cara membuat konten blog yang baik

Anda Blogger Pemula Tapi Ingin Traffic Oke? Coba Terapkan Tips Membuat Konten yang Baik Ini!

Share

Wah, judulnya ya? Memangnya apakah pemula tidak boleh berharap traffic oke? Sah-sah aja, dong. Apalagi kalau kemudian bikin tambah semangat ngeblog. #SelasaBlog kali ini saya mau coba bahas pertanyaannya salah satu member IIDN.

Bagaimana Sih, Membuat Konten yang Ciamik?

Sebenarnya ini pertanyaannya bagi saya tidak begitu jelas ya Kak, maka saya coba membuat batasan dahulu. Bagaimana konten ciamik, saya terjemahkan sebagai konten yang berkualitas, isinya mencerahkan atau bermanfaat buat pembaca sehingga menarik untuk dibaca dan ujung-ujungnya mendulang banyak pengunjung, meski untuk sampai ke sini ada campur tangan SEO juga ya.

But, forget about SEO. Bukan karena saya enggak mau ngobrolin SEO dan SEO saya pandang njlimet untuk pemula, ya. Bukaaaaan. Sejatinya pemula tetap bisa mempelajari dan menerapkan simple SEO. Tapi mari kita bicarakan satu-per satu saja. Seperti yang sering saya sampaikan di kelas-kelas blog. Kalau semua dijambrengin, nanti teman-teman nubie bisa mblenger. Haha. Apa itu mblenger? Anda googling aja deh, ya.

Oke, kembali ke topik! Saya punya beberapa kriteria tulisan yang baik, ini saya bocorin dari dalam kelas online saya. Haduh… buketu kok kelasnya dibocorin terus? Wis, biarlah! Mumpung saya lagi murah hati. Wkwkwk.

Jadi ada beberapa hal mendasar yang menurut saya harus dimiliki sebuah tulisan untuk bisa menuju tulisan yang baik. Pertama dan utama itu tulisannya harus benar dan jujur. Kedua, jelas dan mudah dipahami sesuai target pembacanya. Lalu tulisan mengalir lancar sehingga nyaman dibaca. Selain itu, judul tulisan juga menarik, sesuai dengan isi, tidak menipu.

Tulisan yang benar artinya menurut saya berasal dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Bila tulisan tersebut berasal dari pengalaman, maka diperlukan kejujuran dalam menceritakannya. Tulisan-tulisan tentang kesehatan dan pola makan di blog saya ini sebagian besar berasal dari pengalaman saya, sebagian lagi berasal dari buku-buku, sisanya sumber web dan wawancara langsung dengan orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya. Contoh: soal makanan untuk merawat pasien kanker, saya melakukan interview dengan Mbak Etty, seorang ahli gizi lulusan IPB.

Coba Anda intip di sini: Pola Makan Untuk Mencegah dan Mengobati Kanker

Lalu untuk menghasilkan tulisan yang jelas dan mudah dipahami, biasanya saya membuat outline, silakan mau pakai metode outlining kaya apa juga senyamannya. Saya berupaya membuat kalimat tak terlalu panjang. Demikian juga dengan panjangnya paragraf, saya batasi paling panjang sekitar 5 kalimat.

Nah, sedangkan untuk menuliskan kalimat yang mengalir dan nyaman dibaca, saya berpura-pura sedang ngobrol saja. Hanya, kalimatnya dituangkan dalam tulisan. Lalu sesudahnya saya baca kembali. Apakah sudah nyaman dibaca? Jika mau lebih yakin, bacalah dengan bersuara. Kita lebih bisa menilai dari suara yang kita dengar. Enak enggak sih, tulisan kita tadi didengar? Tapi ingat, lakukan hal ini terakhir saja, saat self editing. Jangan dikit-dikit dibaca. Nanti tulisan malah enggak kunjung selesai.

Oke? Itu tadi secara teori. Sekarang bagaimana kalau kita coba melihat studi kasus pada beberapa tulisan populer di blog ini, misalnya. Coba kita intip 20 tulisan teratas sepanjang waktu di blog ini.

Sebenarnya traffic saya juga cuma segini-segini aja, kok. Enggak dahsyat banget, mengingat ini jumlah view sepanjang blog ini ada. Artinya sudah 4 tahunan.

cara membuat konten berkualitas

Jika teman-teman ada waktu, silakan sempatkan membaca beberapa diantaranya. Atau mau baca semua tentu boleh banget, supaya bisa memberi gambaran dan bisa turut menganalisis apa yang akan saya coba simpulkan dari tulisan-tulisan di atas.

