Apa Kabar?
Tidak ada yang kebetulan, dan tidak mungkin juga tiba-tiba tanpa sebab saya terdorong mengontaknya. Dia teman baru, belum lama kenal. Kami baru terhubung di media sosial untuk keperluan pekerjaan. Tapi, saat itu saya tiba-tiba ingin bertanya, “ Apa kabarmu? ” saya bahkan setengah mendesak, meminta jawaban jujur. Bagaimana kondisimu di tengah situasi sulit begini.
“Sebenarnya, semalam beras kami yang terakhir …..“
Dada sesak. Rasa tertampar membaca jawabannya. Saya benar-benar merasa bersalah. Bagaimana mungkin, seorang teman berada dalam kondisi amat sulit dan saya baru tahu. Saya teringat kawan saya yang lain di kota sebelah, Jember, Mas Riyadi namanya. Mas Riyadi ini adalah founder Berbagi Happy, sebuah lembaga non pemerintah yang ada di Jember, yang termasuk bergerak cepat melakukan aksi untuk penanggulangan dampak Covid-19. Beliau satu kota dengan kawan saya, sebut saja Mbak Dewi (bukan nama sebenarnya). Langsung saja saya kontak beliau, melaporkan kondisi Mbak Dewi dan mohon bantuan.
Respon Mas Riyadi amat cepat. Dalam waktu beberapa menit saja, beliau bersama-sama tim Berbagi Happy sudah sampai di rumah Mbak Dewi. Sepaket sembako untuk Mbak Dewi sudah mereka berikan. Bahkan bukan hanya buat Mbak Dewi, buat para kerabat beliau yang juga sama kondisinya, diberikan paket sembako pula.
Ah, dada saya seketika sesak oleh rasa haru dan bahagia. Mata saya panas. Basah. Maturnuwun teman. Lemah-lemah teles. Gusti Allah ingkang mbales.
Daftar Isi
Berbagi Happy, Berbagi Harapan dan Kegembiraan
Biar saya ceritakan kepada Anda tentang Berbagi Happy. Saya mengenal foundernya walau hanya via daring dan belum berjodoh untuk ketemu (slisipan saat kami janjian meet up beberapa tahun lalu). Berbagi Happy, seperti namanya, concern pada upaya membangun sumber daya manusia terutama di pedesaan di Jember, melalui berbagai kegiatan kreatif.
Di hari-hari biasa, teman-teman di Berbagi Happy menyelenggarakan aneka aktivitas bergizi. Ada sekolah untuk anak-anak di pedesaan. Sekolahnya tentu berbeda dengan sekolah biasanya ya. Kagiatan di luar jam sekolah umumnya, dilakukan dalam bentuk berbagai aktivitas seru dan menyenangkan.
Seingat saya, Berbagi Happy juga punya Sekolah Warung, diperuntukkan bagi lulusan sekolah atau yang drop out. Di sana mereka belajar bagaimana cara mendirikan dan mengelola berbagai usaha sederhana.
Saya menandai, bahwa teman-teman Berbagi Happy ini adalah komunitas yang responnya termasuk amat cepat mengatasi pandemi. Bukan pada penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), tapi sesuai kebutuhan masyarakat di Jember, yakni lebih ke upaya mengatasi dampak ekonomi Covid-19 terhadap masyarakat yang menjadi kehilangan sumber penghasilan. Anda bisa kepoin kiprah mereka dalam penanggulangan dampak ekonomi Covid-19 di laman yang mereka buat ” Jember Tanggap Covid “
Pungky
Dia saya kenal sejak beberpa tahun lalu. Pertama bertemu secara fisik di Nusa Dua Bali, berkat kebaikan sebuah Brand yang mengundang kami ke sana. Dia ibu muda, anaknya satu, Jiwo namanya. Pungky ini pecicilan banget, seneng ngedrum dan ngedance, sepintas seperti generasi yang hobinya hanya senang-senang saja. Tapi jangan salah. Jangan menilai dari tampilan luarnya.
