Ecobrick, botol plastik yang diisi dengan potongan kecil-kecil sampah plastik yang dipadatkan, saat ini disebut-sebut sebagai salah satu solusi cerdas mengatasi masalah sampah plastik. Di Indonesia, ecobrick sangat populer dibuat. Mulai dari Ibu-ibu hingga anak-anak sekolah banyak yang berpraktik membuiat ecobrick.
Nah, tadi saya mengikuti sebuah Webinar yang dihelat oleh IATPI, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Indonesia. Salah satu speaker pada acara tersebut menceritakan penggunaan ecobrick sebagai bahan pembuatan rakit/perahu wisata di kota Balikpapan. Rasa kepo saya muncul kembali.
Ya, saya bilang muncul kembali, karena jujur secak awal kemunculan ecobrick, saya merasakan ada sedikit keraguan, betulkan ecobrick akan menjadi benar-benar sebuah solusi? Atau mungkinkan keberadaan ecobrick hanya akan menjadi “terlihat sebagai solusi” limbah plastik untuk sementara saja, lalu menyimpan bahaya yang lebih besar di kemudian hari?
Daftar Isi
Apa Sebenarnya Ecobrick?
Banyak yang mendefinisikan ecobrick sebagai botol PET yang diisi dengan sampah plastik non biodegradable dengan kepadatan tertentu. Berbagai label disematkan kepada ecobrick. Ada yang menyebut sebagai cara paling smart untuk turut bertanggung jawab terhadap sampah plastik kita.
Ecobrick dibuat dengan menggunakan umumnya botol PET bening. Di Indonesia umumnya dalam ukuran sekitar 600 ml atau 1500 ml. Dalam tahap pembuatannya, plastik isian disarankan telah dibersihkan atau dicuci serta dikeringkan terlebih dahulu.
Proses pengisiannya pun harus dilakukan secara cermat yakni sedikit demi sedikit dan diikuti pemadatan dengan sebuah stick. Tujuannya adalah supaya ecobrick yang dihasilkan memiliki densitas atau kepadatan tertentu. Kepadatan ecobrick diharapkan berada pada angka 0,33-0,70 g/ml.
Aplikasi dan Berbagai Kreasi Ecobrick
Pemanfaatan ecobrick telah cukup bervariasi. Dalam Jumlah yang sangat besar, ecobrick dapat dijadikan bahan bangunan. tentu dengan tambahan bahan perekat atau pengikat lainnya, ya. Sebagai elemen bangunan terkadang ecobrick juga dihadirkan sebagai bagian dari taman, yakni sebagai pembatas atau fungsi lainnya.
Ecobrick juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan meja atau kursi serta peralatan rumah lainnya. Bagaimana dengan kekuatan serta kenyamanan digunakan? Wah, kalau soal kenyamanan saya belum pernah mencoba.
Soal kekuatan, ada beberapa studi yang telah membuktikan kekuatan ecobrick. tentu ini memerlukan standar dalam proses pembuatannya juga ya. Demikian juga dengan bahan pembuatnya. Mungkin tak semua ecobrick dapat disamaratakan dalam hal kekuatan.
Apakah Benar-benar Ramah Lingkungan Sehingga Layak Disemati Kata ‘Eco’ ?
Bagi Saya yang 20 tahun berkecimpung di dunia lingkungan, sejak awal kemunculan ecobrick, banyak pertanyaan muncul yang mengerucut pada: benarkah ide ini benar-benar akan menjadi solusi permasalahan sampah plastik terutama dari golongan non biodegradble dan sulit didaur ulang?
Tentu tanpa mengurangi respek dan rasa kagum pada orang-orang yang telah bersusah payah mengkreasikan ecobrick ya. Segala upaya mengyelamatkan lingkungan, menurut saya amat patut diapresiasi. namiun di sisi lain, sikap kritis dan skeptik tentu amat diperlukan pula sebagai filter agar segala upaya yang dilakukan dapat dipastikan efektivitasnya.
Di tengah euforia orang membuat ecobrick dan klaim-klaim ramah lingkungannya, ada juga ternyata kalangan yang berpikir seperti saya. Bukan tanpa alasan ya, semua berpijak dari karakteristik plastik itu sendiri.
