Membimbing anak-anak mencintai tanah tumpah darahnya, adalah sama penting dengan mengajar mereka mencintai Tuhan dan Rasul-Nya, orang tua dan saudara-saudaranya. Mengajak mereka berpetualang, menjejak kaki di tempat-tempat indah di ibu pertiwi adalah semacam dorongan naluri. Muncul begitu saja, ….
Rencana mengunjungi Bromo sudah sejak tahun lalu. Tapi pas Desember 2015 kami ke Probolinggo, kawahnya masih terturup karena sedang erupsi. Jadilah kami cuma mengunjungi BJBR saja di Probolinggo. Nah, kunjungan kali ini startnya dari Probolinggo kota, karena sehari sebelumnya kami kembali ke BJBR. Menginapnya juga di pusat kota di
Rumah Wahidin.
Baca juga:
Selain itu, perjuangan meyakinkan Kak Asa untuk mau kemari juga lumayan panjang. Dia masih agak kapok, karena merasa “babak belur” sehabis kami ajak mendaki Ijen. Anak saya ini memang mengalami kesulitan dalam hal motorik kasar dan keseimbangan, sejak kecilnya. Hingga kini masih ada jejaknya.
Rute yang kami tempuh dari arah penginapan ke arah barat. Sampai pertigaan ke arah terminal belok kiri terus ke arah selatan melewati terminal Bus Bayuangga. Sekitar 1 jam saja berkendara santai, sampai sudah di Kecamatan Sukapura. Kami ganti jeep sewaan dari Sukapura ini.
Perjalanan menuju kawah lumayan bikin perut berguncang, naik-turun dan berkelok tajam. Mbak Raniah, anak wedok saya mengeluhkan pusing. Tapi itu semua terbayar dengan panorama sekitar yang hijau dan indah. Saya menenangkan Raniah, mengajaknya pindah ke kursi depan saja.
Dari Sukapura ke area parkir Kawah Bromo, hanya 30 menitan. Belum lagi turun dari jeep, kami sudah dikejar-kejar pemilik kuda yang menawarkan jasa. Karena Kak Asa suka naik kuda, dan kami enggak ingin badan kami gempor di sini (karena esoknya masih akan lanjut ke Batu-Malang) maka diputuskan naik kuda saja. Sewanya 100 ribu perkuda, PP. Di luar weekend biasanya bisa ditawar. Kami mendapat harga 80 rb per kuda.
Naik kuda bikin Kak Asa bersemangat banget. Sepanjang perjalanan dia teriak-teriak, “wow…. asyik Bundaaa”, Karena medan yang dilewati tak selalu datar, deg-degan juga. Rada takut pas jalan turun atau naik agak naik tajam. Di dekat tangga kami turun, lanjut menaiki satu persatu anak tangga. Yang bikin agak sulit adalah anak tangga tertutup debu halus dari kawah. Kami tak bisa memijaknya sempurna, meleng dikit, tergelincir.
Sampai kawah, alhamdulillah pengunjung tak terlalu padat, kami bisa agak leluasa. Asap bercampur debu yang pekat, tiupan angin ditambah udara dingin, membuat kami tak bisa berlama-lama di kawah. Sebabnya? Kak Asa ngeluh lapar, dan debu selalu ikut masuk ke mulut setiap kami berusaha menyuapkan makanan.
Perjalanan turun lebih ngeri lagi. Anak tangga arah turun total tertutup debu. Jadi kami turun dengan teknik kaki agak diserongkan dan sedikit meluncurkan kaki. Awalnya Raniah turun sangat lambat. Dia ketakutan. Untunglah ada Mas pendaki asal Magelang yang bantu menggandeng Raniah. Sampai di bawah, kami menggelar alas dan membongkar bekal. Anak-anak bernafsu makan baik dan kelaparan ini, makan lahap sekali meski hanya dengan menu sederhana.
“Bun, kenapa banyak orang asing datang kemari?”
Di setiap destinasi penuh wisatawan asing yang kami datangi, anak-anak berulang-ulang menanyakannya.
Negeri kita Indah, Nak
Indah, luar biasa
Maka beruntung kita berada di sini. Di sepotong surga yang tercecer ini
Kelak jika kalian besar, pergilah sejauh-jauhnya ke tempat manapun di bumi Tuhan ini
Namun jangan pernah lupa untuk mencintai tumpah darahmu.
