Sudah lama saya ingin membuat tulisan seputar puasa-ibu hamil dan food combining. Kenapa? Kata kunci dengan kombinasi 3 kata di atas, banyak yang mencari di blog saya. Kasihan kan ya, kalau ternyata mereka belum ketemu tulisan yang cukup informatif.
Tapi, mengulas topik ini lumayan berat, sis! Kenapa? Ini menyangkut dua hal: agama dan kesehatan, keduanya harus kita pertimbangkan proporsional. Kedua, topik ini setiap kali diperbincangkan di kalangan teman-teman penganut food combining, seringkali memancing perdebatan. Jadi kali ini saya hanya akan mengulas dari apa yang saya alami, dan lihat, juga dari berbagai sumber lain.
Ibu Hamil, Boleh Tidak Berpuasa atau Tidak Boleh Berpuasa?
Saya sempat ngobrol topik ini dengan, seperti biasa, my FC guru, the one and only Mbak Eti Widayati. Kami memiliki pandangan yang sama, kurang lebih begini:
Buat perempuan hamil ataupun menyusui, Tuhan memberikan keringanan untuk boleh tidak berpuasa. Sekali lagi: BOLEH TIDAK BERPUASA, ya. BUKAN : TIDAK BOLEH BERPUASA di sini kami memandang, ada penyebab yang membuat dibolehkannya perempuan BOLEH TIDAK BERPUASA, mudahnya kekhawatiran akan kondisi jabang bayi (untuk ibu hamil) dan kekhawatiran kondisi anak (pada busui) serta kekhawatiran akan kondisi si Ibu sendiri tentunya.
Ada yang berpandangan bahwa: Puasa itu merupakan proses detoks, jadi buat bumil dan busui, ini rentan. Membahayakan bayi yang dikandung atau disusui. Dalam hal ini, pendapat saya dan Mbak Eti ternyata sama. Logikanya: Jika puasa sudah PASTI BERBAHAYA, maka tentulah Tuhan akan membuat aturannya bukan : BOLEH TIDAK BERPUASA, tetapi justru TIDAK BOLEH BERPUASA. Jika puasa pasti mengandung risiko buat bumil dan busui makan pasti Tuhan mewajibkan bumil dan busui TIDAK BERPUASA. Yakin kan, Gusti Allah itu maha sayang lo, jadi jika DIA melihat potensi bahaya yang besar, pasti akan ada warning yang jelas
Di sisi lain, kami sama-sama meyakini bahwa puasa justru memberi dampak positif juga bagi bumil dan busui secara psikologis. Hormon saat berpuasa terjaga keseimbangannya, bumil dan busui lebih tenang dan baik secara psikologis, dan ini akan memberi pengaruh positif terhadap anaknya.
Bumil, Busui dan Keringanan dari Allah
Ada pandangan begini: bumil dan busui adalah kondisi yang mendapat keringanan dari Allah dalam hal puasa. Jangan sombong, manfaatkan saja. Saya memiliki pendapat yang sedikit berbeda dengan ini. TIDAK memanfaatkan keringanan Allah bukan lantas berarti sombong, ah. Jangan judgemental gitu, dong. Bagaimana kalau kondisinya begini: Allah memang memberi keringanan untuk tidak berpuasa, namun ybs merasa justru berpuasa memberi manfaat buatnya, janin juga sehat atau bayi yang disusui juga sehat tanpa keluhan apapun. Sementara berpuasa justru membuat bumil/busui merasa berada dalam kondisi ruhiyah yang baik, yang mana ini penting banget lo buah keduanya (ibu dan janin/bayinya). Dokter ataupun tenaga medis juga sudah memberi lampu hijau untuk berpuasa. Nah, apa iya kondisi begini dibilang si bumil/busui sombong? Kok tega amat?
Jadi bagaimana? Sungguh kebenaran hanya Milik Allah, intinya, kalau menurut saya, dibuat mudah sajalah. Jika memang kuat berpuasa, dokter juga tidak menyampaikan adanya indikasi bahaya, ya monggo puasa saja, sepanjang Anda tidak memiliki kekhawatiran. Kalau masih khawatir, jangan-jangan…. ya sudah, gunakan keringanan dari Gusti Allah untuk tidak berpuasa.
Saya sendiri bagaimana? Saya mengalami dua kali hamil dan menyusui saat ramadan, dan tetap berpuasa penuh. Tidak ada hal yang terlalu berat saat itu. Palingan hanya sedikit lebih lapar dari biasanya. Dan, saat menyusui mendekati berbuka, ASI terasa sudah kosong. Tapi alhamdulillah Kak Asa kecil dan Dek Raniah kecil kala itu, sama sekali tidak rewel tuh. Toh, kondisi kosong tersebut hanya di jam-jam mendekati berbuka. Tidak lama. Apa yang saya lakukan waktu itu, sebelum memutuskan berpuasa atau tidak. Saat hamil, saya tanya ke SpOG saya. Beliau Hindu, tetapi justru mendukung saya untuk berpuasa saja. Begitu juga saat konsul ke bidan, anjurannya asal masih kuat, berpuasa saja. Jadi jangan lupa ya, minta pertimbangan juga pada dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Bagi teman-teman, bumil dan busui yang memutuskan berpuasa, jangan lupa jaga asupan makanan. Upayakan untuk jangan pernah melewatkan makan sahur, karena didalamnya ada keberkahan. Sahur juga jadi modal energi untuk menjalani hari.
Baca Juga:
Pilih makanan kaya gizi, bukan kudapan manis menggiurkan namun kosong gizi. Limpahi tubuh dengan buah dan sayuran segar dan jangan lupa jaga kecukupan cairan. Segera hentikan puasa jika dirasa ada yang kurang beres, dan temuilah dokter Anda.
Baca Juga:
Menu Food Combining Selama Ramadan
Minuman Segar Untuk Buka Puasa Ala Food Combining
Akhirnya, selamat menjalani hari-hari Ramadan. Semoga berkah dan bertemu kembali Ramadan di tahun-tahun mendatang.
Wallahuaam bissowab.
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Saya waktu hamil kedua bisa puasa full, tapi waktu anak pertama saya agak kesulitan setiap puasa. Semua tergantung kondisi diri dan jabang bayi ya mbak. Saya sepakat, Allah pasti sudah mendesain aturan sedemikian rupa agar memudahkan hambanya. Intinya dibuat mudah, jangan dipersulit tapi juga jangan dientengin (aturan-Nya).
Betul, Mbak. Yang bisa menakar tentunya si ibu sendiri ya, dan dengan persetujuan dokter atau tenaga medis.
Kunci utama memang yakin dan percaya diri. Setah itu didukung asupan yang pas saat sahur dan berbuka ya mba. Alhamdulillah aku pernah jalanin puasa saat hamil maupun menyusui, syukurnya lancar2 saja.
Benulll banget Makmiiii