Sampah makanan di Indonesia pernah bikin heboh! Gimana enggak, kita disebut-sebut sebagai negara kedua penyumbang sampah makanan terbesar di dunia. Hah iya kah? Segawat apa kondisi sampah makanan kita?
Daftar Isi
Darurat Sampah Makanan di Indonesia, Benarkah?
Seberapa banyak sih wampah makanan alias food wastages di Indonesia?
Badan Internasional untuk Program Lingkungan (UNEP) pada 2021 merilis laporan dengan tajuk “Food Waste Index 2021” , di dalamnya disebutkan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia tenggara dengan total jumlah sampah makanan per tahun mencapai 20,93 juta ton.
Wow! Banyak apa banyak banget, teman-teman? Yah, kondisi ini tentu kontras dengan fakta bahwa Indonesia masih bergumul juga dengan permasalahan kelaparan. Dalam Global Hunger Index 2023, Indonesia masih berada pada urutan ke 77 dari 125 negara. Berdasar indeks ini Indonesia disebut-sebut memiliki tingkat kelaparan yang tergolong sedang. Bahkan di tahun-tahun sebelumnya, tingkat kelaparan Indonesia pernah berada dalam level serius!
Definisi Food Waste dan Food Loss, Kenali Bedanya
Mungkin seperti saya saat awal membaca berita tentang Indonesia sebagai negara nomer dua penghasil sampah makanan terbesar, teman-teman bisa jadi juga akan bertanya-tanya, serius tuh? Jumlah segitu makanan semua? Makanan layak makan? Atau mungkin sampah yang berasal dari sepanjang makanan itu diproduksi bahkan mulai dari pertaniannya?
Nah, untuk memperjelas definisinya coba kita tengok penjelasannya.
Sampah makanan atau Food Wastage terdiri dari food waste dan food loss. Apa beda keduanya?
Food Waste
Food Waste adalah bahan makanan yang sudah dimasak, dapat dikonsumsi, namun akhirnya dibuang. Sebabnya mungkin bisa karena porsi makanan yang terlalu besar (misal di restauran atau saat makan di luar), bisa juga karena memasak makanan terlalu banyak sehingga tidak dapat dihabiskan, atau karena budaya tertentu seperti hantaran di saat-saat khusus yang mengakibatkan penumpukan makanan yang ujung-ujungnya tidak dapat dihabiskan.
Food Loss
Food Loss adalah jenis sampah makanan yang berupa bahan mentah yang belum diolah menjadi makanan tetapi sudah harus dibuang. Misalnya saja, hasil panen pertanian yang kualitasnya tidak bagus sehingga tidak layak dikonsumsi. Bisa juga bahan yang karena penyimpanan menjadi rusak sehingga tak dapat diolah. Atau juga bisa berupa hasil pertanian yang sengaja dibuang karena harga yang tidak dianggap menguntungkan.
Dampak Sampah Makanan
Melihat besarnya kuantitas yang terbuang bagi saya amat penting rasanya untuk tahu dampaknya. Ternyata banyak banget dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh kehadiran si sampah makanan ini.
Hilangnya Sumber Daya
Sampah makanan, sepanjang proses produksinya pasti memakan sumber daya. Taruhlah, tanaman sebagai bahan makanan kita, pasti setidaknya membutuhkan air, ia juga ditumbuhkan di atas tanah, dimana sepanjang masa hidupnya pasti telah menyerap banyak nutrisi dari tanah, bahkan juga ditambah pupuk buatan.
Ketika akhirnya tanaman tersebut dipanen namun kemudian tidak dapat dikonsumsi, artinya kita sudah melakukan pemborosan sumber daya air, tanah, dan banyak lainnya. Lebih-lebih ketika food waste itu berasal dari makanan yang sudah terolah. Ada energi yang dipakai untuk memasak makanan tersebut. terbuang jugalah energi tersebut seiring seonggok makanan basi yang kita buang ke tempat sampah. Hiks…
Kerugian Ekonomi
Sebenarnya ini pasti dampak logis ya. Ketika ada yang terbuang, jelas ada kerugian ekonomi.