Karena dari airnya lah kau minum
Karena dari tanahnya lah kau makan
Karena dari udaranya lah kau bernafas
Dan dipelukan keramahannya lah jiwamu kami kudang-kudang
Cara Menuju Bromo
Probolinggo termasuk kota kecil yang relatif mudah di akses. Letaknya di jalur pantura memudahkan untuk dijangkau melalui perjalanan darat. Teman-teman bisa menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Jika menggunakan kereta api, stasiun terletak di pusat kota. Persis di sebelah utara Alun-alun kota. Sedangkan jika memilih menggunakan bus umum, terminal ada di arah selatan kota, jalur yang akan menuju ke Sukapura.
Menggunakan pesawat adalah pilihan yang cukup oke, terutama jika Anda datang dari jauh. Ah, tapi tiket pesawat mahal ya? Eh… kata siapa? Enggak selalu kok. Nih, kenalkan AIRPAZ. Udah tahu Airpaz? Airpaz ini adalah sebuah perusahaan layanan pemesanan tiket secara online.
Setelah saya coba cek situs mereka, ternyata tidak sulit menemukan tiket pesawat yang sedang promo di sana. Artinya, berperjalanan menggunakan pesawat, kini makin bisa menjadi ramah di kantong. Misalnya saja nih, seperti yang saya captured di bawah ini. Menggunakan maskapai Citilink misalnya, kalau untuk satu orang, buat PP tak sampai 1 juta kan?
Nah, itu cerita saya ngebolang bersama anak-anak. kami masih punya banyak tempat-tepat indah yang ingin kami kunjungi. So, tetap ikuti blog ini ya.
Salam hangat dari Bondowoso
The Hidden Paradise
WY
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Aaah mba.. Betapa cantiknya negeri kita tercinta ini. Semoga selalu terpelihara. Bon courage ya mbaa
aku kebromo terakhir pas sma kelas 2 tapi karena g terlalu suka kegiatan outdoor jadi g terlalu nikmati. pdhl ya bromo itu indahnyaaaaa banget2 :").
kulturnyajuga bagusss dan banyak kendaraan kesanaaa. duh jadi pengen lagi kesana skrg sama keluarga
Saya punya keinginan juga mengunjungi bromo bareng Vito. Mba Wid, seru banget wisata Bromo bareng keluarganya.
Makasih ulasan kerennya ya mba… Siap2 nabung buat bawa anakku traveling ke destinasi wisata di Indonesia dulu inginnya.
Alhamdulillah senang sekali mampir di Blog ini.. Hmm jadi pengen jalan jalan ke Bromo dengan kawah Ijennya.
Btw salam kenal ya mom
Tahun lalu aku juga ke bromo, dan lupa mau menuliskan. Haha. Pas ke sana, malam hujan deras. Khawatir sih, soalnya rencananya, subuh sudah liat matahari terbit 🙂
Bromo memang keren ya mba. Dari jaman aku sma sampai sekarang tetep jadi buruan wisatawan. Tapi terakhir ke sini lebih ribet drpd dulu. Debunya itu lho makin tebal, sampai aku pakai masker waktu berkuda
Aku pernah ke Bromo, tapi via Malang. Pingin kpn2 lwt Probolinggo, pingin ke air terjun apa tuh yg bagus bangeet
waah… debunya masih banyak ya mba, tapi fotonya keren2 🙂
saya orang jatim, belom pernah ke bromo XD
Nggak pernah bosen kalo diajakin ke sini, yg belum keturutan ngeliat pertunjukkan musik jzzz di sini. Tiap tahun biasanya, jazzgunung. Semoga tahun depan bisa, aamiin.
Hihihi malah curcol sayanya mba hehe
Tulisan menarik, terimakasih atas partisipasinya dalam lomba blog Airpaz!
Semoga menang dapat tiket pesawat gratis dari Airpaz ya 🙂
Wah seru sekali berlibur ke Bromo, saya pengen ngajak anak-anak belum kesampaian nih, soalnya Gn Bromo bolak-balik erupsi jadi agak khawatir mau jalan-jalan ke sana
Duh, jadi rindu Bromo. Pas kesana rasanya belum puas mengexplorasinya 😀
Kangen jadinya sama Bromo. Belum pernah ke Ijen juga. Hihi.
lumayan ngeri gitu ya saat kawah meluapkan debu/abu/asap yang mengebul gitu
SERUUUUU BANGETTT!
Bromo… kapan ya bisa kesana????