Di kalangan teman-teman saya, Pungky terlihat sangat awal dan gercep merespon bencana. Sebagai seorang influencer dia merelakan media socialnya untuk program endorse yang ditukar sembako. Sembako itulah yang dibagi-bagikannya kepada masyarakat terdampak.
Energy Pungky menular ke sekitarnya. Kebaikan itu dipancarkan dan menggerakkan orang lain. Belakangan malah banyak yang berdonasi melalui Pungky, meski awalnya dia tak bermaksud membuka program donasi.
Kebaikan Cepat Menular, Karena Sejatinya Kita Adalah Makhluk yang Diciptakan untuk Menjadi Baik
Saya sangat percaya itu. Seminggu dua minggu paska pemberlakuan imbauan stay at home, saya mulai berpikir, “ Apakah saya akan diam saja?” Hal-hal yang dilakukan teman-teman saya di atas, jujur, menjadi dorongan yang amat kuat.
Di sana-sini sudah nyata terdengar bahwa banyak kawan-kawan saya, saudara-saudara saya mengeluhkan kesulitan. Permasalahan di bawah sudah amat massif. Jumlah orang miskin meningkat dengan tajam. Orang-orang yang tadinya hidup tentram sejahtera, tiba-tiba saja harus menelan pil pahit, dirumahkan atau mungkin yang masih beruntung bisa bekerja akan mengalami pemotongan gaji serta penundaan pembayaran ini-itu.
Rasanya saya menjadi orang terjahat di dunia, jika hanya diam, tidak melakukan apapun. Katakanlah, keadaan kini sudah makin gelap. Pekat. Saya hanya sebatang lilin memang, sendirian tak bakal mampu mengusir kegelapan. Tapi bagaimana kalau lilin yang hanya sebatang ini memilih untuk menyala dan menyundut lilin-lilin lainnya. Lalu menciptakan ribuan nyala kecil yang sama ? Ah… mungkin pekat akan dapat terusir juga.
Bantu Promote
Saya membuat sebuah inisiatif, namanya #BantuPromote. Saya mempost bisnis teman-teman tanpa mengambil imbalan. Saya berpikir, toh saya hanya sekadar memanfaatkan akun-akun media sosial saya saja. Harapannya, mereka terbantu bertemu pelanggan baru yang memberi energi pada omzet penjualan.
Ya, di masa pandemi ini, banyak teman-teman saya yang menjalankan bisnis online, mengaku melorot omzetnya. Bahkan tak ada penjualan sama sekali. Meski memang tak seluruhnya mengalami.
Sebagian teman yang mengalami pemutusan hubungan kerja di berbagai bidang, kini memilih move on dan mulai melirik bisnis online. Tentu, mereka harus didukung.
Teman-teman yang ingin saya bantu promote, bisa DM saya di instagram, ya @widyanti_yuliandari. Untuk teman-teman yang belum saya kenal secara pribadi, tentu ada Syarat & Ketentuan nya, bukan bermaksud apa-apa, sekadar memastikan keamanan transaksi bagi follower saya. Silakan cek di sini, ya: Bantu Promote
Project : Belajar Bareng Sambil Beramal
Bantu Promote sudah berjalan sekitar 2 mingguan, ketika saya kembali resah memikirkan, sepertinya ini tidak terlalu membantu. Saya pun harus ekstra hati-hati memilih siapa yang layak saya #BantuPromote, demi keamanan transaksi yang mungkin dilakukan oleh follower saya paska melihat info tersebut.
Keresahan juga bersumber dari rajinnya saya mengikuti wall Berbagi Happy yang sengaja membuat gerakan Jember Tanggap Covid. Setiap hari saya melihat, dana itu terus terpakai. Bahkan saya mengira, suatu saat, jika kondisi penuh ketakpastian ini terus saja berjalan, donatur juga akan “ kurang darah ”.
Jumlah yang butuh bantuan di bawah itu aaaamat banyak! Sementara kemampuan membantu itu, sangat terbatas. Bantuan sistemis sebenarnya harus segera dilakukan. Tapi, apa iya kita harus menunggu? Manusia-manusia lapar, jumlahnya juga bukan makin berkurang.
