Dulu, duluuuu banget waktu laptop masih menjadi barang langka dan hampir mustahil saya miliki, pernah berandai-andai. Duh andai saja saya punya laptop ya, pasti enak banget deh, bisa kerja di mana-mana. Apa daya, masa itu laptop hanya ada sebijik di kantor, yang bawa pasti lah staf dengan pekerjaannya dianggap paling banyak dan paling prestise. Dan itu bukan saya orangnya!
Sementara saya? Harus ikhlas dengan computer jangkrik. What? Komputer jangkrik? Ah… anak generasi Z gak bakal kenal deh computer jangkrik. Itu istilah untuk menyebut spesies desktop yang kalau ngadat pemiliknya bakal mengumpat: Jangkrik! Wkwkwwk…
Daftar Isi
Andai saya tak pernah memeluk laptop Asus
Apa jadinya ya? Enggak bakal deh kayanya ada buku Food Combining: Pola Makan Sehat-Enak dan Mudah. Gak bakal ada Buku Kuliah Jurusan Apa? Jurusan Teknik Lingkungan yang laverage powernya luar biasa hingga mengantar saya menuju pendidikan master yang sedikit lagi bakal saya tuntaskan. Bahkan mungkin blog yang sedang Anda baca ini juga gak bakal ada.
Salah satu buku yang lahir dari laptop asus dua jutaan, laptop pertama saya
Sebagai Ibu yang bekerja sebagai PNS, saya tak punya banyak waktu untuk dapat berkarya di luar pekerjaan formal saya. Tapi dibilang super sibuk juga enggak benar. Sebagai PNS sering banget harus menghadiri rapat, di mana banyak waktu sebenarnya dapat dimanfaatkan. Apalagi kalau pesertanya pada jam karet. Tapi ya itu, bagaimana bisa berkarya kalau tak ada senjatanya.
Tahun 2008 saat pertama kali saya membuat blog gratisan, saya selalu mengetik draft di komputer jangkrik milik saya di rumah, lalu saya simpan di flashdisk. Esoknya, saat jam makan siang saya cuss ke warnet, barulah draft tersebut dapat dipublish. Duh… berlikunyaaaa….
Untunglah 2012 saya mengikuti saran kakak saya untuk membeli laptop Asus pertama saya. Waktu itu beli yang paling terjangkau yakni ASUS Eee PC X101H. Seingat saya harganya cuma dua jutaan menyesuaikan dengan isi kantong PNS yang tak seberapa. Hemat cyyyyn….
Laptop itulah yang bikin saya jatuh cinta pada Asus. Buktinya, hingga laptop ke 3 yang saya pakai saat ini, tetap setia pakai Asus. Saat memutuskan ganti juga bukan karena laptop sebelumnya sudah rusak. Karena bahkan laptop pertama yang dibeli 2012 itu masih baik kondisinya meski pernah jatuh dan terlempar. Ini nih yang bikin makin yakin pakai Asus.
Dari laptop dua jutaan inilah saya menghasilkan beberapa buku solo pertama saya plus memenangkan belasan lomba blog di tahun 2014-2016 an. Jadi kalau bicara sejarah, laptop mungil inilah yang paling panjang mencatat sejarah saya di dunia literasi.
Cerita Laptop ASUS pertama saya bisa dibaca di sini: Asus Notebook Terbaik dan Favoritku
Laptop Asus ketiga yang saat ini saya pakai ini adalah Asus seri X5550. Awalnya semacam ragu, hah… apa iya nih eyke mau pakai laptop AMD? Cuma karena ada embel-embel nama besar Asus, saya jadi yakin mencobanya. Eh, ternyata saya jatuh cinta. Yang katanya AMD cepat panas endebrai…endebrai… mana….? Manaaa? Enggak ada terjadi di laptop saya ini.
