Inilah janji saya beberapa waktu lalu. Saya penuhi sekarang ya. Bertubi-tubi dalam tahun ini saya memenangi lomba blog, banyak diantaranya yang diselenggarakan oleh ASUS Indonesia. Alhamdulillah. Wajar lah ya, kalau saya senang. Rasanya perjuangan menulis, terbayar sudah!
Sekarang waktunya berbagi, setidaknya menuntaskan rasa penasaran beberapa teman yang suka curcol. “Kok aku enggak menang-menang”. Coba deh baca dan praktikkan. Tulisan ini memang akan panjang. Karena tidak ada sesuatu yang instan. Semua butuh proses. Dan bagi saya, memenangkan lomba juga harus dimulai dengan mindset yang benar sejak di awal.
Ini beberapa tulisan saya yang memenangi lomba blog ASUS:
Dare To Be You With VivoBook S14
Daftar Isi
Diawali dengan: Bagaimana Saya Memandang Produk ASUS
Pertama banget, saya adalah pengguna ASUS jauh sebelum ASUS mengundang saya menjadi bagian BLUS. Kedua, setelah bertahun-tahun menjadi BLUS, saya merasa cukup mengenal ASUS. Di mata saya ASUS adalah brand yang terkait erat dengan kemajuan teknologi.
Di balik sebuah gawai yang baru dilaunching, ada riset enggak main-main. Ada trial and error. Ada pengujian ini dan itu, ada kreator-kreator super cerdas yang tak henti menerjemahkan keinginan dan kebutuhan user.
Dengan tagline “in search of incredible” saya mencoba memaknai kerja jenius di tim ASUS, dan membawanya ke dalam blogpost saya. Semangat dalam tagline tersebut juga turut memberi jiwa dalam tulisan-tulisan saya tentang ASUS.
So? Saya menuliskan review untuk ASUS memang sering kali berbeda dengan ketika menulis untuk produk lain. Ada semacam kebutuhan untuk “mengkonkretkan” spesifikasi atau apapun bawaan si produk ke dalam bahasa yang lebih detail dan bisa dipahami dengan jelas. Sehingga juga bisa “terbayang” kecanggihan produk ini di benak pembaca saya.
Apakah ini mudah? Sama sekali tidak. Sebagai orang yang berlatar belakang lifestyle blogger, terkadang butuh berminggu-minggu bagi saya untuk memahami apa maksud yang dituliskan di berbagai press release dan juga tabel spesifikasi. Bahkan Lomba terakhir yakni tentang ROG Phone 3, itu proses memahami speknya saja, dari awal lomba diumumkan hingga menjelang deadline.
Jadi berhenti mengira bahwa saya sosok jenius ya. Wkwkwk. Sekali waktu bahkan saya merasa lemot. Tapi untuk menyerah? Oh… tunggu dulu.
Ini tulisan ROG Phone 3 yang menghadiahkan sebuah ROG Phone 2 ke tangan saya: Gamer Perempuan Ultimate Winner dengan ASUS ROG Phone 3
Saya juga selalu mengingat, bahwa 60 persenan pembaca saya adalah perempuan. You know, walau saya kesel dengernya, kenyataannya banyak perempuan yang bangga bilang, “saya gaptek”. Nah, menjadi semacam kebutuhan untuk bisa mengkomunikasikan produk ASUS yang speknya menurut saya luar biasa, menjadi bisa dipahami dengan benar. Karena saya tidak bisa memaksa pembaca saya yang perempuan itu untuk, stop dong bilang gue gaptek! Gak boleh. Walau saya amat ingin.
Contohnya begini, ketika saya mau mengkomunikasikan bahwa, “laptop ini gahar”. Bentar… bentar… gahar yang bagaimana? Gahar saat ini bisa beda jauh dengan gahar 5 tahun lalu. Gahar yang ini apa bedanya dengan gaharnya brand sebelah? Maka kemudian perlu menjelaskan spesifikasi dengan jelas.
Bahkan ketika menulis ROG PHONE 3, terasa banget betapa beratnya membuat otak saya memahami dulu, apa sih maksudnya istilah-istilah yang umum di dunia techno yang banyak digunakan dalam menjelaskan produk ROG Phone 3. Betapa banyaknya istilah di sana, yang bakalan bikin berkerut kening. Tetapi mau enggak mau harus disebut. Karena kalau enggak, maka “gahar” nya si gawai ini tidak akan terpampang NYATA.
Rasa Terima Kasih Telah Diundang untuk Menjadi Bagian dari BLUS
Nah… kan… iya kan…
Apakah sampai di sini ada yang berpandangan bahwa menjadi bagian dari BLUS, yakni ASUS Blogger Community menjadi sebab seseorang bisa memenangkan lomba? Sebentar… Mari ambil nafas, duduk yang enak, sukur kalau ada wedang di hadapan Anda.
