sampah di laut

Pencemaran Laut Akibat Sampah: Penyebab, Dampak dan Solusinya

Share

Laut biru sedikit, pasir putih bersih nan halus, suasana sekitar yang asri nan rapi. Setidaknya, itulah bayangan saya sebelum tiba di Pantai Tanjung Aan, Lombok Tengah. Bayangan yang sontak ambyar begitu tiba dan melihat kondisi lingkungan di sana.

Warung-warung tak tertata, pasir yang dikotori banyak sekali puntung rokok, sampah plastik di sana-sini. Ah, sudahlah!

sampah di laut
Pasir Putih Pantai Tanjung Aan Mulai Terganggu Sampah Kemasan Minuman, Mie Instan dan Putung Rokok

Kepalang jauh kaki ini melangkah dari rumah, jadi, mari kita nikmati yang ada. Begitulah, di bale-bale warung kosong yang tak terurus, saya dan teman-teman melepas penat sejenak. Memandang jauh pada biru yang di kejauhan sana yang memang harus diakui, indah!

Ini bukan kali pertama. Beberapa pekan sebelumnya, saat diombang-ambingkan gelombang garang di Teluk Mutun -Lampung, mata tak sengaja menatap sekumpulan sampah di tengah lautan. Nasibnya sama dengan perahu kami. Terempas ke sana kemari dimainkan gelombang. Tak banyak memang, namun hadirnya sampah bukan pertanda baik-baik saja.

Petualangan kami yang nyaris sempurna pada 2022 lalu, berlayar menjelajah pulau-pulau kecil di barat Labuan Bajo, terpaksa harus berurai keprihatinan kala menemukan bungkus Indo*mie yang konon menjadi kesukaan warga dunia, di tepian laut Pulau Padar. Sekumpulan sampah juga tampak di tepian pantai beberapa pulau kecil sekitarnya, termasuk pula di dermaga dekat hotel kami di Labuan Bajo, destinasi wisata premium negeri ini. Nyeri.

Separah Apa Pencemaran Laut Akibat Sampah?

Benarkah yang saya lihat di beberapa pantai dan laut hanya sekadar kebetulan saja? Atau justru pencemaran akibat sampah di lautan pada berbagai wilayah Indonesia telah menjadi fakta?

Dua ribu delapan belas, saya mengaduk-aduk dasar sungai untuk mengumpulkan sampel bagi riset saya di sepanjang Sungai Sampean di Bondowoso hingga Muaranya di Situbondo.

Brakkk!!!

Saya menghela napas panjang. Kerap terjadi, konsentrasi sampling saya dikejutkan sesosok buntalan plastik hitam, dilemparkan oleh entah siapa dan jatuh di riparian sungai, dan berkumpul dengan teman-temannya, sesama sampah berbungkus plastik.

“Tiada sekat yang dapat memisahkan daratan dan lautan, keduanya sejatinya satu”
Ya, apa yang terjadi di daratan, dampaknya bisa sampai pula ke lautan. Demikian pula dengan sampah. Sampah di riparian, lama kelamaan jatuh ke air sungai, lalu ke laut jua dia mengalir.

Sebenarnya Apa Penyebab Laut Tercemar Sampah?

Apa sih penyebabnya pantai bisa menjadi kotor? Bahkan terkadang ada kondisi extreme menjadi sangat kotor. Sekjen Perkumpulan Ahli Lingkungan Indonesia (IESA) Dr. Lina Trimugi Astuti, S.E., M.M, berpendapat bahwa ada banyak aktivitas di darat juga di laut yang menghasilkan sampah. Nah, menurutnya kebanyakan sampah yang berserakan di pantai didominasi oleh aktivitas wisata dan horeka (hotel, restoran dan kafe)

Sebagai contoh yang ekstrem, public pernah dikejutkan dengan viralnya salah satu pantai terkotor di Indonesia yang kemudian dibersihkan oleh Pandawara Group. Pandawara danalah sekelompok anak muda yang kondang karena konsistensi mereka memperjuangkan kebersihan sungai dan pantai.

Para expert memperkirakan bahwa 80 % sampah laut berasal dari daratan. Kondisi ini disebabkan layanan pengolahan limbah di daratan yang kurang baik. Sisanya, sampah berasal dari lautan seperti dari kapal, jaring ikan yang tidak terpakai dan bencana alam.

Mungkin kamu juga ingin membaca: Kuliah Ilmu Lingkungan Belajar Apa Saja?

Membedah Berbagai Dampak Pencemaran Laut Akibat Sampah

Pencemaran laut akibat sampah atau limbah padat tak hanya menjadi gangguan secara estetis, namun banyak dampak buruk lain yang serius juga dapat terjadi.