Menurut Direktur Lingkungan Hidup Bappenas, Medrilzam dalam acara talk show virtual Low Carbon Development Indonesia (LCDI) Indonesia mengalami kerugian ekonomi 213-551 triliun rupiah akibat sampah makanan ini.
Permasalahan Sampah
Coba tengok tempat sampah di rumah kita. Bisa jadi enam puluh persen bahkan lebih akan berupa sampah berupa makanan. Mungkin akan ada kulit buah, batang sayuran yang tidak dapat diolah, bahkan mungkin ada nasi basi sisa kemarin.
Ke mana semua sampah tersebut berakhir? Yah, mungkin ada sekian persen yang dapat menjadi kompos, makanan ternah, eco-enzyme atau lainnya. Tapi, ujung-ujungnya masih banyak bagian yang akan menambah permasalahan sampah yang sudah semakin sesak di negri kita ini, terutama di kota-kota besar. Permasalahan lingkungan kita sudah sangat banyak. Rasanya kok gregetan ya kalau masih ditambah dengan masalah sambah yang timbul hanya karena keegoisan kita pengin makan banyak yang ujungnya gak habis.
Mengundang Vektor Penyebar Penyakit
Ketika sampah makanan tidak segera terkelola dengan baik, secara alami akan mengundang sejumlah vektor penyebar penyakit. paling sering misalnya serangga seperti lalat, lalu hewan pengerat seperti si tikus, dan lainnya. Ini tentunya menambah deretan dampak buruk dari kehadiran sampah makanan.
Berkontribusi dalam Pemanasan Global
Wah, ini serius nih! Iya bener, buang-buang makanan ternyata dampaknya sepanjang ini. Data di Amerika yang dirilis oleh Badan perlindungan Lingkungan di sana (US-EPA) menyebutkan bahwa setiap tahun di Amerika food loss dan food waste adalah setara 170 juta metrik ton karbondioksisa.
Jumlah ini diperkirakan setara dengan emisi yang dihasilkan dari 42 buah pembangkit batu bara. Lah! Padahal ini baru perkiraan emisi karbon dioksidanya saja lho, sedangkan gas rumah kaca masih bisa juga berupa metan! Bakal lebih banyak lagi ya berarti jika dihitung secara lengkap.
Cara Mencegah Sampah Makanan
Mengingat dampaknya yang luar biasa banyak, dan jumlah sampah makanan yang terbuang juga sudah sangat banyak, menurut saya sudah saatnya kita serius berkontribusi menjalankan solusi untuk masalah sampah makanan ini. Sebenarnya semua bisa berkontribusi. Kenapa? karena sampah makanan ini sekian persennya kan disebabkan oleh kita sendiri sebagai masyarakat biasa ya?
Ini beberapa cara kita bisa turut mencegah sampah makanan dan memperkecil dampaknya:
Baca juga:
Melestarikan Bumi dari Dapur Kita
Perencanaan Makanan
Berapa banyak makanan siap saji ataupun bahan makanan mentah yang harus dibeli, apa saja jenisnya, itu penting sekali direncanakan ya. Setiap jenis bahan pasti ada masa simpan maksimalnya. bahan-bahan yang mudah busuk atau rusak, seperti sayur dan buah perlu banget direncanakan dengan sangat cermat.
Tanyakan Seberapa Besar 1 Porsi Makanan
Ini berlaku jiika kita makan di luar atau pesan makanan catering dsb. Saya punya kebiasaan ini jika datang ke restorang yang baru pertama kali saya datangi, atau ketika memesan menu yang sebelumnyaa belum pernah saya pesan.
Sama sekali tidak ada masalah kok kalau kita bertanya dulu kira-kira seberapa banyak seporsi makanan yang akan kita pesan. Ini akan menghindarkan kita dari makanan-makanan yang tidak tersantap habis.
Tidak Malu Membawa Pulang
Agar tak menjadi sampah makanan, jika terpaksa saat makan di luar kita tidak dapat menghabiskan makanan, tidak ada masalah juga ya jika kita membawa pulang makanan. Makin bagus lagi kalau kita selalu siapkan wadah makanan kosong untuk jaga-jaga.