Laptop Asus ketiga saya ini juga andalan banget untuk urusan keandalannya bermultitask. Gimana ya… namanya juga emak kuliahan, kadang bekerja dengan banyak jendela di satu waktu, demi terselesaikannya banyak tugas kehidupan. Tsah….kadang barengan buka beberapa media social, dashboard blog, ditambah lagi juga ngedratf paper plus buka beberapa toko online buat sekadar seger-segeran cuci mata atau emang beneran kudu belanja. Semua ok. Laptop ini engak pernah ngadatan. Sehat aja sih laptopnya, Cuma emang tidak disarankan multitask gini terus-terusan. Ni sih demi kesehatan otak si emak ya.
Teman saya berjuang meraih master di usia tak lagi muda
Laptop Asus yang ini juga nyaman banget buat ngetik, leluasa banget! Kejar deadline jadi wus…was…wus. Ya asal si ilham lagi gak ngumpet aja kali ya. Touchpadnya juga nyaman dan responsive banget plus teknologi IceCoolnya bikin adem tanpa sensasi panas kalau pas dipakai kerja rada lamaan. Jadi makin betah nulisnya, artinya makin produktif dan saya bisa lebih banyak lagi sharing hal-hal baik. Eung… bukan Cuma itu sih. Kerjaan lancar bikin saya bisa membiayai dengan mudah studi master saya yang memang sejak awal diniati tanpa menggunakan beasiswa.
Kesan saya menggunakan laptop ini dapat dibaca di: Notebook Andal untuk Aktivitas Sehari-hari
#2018GantiLaptop
Trus, 2018 ini sih, kalau diizinkan Tuhan, punya keinginan ganti laptop #2018GantiLaptop. Ih… ini sih bukan politik yak. Emang kenapa laptop yang lama? Ya gak apa-apa, masih sehat walafiat kok. Rencananya mau saya lempar ke anak atau suami. Kenapa? Soalnya saya makin ke sini makin sering harus traveling. Kebutuhannya sudah bergeser dari sekadar laptop yang andal, bandel dan berperforma gahar, sekarang perlu tambahan criteria yakni juga laptop yang kudu sesuai dengan mobilitas saya. Pundak emak pegel kalau bawa beban berat-berat. Umur gak boong kan ya. Tahun ini saya sudah empat puluh.
Melirik ASUS VivoBook Flip TP410
Keluarga Asus VivoBook sih saya udah beberapa kali bertemu dan menjajal sekilas. Namun VivoBook Flip sih emang bikin penasaran banget. Kenapa? Kalau buat saya pribadi sih ada beberapa hal yang sangat menarik dari gawai ini.
Pertama dan utama, buat emak-emak berusia matang ((MATANG)) dan sudah sering menjadi sasaran iklan tentang produk kesehatan tulang, soal ukuran dan bobot ini jelas sangat menarik. Makin bertambah usia bukannya bikin saya bertambah santai. Makin ke sini justru makin banyak dan padat tugas hidup, sesuai dengan banyaknya hadiah yang juga sudah dilimpahkan Gusti Allah ke saya. Wajar lah itu, ya.
Makin sibuk, makin sering bepergian, makin terasa butuh saya dengan perangkat yang enteng. Selain karena sudah harus mengukur kemampuan dalam membawanya, juga harus mempertimbangkan beratnya bawaaan kalau harus bepergian dengan pesawat. Iyalah ya…jangan sampai pengeluaran bengkak hanya gara-gara gawai yang terlalu berat. Nah, si ASUS VivoBook Flip TP410 ini beratnya Cuma 1,6 kilogram-an. So, mayan enteng lah ya. Gak bakal sakit punggung bawa-bawa ASUS VivoBook Flip TP410 ini ke mana-mana.
Kedua. Walau enteng, layarnya lumayan luas. Screen 14 inchi cukup dong yaaa buat kerja dengan nyaman dan leluasa. Tanpa perlu melotot memberikan effort luar biasa untuk dapat melihat dengan jelas. Wkwkwk…. Dan walau berukuran 14 inchi, si mungil ini memeiliki keseluruhan ukuran layaknya laptop 13 inchi, jadi lebih imut ya. Jika sesekali mau gegayaan nih, pakai tas yang rada mungil dan tipis, masih bisa lah ya. Maklum, emak kan gak setiap saat harus bawa-bawa ransel ye?
