tips-agar-anak-suka-makan-sayur

Cara Agar Anak Suka Makan Sayur Manfaatkan Aplikasi Yummy App

Share

Anak tidak suka makan sayur, pasti orang tuanya tidak membiasakan makan sayur!


Wah, siapa bilang? Yuk ketahui dulu faktor apa saja yang bikin anak kita enggan makan sayur walau orang tua sudah membiasakan serta memberi contoh. Jadi, kita bisa paham persoalannya dan memahami bagaimana cara agar anak suka makan sayur.

Mengapa Anak Tak Suka Makan Sayur?


Ternyata berdasarkan penelitian, anak-anak tidak suka makan sayur karena memang tidak menyukai rasanya. Anak asing terhadap rasa pahit yang terkandung dalam sayuran. Mereka lebih akrab dengan rasa manis, karena secara alami demikianlah rasa ASI. Kalsium dan beberapa senyawa bermanfaat lain di dalam sayuran seperti fenol, favenoids, isoflavon, terpene, dan glucosmolates adalah sumber rasa pahit tersebut.


Bagi anak-anak, proses makan adalah belajar. Mereka merekam pengalaman tersebut. Banyak orang tua yang kadang tidak sadar bahwa telah menanamkan pengalaman makan yang tidak menyenangkan pada anak-anak. Misalnya, memaksakan mereka untuk mau makan sayur padahal mereka sudah memberi tanda tidak suka. Maklum juga ya, saking penginnya orang tua menanamkan kebiasaan makan baik dan makan sehat pada anak-anak mereka. Nah, justru makin kencang lah penolakan anak. Jadi bagaimana kita bisa membuat mereka suka makan sayur tanpa memaksanya?


Sebab lain, yang bisa membuat anak tidak bisa/kesulitan makan sayur adalah mungkin ada gangguan oromotor atau lainya. Ini juga patut menjadi kesadaran orang tua. Saya pernah mengalaminya ketika si anak laki di masa balitanya hampir tidak bisa menelan makanan jika dalam satu piring, ada dua atau lebih jenis yang teksturnya berbeda secara signifikan.


Misalnya begini, Kak Asa saat itu kalau makan nasi ya nasi saja bersama kuah sayur. Kalau makan sayur bisanya ya sayur saja, tidak dicampur dengan lauk dan nasinya. Untunglah gangguan semacam ini segera saya sadari. Kebayang kan kalau saya keburu senewen mikirin anak saya yang tidak doyan makan sayur? Padahal dia sebenarnya bukan tidak suka, melainkan memang tidak bisa atau berkesulitan.

Edukasi Makan Sayur Sejak Dini Hingga Remaja

Saat anak-anak masih kecil, saya merasa tidak terlalu susah membuat agar mereka makan sayur. Cukup berikan saja dalam potongan kecil-kecil dan sedikit demi sedikit saja dulu. Saya tinggal menandai sayur apa yang mereka sukai dan memberikan lebih sering. Lalu untuk jenis-jenis sayur yang mereka tidak suka, tidak dipaksakan, namun lain waktu dicoba untuk kembali ditawarkan. Sering kali cara ini berhasil untuk bikin mereka suka sayuran yang tadinya mereka tolak. Lebih-lebih pada Dik Raniah, yang memang terhitung memiliki napsu makan baik sejak bayi dan sama sekali tak ada kesulitan oromotor dan lainnya.

Untuk asa yang punya kesulitan oromotor, tinggal pahami saja kebutuhannya. Sambil tentu ada upaya agar kesulitannya dapat diatasi. Secara umum, Asa tetap mau makan sayur dengan strategi, misalnya dihidangkan sebagai “pura-pura” nasi dapat berkat/kondangan. Nah suasana selebrasi dalam makan, bikin Asa kecil menyantap lahap semua makanannya. Termasuk sayuran, juga disukainya.

Hingga menginjak usia remaja, kedua anak saya terhitung suka makan sayur. Hanya saja, ada kalanya mereka menolak. Mereka kadang memilih makanan serba gurih, bahkan sering mencoba memasak sendiri sesuai selera mereka. Saya tidak mengkritik, saya beri keleluasaan. Lain waktu baru saya sampaikan lagi ke mereka, betapa penting sayuran bagi tubuh mereka. Bukan hanya saat ini, namun “tabungan” hingga mereka tua nanti.


Bukan tanpa alasan lo, saya tetap rajin mengingatkan. Walau anak-anak tumbuh di lingkungan berlimpah sayur dan buah, dan kedua substansi tersebut menjadi bahan yang mereka temui sehari-hari, saya memandang penting mereka sadar, ada hal penting apa di balik konsumsi sayuran.