Saya pribadi memiliki kekhawatiran, plastik yang telah diproses menjadi ecobrick mengalami semacam everclaimed, orang menjadi lupa bahwa plastik bisa terpecah menjadi mikroplastik, yang mana ketika tak ada bahan yang mengikatnya, kelak mikroplastik ini akan tersebar ke mana-mana, bahkan memasuki rantai makanan kita dan dapat menimbulkan ancaman kesehatan serta kese;amatan jiwa organisme termasuk manusia.
Pertanyaan lain adalah, seberapa lama sih umur pakai barang-barang yang terbuat dari ecobrick? Jika kemudian orang membuatnya hanya karena euforia sesaat, atau memang dari karakter si benda yang tidak tahan lama terutama jika terkena sinar matahari, jangan-jangan kita hanya sedang menciptakan “sampah baru”? Apalagi benda-benda dari ecobrick tak mungkin hanya kita buat dari ecobrick saja bukan? Pasti ada bahan tambahan lainnya.
Sebuah tulisan di UK bahkan saya temukan sangat julid terhadap ecobrick. mereka bahkan tak bersedia memanggil si botol berisi plastik ini sebagai ecobrick. karena menurut mereka klaim ramah lingkungannya kurang pas. Alih-alih ecobrick, mereke menyebutnya sebagai bottle brick. Aduh… segitunya ya.
Dalam artikel berjudul “Ecobrick Are Not Oke” Saltash Environmental Action menyebut bahwa kemunculan bottle brick tersebut justru dikhawatirkan mendistracksi upaya utama untuk mereduksi bahkan menolak penggunaan plastik.
Keuntungan, Kerugian dan Potensi Bahaya Ecobrick
Terlepas dari berbagai kontroversinya, berikuit keuntungan dan kerugian serta potensi bahaya yang mungkin muncul dari penggunaan ecobrick:
Keuntungan Ecobrick
- Munculnya ecobrick diyakini telah turut membantu terkelolanya limbah plastik yang tidak dapat/sulit didaur ulang yang biasanya tidak diterima di bank sampah.
- Ecobrick juga disebut-sebut telah membantu menjaga kebersihan sungai dan laut dari sampah-sampah plastik
- Fleksibilitas ecobrick membuatnya dapat dimanfaatkan secara luas
- Ecobrick disebut sebagai bahan untuk bangunan yang memiliki kekuatan serta fleksibilitas baik
Kerugian Ecobrick
- Lepas dari berbagai keuntungan, berikut ini beberapa kerugian yang mungkin muncul dari penggunaan ecobrick:
- Karakteristik plastik yang mudah rusak terutama jika terkena sinar matahari dikhawatirkan mengurai plastik dan membuat komponen tersebut terlepas ke lingkungan serta sulit dikontrol
- Sejumlah kalangan juga menghawatirkan lepasnya gas-gas tertentu yang berbahaya seiring pelapukan plastik
- Aplikasi plastik pada bangunan dikhawatirkan memiliki kerentanan terkait mudahnya bahan plastik terbakar
Jadi bagaimana kesimpulannya? Semua tentu kembali ke keputusan teman-teman masing-masing ya. Kalau saya memilih lebih mengutamakan reduce atau menghinbdari terbentuknya sampah plastik. Kalau pun nanti teman-teman memilih opsi membuat ecobrick, jika boleh saran sih, buatlah dengan sangat mindful. Pikirkan penggunaannya dan bertanggungjawablah hingga ke disposalnya nanti.
Referensi:
https://www.azocleantech.com/article.aspx
Homepage
Naikwadi W.M.et.al, INTERNATIONAL JOURNAL ON HUMAN COMPUTING STUDIES, p-ISSN: 2615-1898 Volume: 02 Issue: 2 2020 www.journalsresearchparks.org/index.php/
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Was pas banget nih saya butuh referensi soal ecobrick
Soalnya RT ku ngoyo mau bikin trus katanya bisa dibuat jadi meja kumpulan botolnya
Cuma aku khawatir semua plastik di dalam botol itu apakah kandungannya sama semua sehingga bisa tahan lama atau seperti apa. Coba deh aku share ke Bu RT artikel ini