Baca juga : Dare to be you, Tetap Muda di Usia 40 plus Bersama Laptop MIllenial Asus VivoBook S14 S433
Ketiga. Ukuran dan bobot sering dikaitkan dengan performa. Kecil, mungil, enteng sering diartikan sebagai gawai berperforma kurang gahar. Nah, ini penting banget, mengingat fungsi gawai ya memang buat kerja. Kerjaan multask apalagi ngeblog zaman sekarang itu tuntutannya makin banyak. Bikin konten yang asyik itu bukan sekadar cuma bisa nulis. Iya enggak?
Keempat. Namanya juga FLIP ya… asyiknya, gawai ini dapat leluasa kita gunakan dengan 4 pilihan mode. Bisa media stand, powerful laptop, responsive tablet dan juga share viewer. Semua bikin kita makin leluasa menggunakan gawai untuk berbagai keperluan.
Kalau mau coba intip jerohannya sih, ini beberapa informasi yang saya dapat, hasil ngintip di web resminya Asus. Kalau prosesor, ASUS VivoBook Flip TP410 ini ditenagai Intel® Core™ i5 7200U Processor, Intel® Core™ i3 7100U Processor. Tinggal pilih aja sesuai kebutuhan dan isi dompet. Dengan pilihan memori 500GB 5400RPM SATA dan HDD 1TB 5400RPM SATA HDD. Untuk interfacenya, ukuran mungilnya termasuk punya cukup banyak kok. Mulai dari: 1 x Microphone-in/Headphone-out jack, 1 x USB 3.1 Type C port(s), 1 x USB 3.0 port(s), 2 x USB 2.0 port(s), 1 x HDMI, 1 x Fingerprint (On selected models), 1 x SD card reader, 1 x Volume up/down. Lumayan juga.
Ngomong-ngomong, emak-emak seperti saya kadang suka kurang nyambung kalau ngomong spek yang rumit-rumit. Eh, bener enggak sih? Jangan-jangan Cuma saya aja. Saya tuh tahunya, gawai yang saya butuhkan sekarang yang jelas kudu imut, enteng, nyaman dan leluasa buat kerja, performa tetap andal walau diajak multitask. Terakhir tapi sangat penting adalah harga yang masih terjangkau. Emoh saya kalau overpriced, apapun itu.
Nah, kalau ngintip banyak review, tampaknya ASUS VivoBook Flip TP410 ini cukup dapat memenuhi kriteria gawai yang saya butuhkan saat ini. Kalau Anda juga sedang mencari gawai dengan kriteria seperti yang saya sebutkan, Anda bisa banget lo, mencoba yang satu ini.
ASUS Laptopku Blogging Competition by uniekkaswarganti.com
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
wah sama mbak aku juga pke ASUS hehehe
Toss…
Wah, mantap mba ceritanya, keren ih pake laptop ASUS seri EEE bisa sampai bikin buku. Dulu saya punya seri itu malah dikasih ke adik soalnya keyboardnya kekecilan buat saya, hihi
Btw keren mba review ASUS VivoBook-nya, aaahh, pengen punya deh
Haha…karena mampunya cuma beli itu. jadi dinikmatin aja dulu.
Wah keren mbak, dari nulis buku bisa dapet beasiswa master. Aku jg pgn skul lagi sih, tp masih males..hihi..ntar deh klo bisa punya ASUS flip aku mau daftar skul lagi..hehe
Eh…enggaakkkk aku gak pakai beasiswa Mbak. Biaya dewe. Maksudku, buku tsb mendekatkan aku pada impian sekolah. Karena kan selama nulisnya juga berkontak terus dg kampus. jadi energinya kaya narik-narik buat balik. Wkwkwk
Terima kasih Mba Wid sudah berpartisipasi dalam ASUS Laptopku Blogging Competition. Good luck.
Sama-sama, Mbaknik. Alangkah nganunya akuuuu…. karena baru sempat membalas komen ini. Maapkeeeen….Rempong urusan pindahan ama wisuda.