Bagaimana Tulisan Tersebut bisa Populer?

Tulisan nomor  3 dan 5, kemungkinan adalah rezeki nomplok. Kebetulan-kebetulan yang kadang memang suka terjadi. Tapi bukan berarti tak dapat dianalisis, dan dipelajari lo. Ada tema-tema potensial yang belum banyak bahkan belum ada yang menulis. Bisa jadi ya demikian.

Untuk tulisan nomor 3 memang sudah lama sekali, tulisannya pun jauh berbeda dengan tulisan saya saat ini. Udah enggak asyik dibaca, kaku! Tulisan yang lebih pantas mengisi booklet edukasi milik lembaga pemerintah. Haha. Karena masa itu, memang menulis untuk materi-materi dinas adalah tugas saya. Beneran ngebosenin! Kenapa enggak rewrite, Mbak? Yaudah sih. Ini saksi sejarah keluguan saya dalam ngeblog.

Tapi Bagaimana Cara Tulisan ini Mendapatkan Pembacanya?

Wah, ujung-ujungnya saya harus menyinggung SEO nih! Tulisan ini –sumpah—tidak pernah saya dahului dengan riset keyword. Jadi saya enggak nembak kw tertentu ketika menulisnya. Tapi… SEO itu juga natural kok, ketika kita menulis dengan kerangka yang baik, runtut, apalagi dalam, maka tulisan tersebut secara tidak disengaja sebenarnya sudah memenuhi sekian persen kaidah SEO.

Nah, apalagi kemudian ada faktor keberuntungan di sini, misalnya begini, kata-kata yang saya gunakan ternyata adalah keyword potensial (tanpa saya sadari). Ya sudah, jadilah dia ada di halaman depan.

Tema Tulisan Populer di Blog Ini

Kalau teman-teman cermati 20 tulisan teratas, yang mendominasi adalah tulisan pada katagori lingkungan dan food combining, dua hal yang “gue banget”. Ketika menulis, saya bisa membuat tulisan lebih dalam, dengan mudah dibanding saat saya menulis tema yang lain yang juga ada di blog, karena ini bukan niche blog.

Tema-tema lingkungan, karena sudah saya geluti sejak 1997, udah menjadi semacam a cup of tea. Tulisan sederhana saya bisa tuliskan sambil merem aja. Hoaks kalau yang ini mah. Haha. Nah, ketika menulis sesuatu yang saya banget, menurut pengalaman, rasanya mengalir lancar. Dibaca menjadi enak juga. Baik penulis maupun pembaca jadi sama-sama enak dong.

Well, ini memang bukan niche blog. Tapi saking seringnya saya menulis tentang food combining, dan saya juga sudah menerbitkan buku dengan tema yang sama, maka branding saya sebagai blogger pelaku food combining sudah mulai terbentuk. Banyak pembaca loyal yang memang datang untuk mencari info food combining ke sini.

Jenis Tulisan Populer

Sekarang coba kita ulik dari sisi jenis tulisannya. Kebanyakan adalah berupa panduan, tips atau tulisan berjenis “how to”. Biasanya memang tulisan begini akan menjadi konten yang everlasting. Nah, jika sepanjang masa dia selalu ada yang membaca, otomatis makin lama akumulasinya akan makin banyak.

Tulisan model begini adalah tulisan yang saya sukai. Lepas dari urusan traffic, memberi sesuatu yang dibutuhkan pembaca atau membantu memecahkan masalah yang dialami pembaca, itu asyik banget menurut saya. Inilah yang membuat blog itu menjadi sangat bermakna, yakni ketika tulisan kita memberi manfaat buat orang lain.

Silakan teman-teman cek tulisan nomor 2 ya. Nah, itu udah kaya “kitab” buat para sahabat saya yang tertarik untuk mengetahui food combining. Tulisan itu juga bikin saya merasa “kaya”. Tiap ada teman nanya, “eh, gimana sih nge-FC?” saya tinggal kasih link itu. Haha, norak!

Demikian juga tulisan nomer 1, itu kitab suci tentang makan sehat dan hemat khusus buat anak kos yang lekat dengan stigma kurang enak tentang gizi. Menu Food Combining saat Ramadan juga jadi jujugan buat FC-er pemula yang baru akan mengalami puasa dengan pola ini. Bahkan ada FC-er lama yang kadang masih mampir kemari untuk memastikan bahwa dia sudah menerapkan cara yang benar.

Isi Tulisan Populer itu Seperti Apa?

