infrastruktur Bondowoso

Berkat PINA, Infrastruktur Baik Bukan Cuma Mimpi

Share

Kamis sore kini rutinitas saya adalah berada di atas kendaraan travel, menempuh 6 jam perjalanan dari Surabaya menuju Bondowoso. Lelah? Banget! Karena senin sampai kamis itu jadwal saya cukup padat merayap. Mulai dari kuliah plus sit in yang total tujuh belas SKS, lengkap dengan berbagai printilan pe er dan tugasnya juga masih tetap tidak mengurangi intensitas nge-job freelance saya. Bagaimanapun lelahnya, kangen pada anak-anak mengalahkan rasa lelah itu. Budhal!

Karena tubuh yang sudah kelelahan itulah, seringkali di mobil, kerjaan saya hanya tidur (tidur kok kerjaan!). Apalagi di banyak titik sepanjang Surabaya-Bondowoso, jalan berlubang, ditambah kendaraan travel yang kadang tidak terlalu nyaman dan drivernya yang bak kejar setoran, tidur bagi saya adalah satu pilihan terbaik. Simpan energi juga, karena tiba di rumah nanti harus melayani keluarga, plus tetap masih melanjutkan pekerjaan.

Di saat tidur-tidur ayam (haiss… istilahnya) kadang saya berkhayal. Kapan ya, ada tol yang menghubungkan Surabaya-Banyuwangi, atau Surabaya-Probolinggo aja, udah hepi banget rasanya. Loh… ndilalah, kapan hari itu Pak driver cerita sekilas. β€œTol yang di probolinggo ini sudah mulai digarap lo Mbak e”. Wah…. iyakah? Kalau beneran iya, ini angin segar banget buat saya. Rupanya pemerintah benar-benar serius menggarap sektor infrastruktur.

Rasanya memang harus dipahami dan sama-sama dimengerti, bahwa tantangan terbesar pembangunan infrastruktur itu adalah di pendanaan. Misalnya saja untuk kebutuhan lima tahun ke depan, anggaran pendapatan dan belanja begara (APBN) hanya mampu mengakomodasi sepertiga dari total kebutuhan investasi, sedangkan badan usaha milik negara hanya mampu membiayai 25% dari kebutuhan. Artinya, masih 41,7% kebutuhan dan yang belum jelas sumbernya.

Tetapi memang membaca berita akhir-akhir ini, semacam ada harapan besar bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia. Salah satunya adalah tentang PINA atau Pembiayaan Investasi Non-Anggaran. Menurut Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, PINA adalah salah satu jalan pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur secara masif dalam kondisi minimnya anggaran yang dimiliki. Diharapkan, dengan skema ini, pembangunan infrastruktur dapat lebih merata pula di berbagai daerah. Baca juga: Bloger perempuan dan impian pendidikan tinggi.

Menurut informasi terbaru yang saya baca, ada tiga proyek strategis yang disiapkan melalui skema ini. Pertama, Jalan tol di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Wah…. saya jadi ngarep banget kan. Lalu ada pula proyek tujuh pelabuhan hub internasional juga kilang minyak pertamina senilai 200 T. Presiden Joko Widodo menyampaikan, bahwa PINA sengaja digeber karena pemerintah ingin berfokus melakukan pembangunan infrastruktur. Karena menurut Beliau, Infrastruktur akan menumbuhkan investasi dan pemerataan kepada warga.

Saya mendukung banget Pak! Sambil tetap titip kepentingan lingkungan nggih, Pak. bagaimanapun sustainabilitas sungguh penting. Bukan buat kita saja, tapi untuk kemaslahatan hidup anak cucu kita kelak.

Salam hangat dari Bondowoso yang dingin.

Share

9 thoughts on “Berkat PINA, Infrastruktur Baik Bukan Cuma Mimpi

  1. Di Jawa Barat pembangunan tol juga lagi giat2nya, mba wid. Kalo saya seneng soalnya bisa lebih cepet nyampe, macetnya juga berkurang. Tapi resikonya begitu tol jadi, ada daerah yg mati (kecuali klo lebaran kali ya). 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!