Saya menulis review produk-produk ASUS sudah sejak sekitar 2014, lalu diundang pertama kali menghadiri ZENVOLUTION event launching ASUS yang sungguh megah itu pada 2016. Dari hati yang paling dalam, saya harus berterima kasih kepada ASUS. Sebagai brand besar, berkenan mengundang saya bergabung dalam blogger community-nya yang memang tak semua blogger bisa masuk. Tapi apakah lantas menjadi bagian BLUS saja otomatis bisa memenangkan lomba?
Tentu Tydac, permirsaaaa. Saya masuk BLUS sejak 2016 dan baru memenangkan lomba di tahun 2020 ini. Seingat saya, dulu pernah menang, sebelum masuk BLUS. Tapi hadiah hiburan aja, dapat hadiah Power Bank. Haha.
Tapi memang sih, kalau dipandang dari sisi yang berbeda, menjadi BLUS adalah keuntungan buat saya. Apakah karena BLUS punya “hak istimewa” meminjam unit review sehingga bisa menghasilkan tulisan lebih stunning ketika berlomba?
NO, jawabnya BIG NO. Karena saya memenangi lomba-lomba ASUS tahun ini dengan TANPA memegang dan mencoba unit review. Sepanjang menjadi BLUS saya baru 2 kali menggunakan kesempatan memegang unit review. Dan itu TIDAK saya gunakan untuk ngelomba. Bukan apa-apa, saya takut terlalu jatuh cinta dan berat hati saat mengembalikannya. Wkwkwkwk. Sumpah!
Pernah sekali saya ngelomba berbekal unit. Itu gara-gara saya udah menang lomba sebelumnya dan hadiahnya adalah laptop type yang dilombakan. Tapi saya bukan pemenang 1-2 kayaknya. Justru pemenang di atas saya adalah blogger yang tidak meniliki unit untuk direview langsung.
Keuntungan lain bergabung dengan BLUS adalah, saya melihat dari dekat bagaimana blogger-blogger keren di BLUS itu bekerja. Bagi saya yang blogger ndeso, ini bagus banget pengaruhnya. Pasca bergaul dengan teman-teman BLUS, saya berpikir untuk selalu menaikkan standard kualitas blog dan medsos saya.
Tapi apakah itu sebuah keistimewaan? Enggak kan? Blogger-blogger keren bertebaran di mana-mana. Kalian dapat menemuinya di setiap acara kopdar dan di grup-grup blogger mana pun.
Namun demikian, bagi saya pribadi, menjadi bagian BLUS itu adalah kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri. Bohong kalau bilang enggak bangga. ASUS itu brand besar kan? Maka rasa terima kasih itu saya wujudkan salah satunya dalam bentuk selalu mengikuti lomba blog yang diadakan oleh ASUS dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya lomba, berbagai event yang ASUS selenggarakan, selalu saya upayakan untuk ikuti.
Jadi, mengikuti lomba-lomba ASUS, baik yang bersifat umum atau internal BLUS, itu menjadi semacam cara mengungkapkan rasa terima kasih. Ya artinya diikuti sebaik mungkin. Dan ketika misalnya enggak menang pun, ya nothing to loose. Wong saya lagi menunjukkan maturnuwun ke sahabat saya kok.
Kreativitas dan Strategi Saat Brainstorming
Oke, sekarang kita membahas hal agak teknis. Banyak teman mengeluh ketika akan berlomba, “duh, belum nemu ide”. Saat itulah saya pengin mengomel. “Ide itu dicari, Bambang, bukan ditunggu datangnya”. 😀
Awal sekali setelah pengumuman lomba dirilis, saya biasanya akan langsung melakukan brainstorming. Ini untuk menuju ke penentuan point of view dan dasar dari bentuk tulisan saya nantinya. Enggak akan ada istilah macet ide, kalau kita melakukan tahapan ini.
Tulisan ini juga bisa memperkaya informasi tentang Lomba Blog: Mengapa Saya Tidak Memenangi Lomba Blog?
Bagaimana saya melakukan brainstorming? Wah, saya udah nulis agak panjang nih. Boleh ya, saya sambung di kesempatan mendatang? Silakan sampai di sini yang ingin berdiskusi, curcol, atau lainnya. Feel free!
Bersambung
Salam Hangat
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Hidup BLUS! ❤️
Keren selalu dengan karya dan ilmu-ilmunya Mbak Wid 👍
Hiduppp!
Eh, apasih?
Wkwkwk
Makasih Kak Kate.
Makin pinter karena sering discuss dg Kak Kate.
Mommy keren nih, inspiring banget… Sukses dan semangat selalu Kak…
Terima kash Bang Dwi. Tidak bisa menempuh track sukses seperti Bang Dwi sih. Wkwkwk. Jadi kudu kreatif meng-create my own track. Hahaha. Kapan kopdar nih?
Mb Wid, lagi asyik asyik baca di part yg kepoable eh bersambung hehe, ditunggu part selanjutnya
Tenaaaang. Sudah selesai didraft kok. Sebentar lagi yaaaaaa
Wah bersambung ni BuKetu? apakah akan menjadi episode panjang? baiklah lanjoooot baca sambungannya ini dulu ah