Secara finansial, saya bukan dalam kondisi lapang. Kejadian-demi kejadian belakangan ini, membuat kami harus cukup hati-hati menggunakan uang. Alhamdulillah kami tidak pernah sampai merasa miskin. Setidaknya, kami tak pernah kekurangan, meski juga tak berkelonggaran. Apalagi selepas ini, keluarga kami memiliki sebuah rencana besar yang juga butuh pendanaan. Saya tak punya cash, selain yang digunakan untuk hidup sehari-hari yang sudah sederhana ini. Tapi, apa iya saya harus diam?
Akhirnya saya terpikir menawarkan training. Kebetulan saya punya grup di telegram yang saya asuh untuk wadah teman-teman penulis pemula. Posisi saya sebagai ketua komunitas pun memungkinkan orang mengenal saya sebagai penulis dan mentor menulis.
Ketika ditawarkan ke grup, ternyata sambutannya baik. Maka hanya dalam beberapa menit, saya mempersiapkan flyer untuk promosi kelas online menulis. Ini dia!
Satu kelas, yakni Kelas Review, sold out seluruh seatnya di hari pertama. Satu kelas lagi SOLD di hari kedua. Dan pada hari ketiga seluruh seatnya ketiga kelas saya sudah SOLD OUT.
Saya sengaja menghandle semuanya sendiri, mulai dari desain flyer, menerima pendaftaran, sampai melayout modul. Kebetulan, sebagian besar materi sudah ada. Karena, memang saya terbiasa mengisi kelas.
Yang mengharukan adalah, melihat apa yang saya lakukan, teman-teman saya banyak yang membantu share info tersebut. Mungkin itu juga yang bikin kelas saya cepat sekali penuh.
Kelas pertama kami akan mulai belajar minggu depan. Tetapi, sebagian pendapatan kelas sudah saya gunakan untuk bantuan masyarakat terdampak covid-19 di Bondowoso dan Jember. Bantuan di Jember, saya percayakan kepada Mas Riyadi CS di Berbagi Happy.
Bantuan sengaja belum saya distribusikan seluruhnya, karena mengakomodir seruan dari beberapa ahli untuk cermat mengelola dana. Dikhawatirkan pandemi ini masih akan berlangsung panjang. Who knows?
Tebarkan Kebaikan di Tengah Pandemi
Covid-19 beserta segala dampaknya, mungkin memang telah mengambil banyak hal dari kita. Kematian, kehilangan pekerjaan, kerugian materi, dan banyak lainnya. Tetapi mari kita catat, bahwa pandemi ini telah juga menumbuhkan kebaikan di hati kita makin subur.
Berbagai aktivitas penggalangan dana dilakukan.Upaya-upaya untuk membantu semua kalangan terdampak covid juga banyak dilakukan. Bantuan berupa APD, suplemen nutrisi dan makanan diberikan kepada para medis. Masyarakat bergotong-royong memberikan sembako kepada kalangan terdampak. Para musisi mengadakan konser amal secara online. Banyak sekali insiatif dari semua masyarakat yang tumbuh seiring pandemi ini.
Saya pribadi merasakan suatu hal yang luar biasa, seperti disadarkan tentang satu hal: Dunia ini dipenuhi banyak orang-orang baik. Orang baik yang menebarkan kebaikan di mana saja. Itu saja, bagi saya sudah luar biasa menghangatkan hati.
Berbagi Kebaikan Bersama Dompet Dhuafa
Siapa tak kenal Dompet Dhuafa? Lembaga Amil Nasional ini concern di dalam kegiatan pengumpulan dana zakat, infak dan sedekah beserta pendayagunaannya untuk mengangkat harkat kemanusiaan. Lembaga ini berkegiatan berdasarkan 5 pilar yakni: Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial dan Dakwah, serta Budaya.