Darurat Sayur di Kalangan Anak dan Remaja

anak-indonesia-kurang-makan-sayur


Coba teman-teman cek angka-angka ini. Inilah yang bikin saya merasa harus terus aware tentang edukasi maupun pembiasaan makan sayur bagi anak-anak saya. Ya, bukan anak-anak saja yang kurang makan sayur, remaja juga.
Sebenarnya, banyak data yang berbicara bahwa secara umum memang penduduk Indonesia itu kurang makan sayur. Namun mencermati angkanya di kalangan anak dan remaja, bikin saya makin prihatin. Mereka itu penerus kita, apa jadinya jika bangsa ini dibangun dengan fisik yang kurang tangguh? Bukankan kita semua sudah sepakat akan pentingnya sayur dalam diet sehari-hari?

Memahami Selera, Upaya untuk Terus Bikin Anak-anak Remaja Kami Cinta Sayur

Kak Asa sudah amat teratasi kesulitan oromotornya. Walau, ya… jejaknya masih tersisa sedikit. Cukup melegakan bahwa saat ini dia bisa melahap aneka jenis sayuran. Bahkan raw veggies yang bagi anak-anak terkadang bagaikan musuh bebuyutan, bagi anak bujang kami justru amat bisa ditelan.


Lain Asa lain Raniah. Nak wedok ini persis ayahnya, penikmat makanan gurih dengan bumbu dan rempah yang kaya. Pemahaman akan selera ini tentu bikin saya lebih mudah untuk terus memupuk kecintaan mereka pada sayur.


Untuk Kak Asa, punya stock sayur yang bisa dimakan mentah, seperti timun, adalah wajib banget. Dia sekali makan bisa seporsi sendiri. Mengolah sayuran dalam bentuk omelet juga hal yang disukai Kak Asa. Sesekali dia makan junkfood makanan cepat saji semacam kebab, nah. Kalau diolah sendiri, kami bisa mengatur agar porsi sayurannya lebih banyak. Menambahkan sayuran iris halus dalam olehan mie, nasi goring dan semacamnya juga digemari Kak Asa maupun Raniah.

Anak Makin Besar, Perlu Tahu Alasan Makan Sayur


Ada kalanya kita bersiasat “menyembunyikan” sayuran dalam timbunan bahan makanan lain. Misalnya sedikit saja parutan wortel dalam adonan omelet. Ini mungkin berhasil, tapi bukan ini tujuan utama dan jangka panjang kita kan? Saya merasa bahwa goal saya adalah membentuk kesadaran makan sayur, alih-alih kucing-kucingan atau menyembunyikan sayur agar anak tak sadar sedang memakannya.


Makin besar anak, makin bisa kita jelaskan pengetahuan di balik alasan mengapa kita butuh sayuran. Saya kadang menyelipkan 1-2 kalimat fakta di balik sayuran. Jangan banyak-banyak, nanti anak merasa sedang dapat ceramah. Haha…

Kesabaran, Konsistensi dan Teladan

Karena kita sedang membangun kecintaan, bukan sedang mendoktrin, menakut-nakuti atau memaksakan. Saya dan suami punya kebiasaan makan sayur dan inilah yang menurut kami perta kali harus disadari. Omong kosong orang tua yang ingin anaknya suka sayur namun mereka sendiri setengah hati menelan sayuran.


Ini kami tunjukkan dengan konsisten. Sebenarnya bukan karena sengaja, khusus untuk dilihat anak-anak. Namun lebih karena bagi kami sayur sudah menjadi teman sehari-hari. Makan di resto pun kami berupaya memilih menu yang masih mengandung sayuran. Anak-anak melihat dan tahu itu. Bahwa walau dihadapkan pada pilihan menu yang sangat menggugah non sayur, orang tuanya masih dengan senang hati memilih sayuran.


Kesabaran dan konsistensi sangat penting. Misalnya bagaimana saya harus terus mencari wawasan tentang cara memasak sayuran yang enak dan disukai lidah anak-anak.Saya amat sadar, kecintaan itu harus terus dipupuk.

Aplikasi Resep Yummy App untuk Mencari Insiprasi Resep Sayuran yang Disukai Anak

Terkadang merasa mati gaya dalam mengolah sayuran. Dimasak apa lagi ya, yang kira-kira anak-anak bakal suka? Wajar ya, karena kita berkutat dengan bahan yang sama. Syukurlah saya belakangan ini bisa menyontek resep-resep dari Yummy App. Sebuah aplikasi resep masakan andal yang sudah ada sejak 2016.