Sampah di Laut Dapat Mengkontaminasi Makanan

Sekitar 70 persen sampah laut yang berat akan mengendap ke dasar, sedangkan sisanya yang lebih ringan akan terapung ataupun mengambang. Inilah yang kerap kita temui sebagai substansi yang amat tidak estetis di pantai. Bukan hanya tidak estetis dan sangat mengganggu pandangan lebih-lebih pada area yang menjadi destinasi wisata, kehadiran sampah ini juga membawa sejumlah dampak serius terhadap lingkungan.

Segala sesuatu yang salah tempat, kemungkinan besar pasti menghasilkan dampak buruk. Begitu halnya dengan sampah di lautan. Pada tahun 2019 saja, International Coastal Cleanup merilis bahwa 97.457.984 jenis sampah dengan berat 10.584.041 kilogram ditemukan di laut. Jenis terbanyak adalah berupa plastik seperti sedotan, pengaduk, alat makan plastik, gelas plastik dan kantong.

Sampah di Laut Menyebabkan Kematian Hewan Laut

dampak sampah di laut terhadap hewan
Seekor Burung Laut Tampak Tengah Terjerat Sampah Berupa Jaring

Menurut riset United Nations Convention On Biological Diversity, sampah ini dapat menjadi bahaya bagi setidaknya 800 spesies. Data ini diperbarui lagi dengan temuan bahwa limbah plastik telah membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu ekor mamalia laut, kura-kura laut dan ikan-ikan dalam jumlah yang besar setiap tahunnya.

Riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Hasanuddin menemukan fakta bahwa 25% ikan yang dijual di pasar kota Makassar telah mengandung Plastik. Ikan mengandung plastik inilah yang dikonsumsi manusia. Dalam jangka panjang, dan mungkin juga dalam kadar akumulasi tertentu, ini dapat menyebabkan gangguan yang serus pada kesehatan manusia.

Kerugian Ekonomi Lainnya Akibat Pencemaran Sampah di Laut

Dengan jumlah sampah plastik makro rata-rata 9.5 ± 2.7 jenis/m2 dengan berat 229.2 ± 109.9 g/m2, merugikan ekonomi sekitar 192.9 juta rupiah per tahun dan perbaikan alat penangkap ikan di Selayar sekitar 156.2 juta rupiah per tahun (Hermawan, et.al, 2017). Ini baru kerugian dari sampah plastik dan baru di Selayar saja, bagaimana dengan kerugian dari jenis sampah lain di berbagai daerah dan negara?

Lalu Apa Solusi Pencemaran Sampah di Laut?

Bicara problem tanpa membahas solusinya, rasanya kok kurang seru ya. Meski kita “hanya” warga masyarakat biasa, ada bagian yang biosa kita kontribusikan lho.

Memperbaiki Pengelolaan Sampah di Daratan

Jika kembali ke awal, bahwa sampah di lautan adalah cerminan pengelolaan sampah yang masih buruk di daratan, maka solusi atas permasalah sampah di lautan tidak ada pilihan lain selain memperbaiki manajemen pengelolaan persampahan di daratan.

Pengembangan Destinasi Wisata dengan Memperhatikan Fasilitas Persampahan

Pada kasus yang terjadi di destinasi wisata, penting banget untuk mengantisipasi sampah di lautan dengan senantiasa meng-include kan sistem persampahan dalam pengembangan setiap kawasan atau destinasi wisata baru.


Membangun Partisipasi Aktif Masyarakat

Perbaikan-perbaikan dalam sistem persampahan kita tentu tak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah dan berbagai lembaga. Diperlukan kekompakan dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat luas. Kesadaran untuk mulai melakukan minimasi sampah, menganut pola konsumsi yang bijak, melakukan pembuangan sampah secara bertanggungjawab, dan lainnya, semua penting untuk terus ditingkatkan. Tak kalah penting menumbuhkan kesadaran lingkungan di kalangan para traveler. Aktivitas wisata yang mereka lakukan harus dapat dimaknai salah satunya sebagai wujud syukur dan kecintaan terhadap alam ini.

Karenanya, tak sekadar memuaskan diri menikmati berbagai keindahan yang tersaji sepanjang perjalanan, namun amat penting untuk tahu diri, menjadi traveler yang juga ramah lingkungan.

pantai yang bersih
Pantai yang Bersih dan Terjaga, Tak Hanya Bermanfaat Menunjang Wisata, Namun Juga Menyokong Kehidupan Kita

Nah gimana? Punya pengalaman kurang enak juga tentang pencemaran sampah di laut? Pernah traveling lalu bertemu tumpukan sampah di sekitar pantai? Yuk, kita turut menjadi bagian dari solusi saja, sekecil apapun kontribusi kita.

Salam,

WY

Referensi:
https://indonesia.go.id/kategori/budaya/2539/selamatkan-laut-dari-sampah-plastik
https://tekno.republika.co.id/berita/s22rk3478/banyak-pantai-sangat-kotor-di-indonesia-apa-penyebabnya
https://www.sci.ui.ac.id/sampah-plastik-di-laut-masalah-yang-serius/

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!