanginya akan lebih rendah dari sabun pabrikan biasa.
Pas mau coba membusakannya, sebenarnya saya sudah bersiap-siap untuk menemui busa yang sangat sedikit, bahkan tanpa busa. Saya kira seperti itu karakter sabun organik homemade. Saya juga sudah lupa, seberapa berbusa sabun organik yang dulu pernah saya coba. Eh, ternyata yang ini busanya lumayan juga. Jangan dibandingkan sama foam-foam pabrikan yang busanya bisa sangat banyak, halus dan sangat lembut. Buat saya, busanya sedang saja. Wanginya enak, buat saya, lembutnya moderate lah.
Yang saya suka, sabun ini multifungsi. Jadi, bisa buat badan, bisa pula buat wajah. Di wajah saya yang normal cenderung bermiyak, cinnamon soap ini relatif tidak membuat kering. Bahkan dipakai 2-3 kali sehari, masih fine-fine saja. Dengan catatan, disiplin menggunakan pelembab juga. Dan pola makan juga bagus, berlimpah buah dan sayur serta cukup air minum berkualitas. Lho? Kenapa begitu? Karena saya sangat yakin, kulit ini seperti jendela, tempat kita melongok ke dalam. Tubuh kurang nutrisi dan kurang minum, wajar dong kalau kulitnya kering atau bermasalah.
Cinnamon soap Untuk membersihkan wajah saat saya tidak ber-make-up lengkap, ini sudah cukup oke. Jadi pas hanya pakai pelembab dan bedak tabur, cukup saya bersihkan dengan sabun ini, udah beres. Kecuali pas ber make-up rada berat, kudu saya bersihkan dulu pakai olive oil, trus diwaslap pakai air hangat, barulah terakhir cuci pakai sabun ini.
Dengan pemakaian secukupnya, cinnamon soap ini menurut saya sangat irit. Bayangin, 1/3 bagian bisa saya gunakan sendiri selama seminggu. Itu sudah untuk pemakaian buat wajah dan badan. Irit ya! Eh.. jangan-jangan sayanya aja yang terlalu ngiirit makainya ya?
Ha..ha.. bagian ini yang sangat saya suka! Efisien itu adalah inti dari pelestarian lingkungan. Selain itu pasti, juga bagian dari upaya penyelamatan dompet dan rekening! Sabun ini concentrated banget. Jadi satu batang dipakai dalam waktu lama, artinya selain irit di dompet saya, ini juga kan efisien dalam pengiriman ya. Means, ini bisa memotong jejak karbon meski hanya sepersekian persen.
Harga? Menurut saya rata-rata ya kalau dibanding produk organik serupa. Banyak produk homemade organik yang setahu saya harganya jauh lebih mahal dari ini. Tapi jangan dibandingkan sama sabun biasa, he..he… karena harganya sekitar 5 hingga 8 kalinya. Mahal? Setara dengan apa yang kita dapat. Dan jangan lupa, kelestarian bumi ini nilainya jauh lebih berharga.
Kalau ditanya bakal beli lagi? Jawabnya, ya! Dengan catatan saya juga masih ingin mencoba-coba produk jenis lain. Karena, sama dengan tubuh yang perlu makanan variatif, kulitpun menurut saya perlu diberikan produk yang variatif agar mendapatkan berbagai manfaat bahan-bahan alami berkhasiat.
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Aku beberapa kali beli sabun kek gini kadang suka gak ada busanya. Mungkin bagus tapi jadi lupa bagian mana yg dah disabunin mana yg belon..hahHHH
busa ternyata masih menjadi pertimbangan kita saat beli sabun, ya. Padahal sebetulnya gak apa-apa juga kalau busanya gak banyak 😀
Ha..ha… iyaaa. Padahal hanya soal kebiasaan dan persepsi saja ya mba chi. Kalau sekarang saya mandi pakai baking soda yang samasekali ga ada busa juga gapapa. Asyik aja…
Iya mba, biasanya sabun organik busanya sedikit, tapi yg ini banyak busanya yaaa..
Iya ya sudah saatnya menggunakan produk alami 🙂
mungkin kesannya banyak busa tambah bersih 🙂 kalau kulit sensitif mungkin cocok y mbak
Pingin nyobain sabunnya, apakah tersedia di supermarket terdekat min?
mbak itu sabunnya merk apa? beli via online kah? Pengen nyoba juga nih
Itu produk Green Mommy Shop, Malang. Mbak bisa cari di FB atau Instagram banyak agennya.
Lho kok saya gak bisa lihat sabunnya mbak, langsung komen aja.
Apa browser saya nih. Coba pake hape dulu deh
Aku dlu pernah coba pakai sabun sereh gitu, Tp gk bnyak busanya .
Ahh blum bisa nih mba bwralij ke yg serba organic, pdhalkan harus dibiasakan yah
Kalau sabun sereh yg banyak beredar di pasaran setauku bukan yang bener-bener natural sih Mbak. Rata-rata sabun biasa hanya bedanya dia pakai sereh.
Masih susah banget ini mbaak beralih ke sabun alami. Padahal jelas" kalau sabun alami ini lebih aman untuk kesehatan karena tanpa bahan" kimia tambahan dan juga aman untuk lingkungan.
Seneng banget nih pas BW ke blog mbak widya 😁 eh ternyata alumi TL ITS. Saya juga alumni mbak, L30 😁 salam kenal mbaaak yaaa. .