Saya biasanya menanyakan dahulu kepada waiter dengan sopan, apakah saya bisa membawa pulang makanan yang tidak bisa saya habiskan?
Strategi lain untuk hal ini adalah, setiap saat memesan makanan di luar, saya membiasakan tidak mengadu atau mengacak-acak makanan saya. Dibagi dahulu menjadi 2 bagian, lalu makan satu bagian. Jadi jika pun tidak habis, setengah makanan kita masih rapih dan bersih.
Penyimpanan Makanan yang Baik
Ini juga penting ya. Tiap jenis bahan makanan bagaimana cara penyimpanan terbaiknya? Lalu kondisi tempat penyimpanan bahan makanan kita juga sebaiknya senantiasa bersih, kering dan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan untuk menyimpan makanan. Suhu lemari pendingin juga selalu terpantau. Begitu juga dengan teknik penyimpanan.
Simpan Sisa Makanan yang masih Bisa Dikonsumsi
Ini juga bisa jadi strategi. Jika makanan masih bersisa, tak ada salahnya mencoba menyimpannya di lemari pendingin (ini tidak berlaku untuk beberapa jenis makanan yang memang tak dianjurkan disimpan, ya).
Kue-kue, atau sayur dan lauk yang tak bisa dihabiskan bisa disimpan di pendingin. Saya terkadang memasukkan sisa lauk hewani ke dalam freezer jika sekiranya saya tak ingin memakannya esok. Lain waktu ketika saya menginginkannya maka akan saya panaskan. dengan cara ini sampah makananbisa saya reduksi.
Olah Ulang Sisa Makanan
Ibu-ibu biasanya nih yang sangat kreatif. Ya, sisa makanan masih bisa kok diolah, asalkan kondisinya memang masih layak olah.
Namun jangan sampai memilih proses memasak yang terlalu panjang ya. karena dampaknya juga akan memboroskan energi dan sumber daya lainnya.
Komposkan Sisa Makanan
Sampah makanan tak dapat dicegah? Wajar, karena terminologi zero waste tak pernah bisa benar-benar zero.
Teman-teman bisa melakukan pengomposan sampah makanan jika berkenan dan segala sesuatunya memungkinkan. Bisa juga mendonasikan sampah organik untuk bahan beternak maggot. Di beberapa daerah sudah banyak yang melakukan ini. Di beberapa daerah juga ada banyak yang melakukan pengumpulan sisa makanan untuk dijadikan pakan ternak seperti ayam dan babi. Teman-teman cuma perlu mencari informasi saja, lalu tentukan mana yang match dengan kondisi masing-masing
Bangun Mindset Baru tentang Keberlimpahan
Ini sebenarnya yang sangat penting menurut saya. Mindset itu yang akan meng-guiding kita. Kita berlimpah, kita berkecukupan dan dapat membeli makanan apapun kapanpun. Keberlimpahan bukan berarti saat kita mampu menghambur-hamburkan makanan. Justru berlimpah atau berkecukupan adalah ketika kita merasa cukup dengan sekadarnya makanan sepanjang memadai untuk memberi kita energi dan sehat.
Nah, mindset ini akan menghindarkan kita dari misalnya: mengambil makanan banyak-banyak saat buffet.
Teman-teman punya strategi lain untuk dapat mencegah sampah makanan atau memperkecil dampaknya? Coba share di sini yuk!
Referensi:
https://www.yayasanbinabhaktilingkungan.or.id/negara-penghasil-sampah-makanan-terbesar-dunia/
https://www-usda-gov.translate.goog/media/blog/2022/01/24/food-waste-and-its-links-greenhouse-gases-and-climate-change
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/perbedaan-food-loss-dan-food-waste/
https://dkasra.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2022/05/6.-Peningkatan-Kesadaran-Masyarakat-Dalam-Pengurangan-Food-Waste-Untuk-Membentuk-Cinta-Lingkungan.pdf
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me