Untuk Kak Asa yang doyan bayam, saya menemukan beberapa resep untuk dicoba nih. Untuk Mbak Raniah yang penyuka terung, saya juga udah carikan beberapa inspirasi untuk dicoba kami masak. Karena anak-anak sudah besar dan cukup terampil memasak, kami sering banget memasak sama-sama, lo.

resep-sayur-bayan-disukai-anak
variasi resep sayur yang disukai anak

Review Aplikasi Resep Yummy App

Aplikasi ini bisa kita download secara free. Karena saya pengguna android, saya unduh Yummy App di Playstore. Dalam aplikasi ini ada hal unik, walau sebenarnya kuran pas dengan pakem industri kuliner. Tapi anggap aja ini penyemangat, hiburan bagi pemula yang baru belajar memasak. Di sini kita akan dipanggil dengan sebutan ‘Chef’!! Yuhuuuu.

Fitur penting dan utama menurut saya adalah Fitur Cari Resep. Dalam fitur ini kita akan jumpai pembagian katagori, makanan pembuka, makanan utama, cemilan, minuman, dsb
Ada lagi katagori seperti masakan padang, Ala korea, Resep Penjaga Imunitas, Menu Anak Kos, dsb.

Fitur Memasak bisa dipilih dari navigasi di bagian bawah. Fitur ini memungkinkan pengguna menemukan ide masakan dengan memasukkan bahan apa saja yang sedang dimiliki. Bisa pula disetting sesuai budget, lama memasak juga.

Fitur Komunitas bisa dimanfaatkan untuk yang suka memasak, dan suka berbagi resep. Teman-teman bisa juga gabung bersama banyak anggota komunitas Yummy lainnya. Dengan upload resep, jika kemudian di-approve, kita bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Nah… ini peluan buat dimanfaatkan para kreator di bidang food.

Secara umum aplikasi ini nyaman digunakan, user friendly dan cukup smooth ketika dipakai. Dari sisi manfaatnya, saya rasa akan sangat membantu dan memudahkan siapa saja yang terkait dengan makanan dan resep. Bisa untuk penggunaan pribadi dan makanan keluarga saja, bisa ide untuk bisnis, dan lain sebagainya. Termasuk seperti saya dengan tujuan khusus yakni mencari resep sayuran agar anak-anak suka makan sayur.

Lomba Blog Review Aplikasi Yummy

Teman-teman pembaca juga bisa ikut mencoba aplikasi Yummy App, ya. Sekalian juga bisa ikutan lomba blognya. Keterangan lengkap ada di bawah ini

Nah, kalau teman-teman belum mencoba, cepetan deh download app nya. Ditunggu ceritanya, ya.

Sumber:

https://tirto.id/penyebab-anak-anak-tak-suka-makan-sayur-dan-buah-ckEz
Share

12 thoughts on “Cara Agar Anak Suka Makan Sayur Manfaatkan Aplikasi Yummy App

  1. Sebenarnya kalau bersungguh2, ortu bisa menanamkan kebiasaan makan sayuran pada anak ya, Mbak. Yummy bisa membantu dalam hal ini dengan aneka resep di dalamnya.

  2. Memahami penyebab anak tidak suka sayur memang penting agar kita bisa temukan solusi yang tepat ya mba.. Terima kasih sdh berbagi info di tulisan ini..

  3. Geli emang ya Mbak, semisal orang tua menyarankan anak mengonsumsi sayur, sementara dirinya sendiri mengambil sayur hanya 2 sendok makan aja. Wkwkk.

    Aku masih belajar nih Mbak, gimana anak biar mau makan sayur. Untung ada Yummy App ya, setidaknya memberikan variasi dalam memasak sayur.

  4. Alhamdulillah anak-anakku mau makan sayur, Mbak. Cuma ya kadang emaknya aja yang merasa bersalah karena masaknya cuma dibening doang. Untung ada Yummy App, aku jadi bisa masak lebih kreatif 😊

  5. iya nih mbak, anak anKku juga susah makan sayur
    mungkin aku harus lebih kreatif lagi masak sayurnya, cuss nyontek resep di Yummy App ah

  6. Yuhuuu saya sudah posting lomba nya, makasih infonya mbak Widya, sebagai pengguna setia Yummy app sayang banget jika dilewatkan lomba nya…

    btw itu bener banget darurat sayur di kalangan remaja, ah, anak remajaku juga susah banget makan sayur.. harus rajin – rajin explorasi menu sayur di Yummy App nih

  7. Anak-anakku nggak ada yang doyan sayur, Mbak, huhuhu. Salah ibunya juga sih nggak telaten ngenalin sayur. Coba deh aku perhatikan lagi penyebab mereka nggak suka makan sayur sambil coba-coba resep dari Yummy App.

  8. Saya dari kecil suka makan sayur, apapun itu jenisnya, kecuali jengkol hehehe. Yummy app memang aplikasi yang keren ya mba, banyak resep yang enak dan praktis disana. Cocok untuk inspirasi menu harian bahkan buat ide jualan. Saya juga sdh install dan pake aplikasinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!