Teman-teman, gerakan dari Dompet Dhuafa ini, menurut saya cukup menyeluruh, ya. Berbagai lini tak lupa untuk disentuh dalam rangka penanggulangan Covid-19. Kita juga sangat bisa berpartisipasi di dalamnya, lo.
Saya tadi mengecek, ternyata cara berdonasi melalui Dompet Dhuafa sangat mudah. Teman-teman bisa langsung klik: Donasi Lawan Corona
Tidak perlu ragu berbagi hanya karena nominal yang bisa kita berikan kita anggap kecil, ya teman-teman. Saya rasa, berapa pun jika dilakukan secara kompak oleh banyak orang, akan bisa banyak membantu kita bangkit dari pandemi ini.
Bahkan kebaikan berbagi, tak hanya dapat menyelamatkan saudara-saudara kita dalam kondisi sulit begini. Lebih jauh lagi, kebaikan akan kembali pada diri si pemberi. Segala kebaikan berbagi, sejatinya akan kembali dan menjadi milik kita yang mau berbagi.
Sebagai penutup, kita bisa merenungkan kata – kata bijak dari Imam Al Hasan Al Bashri (642 – 728 M), seorang ulama dan cendekiawan yang hidup di masa awal Bani Ummayah.
Lakukan Kebaikan Sekecil Apapun
Karena Kau Tidak Pernah Tahu
Kebaikan Apa Yang Akan
Membawamu Ke Surga
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Sangat menginspirasi mbak. Tulisannya punya daya magis, semangat mbak Wid tiba-tiba menular ke saya sebagai pembaca. Mudah-mudahan lebih banyak lagi lilin yang menyala dan lebih banyak lagi orang yang terbantu.
Masyaa Allah. Sebenernya saya juga hanya ingin curhat. Dan mewek sih menulis ini. Sekaligus makin bersemangat.
Tulisannya sangat mencerahkan. Semoga akan semakin banyak masyarakat yang peduli pada sesama. Nggak cuma saat pandemi terjadi tapi seterusnya.
Betul Mbak. Semoga kebaikan akan berlanjut ya
Mbak Wid aku mewek bacanya.
Menjadi lilin yang menyalakan lilin-lilin yang lainnya. Super sekali.
Semoga semakin banyak lilin yang menyala dan semakin terang dunia. Semoga bukan hanya saat pandemi ini saja, seterusnya semoga semakin banyak orang baik yang menyalakan kebaikan orang-orang di sekitarnya. Aamiin.
Iya… kan sama. Aku mewek punnn nulisnya.
semangar Mbak Wid…. kereeeennn sekaliiii. salut.
Masyaa Allah. Selalu semangat insyaa allah
masya Allah. Barakallah mb, semoga Allah memberi keluasan kebaikan. Aamiin
Masyaa ALlah
Aamiin….dirimu juga telah mendukung dengan mengikuti trainingku Mbak. Tks yahh
Masya Allah programnya keren banget, Mbak. Aku pun setuju bahwa kebaikan akan menular. Semangatttttttt, smg kita senantiasa menjadi orang yang hobi menebar kebaikan ya, Mbak. Amin.
Aamiin yaa Rabb. Trimakasih ya Joe.
Masya Allah, aku jadi terharu bacanya. Semoga semakin banyak yang tergerak memberikan bantuan juga ya mba.. semangat..!!
aamiin
insyaallah selalu semangat, Mbak.
Terimakasih yaaaa
Memang kebaikan akan menyalakan lilin lain yang mati. Gerakan kecil dan langkah kecil akan membantu kita keluar dari masalah yang besar secara bersama-sama dengan mudah
Terimakasih udah mampir ya Mpo. Semoga sehat dan tetap semangat
semoga pandemi ini cepat berakhir agar semua kembali normal dan sehat kembali :’)
Inspiratif mbak, aku terharu bacanya..alhamdulilah ya..ternyata banyak orang baik di dunia ini
Masya Allah .. sehat selalu Mbak Wid .. semoga Allah senantiasa limpahkan dengan berkah dunia-akhirat.
Selamat sudah jadi salah satu pemenang lomba.