Mari sejenak sisihkan tulisan nomor 3, dan 5, karena saya menduga, faktor keberuntungan cukup penting dalam mendudukkan mereka di tempat populer. Sekali lagi, hanya menduga. Selain keempat tulisan di atas, sisanya adalah tulisan yang saya upayakan untuk ditulis dengan runtut, sistematis, isinya cukup lengkap dan saya upayakan mengalir. Enak dibaca dan tidak tersendat.

Sebagai catatan, saya tidak mengklaim tulisan tersebut bagus, ya. No. Saya masih harus terus belajar. Yang bisa saya lakukan hanyalah MENGUSAHAKAN. Kriterianya udah saya jambrengin di awal tadi. So, mudah sekali untuk Anda duplikasi jika mau.

Jika sudah diusahakan, mari serahkan pada nasib? Eh… tunggu dulu. Sebenarnya setelah tulisan kita selesai dan sudah kita perjuangkan dengan baik, masih banyak aktivitas pasca posting yang HARUS dilakukan untuk menuntun tulisan kita agar sampai pada pembacanya. Salah satunya (baru salah satu, ya ini) adalah men-share di beberapa media sosial, seperti yang pernah saya tulis di Selasa Blog 2 minggu sebelumnya. Apalagi kalau tulisannya juga diberikan judul yang ciamik pula. Makin besar peluangnya untuk meraup traffic.

Baca Juga:

Cara Meningkatkan Traffic untuk Blogger Pemula

Cara membuat Judul Artikel yang Menarik Agar Tulisan Anda Diserbu Pembaca

Nah, supaya contoh kasusnya enggak hanya 1, kita cek popular post milik Mbak Wiwin Pratiwanggini. Ini adalah post populer beberapa hari terakhir di blognya blogger Jogja ini.

Ternyata kalau dilihat dari judulnya, dan saya baru sempat membaca keseluruhan untuk tulisan nomer 1 saja, model tulisannya enggak beda jauh dengan popular post di blog saya. Beda di tema saja. Topiknya pun merupakan topik sehari-hari bagi Mbak Wiwin, misalnya yang tentang biaya studi, itu karena putra mbarep beliau sedang bersekolah di sana.

Jadi bagaimana cara membuat konten yang ciamik, yang berkualitas dan (ujung-ujungnya), mendatangkan traffic? Mari coba kita simpulkan berdasarkan studi kasus di atas ya. Namun ingat, ini berdasarkan contoh kasus yang terbatas. Anda sangat boleh untuk tidak langsung percaya. Baca – analisis, baru terapkan model yang menurut Anda pas untuk blog Anda. Jangan lupa evaluasi.

  1. Buat tulisan yang mudah bagi Anda, tema yang dikuasai atau disenangi.
  2. Buat tulisan yang menjawab pertanyaan atau memberi solusi permasalahan pembaca.
  3. Belajar menulis secara runtut, mudah dimengerti dan cukup informatif.

Sudah, 3 saja kesimpulannya. Jangan banyak-banyak, ntar Anda merasa saya jahati dengan memberi banyak PR. Haha. Silakan dicoba dulu, ya.

Keep sharing-Keep Blogging

Keterangan: Gambar dari pixabay

Share

9 thoughts on “Anda Blogger Pemula Tapi Ingin Traffic Oke? Coba Terapkan Tips Membuat Konten yang Baik Ini!

  1. Mba Wid, makasih blogku dijadikan studi kasus hehehe.. btw 5 post yang dijadikan sampel ini kebetulan semuanya murni pengalaman sendiri. Saya terbiasa menuliskan pengalaman Saya terutama jika sebelumnya Saya kesulitan mencari informasi akan sesuatu yang Saya butuhkan. Ternyata sebenarnya orang lain pun butuh informasi sebagaimana yang Saya butuhkan. Nah dengan menuliskan pengalaman Saya sendiri, alhasil bisa menjadi solusi juga bagi orang lain. Jika di blogpost ada yang kurang jelas, biasanya pembaca menghubungi Saya lewat WA yang nomornya Saya taruh di Author Box.

  2. Saya masih harus belajar lagi nih, untuk menulis paragraf. Agar tidak terlalu panjang. Dan mengemas tulisan agar tidak bertele-tele

  3. Wah, saya sudah lama ngeblog. Dari tahun 2006. Tapi masalahnya cuma satu, pake blog gratisan dan selalu diblokir atau kena retas. Baru 2 tahun pakai domain berbayar. Sayangnya, trafic gak seaduhai yang gratisan. Thanks sudah berbagi, mbak. Salam kenal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!