Bioassesment: Ketika Makhluk-makhluk itu Bercerita

Share

Kalau bicara soal sampai kapan bakalan belajar, dalam konteks luas, pasti lah jawabannya hingga nyawa ini lepas dari raga. Iya kan? Tapi dalam waktu beberapa bulan ke depan, dan harapan saya bisa sampai bertahun-tahun ke depan, saya akan mempelajari sesuatu yang unik dan sangat menarik. Buat saya, sesuatu yang disebut bioassesment ini sangat menarik, mengapa? Karena menggunakan makhluk hidup untuk mengetahui kondisi atau kualitas lingkungan.

macroinvertebrates (dot) org, Salah satu sumber belajar. Meski tentu jenis biota di sini tak akan sama persis

Selama ini, saya tidak asing dengan aktivitas pemantauan kualitas air khususnya air sungai. karena, itulah salah satu job description saya di kantor, sebelum saya mengambil jeda untuk back to campuss. namun, biasanya penentuan kualitas air dilakukan dengan metide fisik dan kimia. Baca juga: Begini Cara Memeriksa Air Sungai

Ini ceritanya:

Ceritanya, saya sudah tertarik belajar bioassesment ini sejak dulu di S1, sayangnya mata kuliah yang mengajarkan bioassesment ternyata tidak saya dapatkan. Saya lupa sebab pastinya, mungkin karena saya terdampak ekivalensi pada masa itu. Nah, saat mulai mencari tema untuk tesis inilah saya kembali ingat pada cita-cita yang belum kesampaian ini. Apalagi dalam sebuah kesempatan konsultasi dengan seorang dosen, beliau mengatakan bahwa tesis itu dimana-mana pasti berat dan sulit. Nah, supaya mengerjakannya bisa enjoy, maka carilah tema yang kita bakal antusias ngopreknya. Jadi, ya sudah, saya pilih tema ini, meski konon ini bukan tema seksi di Indonesia. Bismillah saja.

Dalam bioassesment, dikenal istilah bioindikator. Huwaaa…. makhluk apaan tuh? Bioindikator itu adalah makhluk hidup yang bisa dijadikan sebagai tanda suatu kondisi lingkungan. Jenis dan caranya bisa macam-macam banget. Kalau bicara soal jenis, banyak banget makhluk hidup yang dikenal sebagai bioindikator, misalnya saja: makroinvertebrata, ganggang, diatom,

Nah, khusus bioassesment yang akan saya tekuni beberapa bulan ke depan, akan menggunakan bioindikator berupa makroinvertebrata. Makroinvertebrata adalah suatu kelompok biota air tidak bertulang belakang yang ukurannya cukup besar untuk dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan mikroskop. Karena saya belum mulai riset betulan, baru survey pendahuluan saja, jadi ini beberapa gambar yang saya ambil dari sumber milik orang lain. Baca juga: Perempuan blogger dan impian pendidikan tinggi.

Well, meski saya sangat meminati ilmu yang bagi saya baru ini, saya tahu kok, mempelajarinya enggak bakal gampang. Saya harus mempelajari banyak hal terkait makroinvertebrata itu sendiri, anatominya, perilakunya, cara makannya. Saya juga harus khatam mempelajari tentang habitat sungai, karena objek inilah yang saya pilih. Yang pasti juga nantinya bakal makin geseng bin eksotik kulit saya, karena bakalan berkali-kali turun ke lapangan untuk sampling. Haha…

Saya sangat berharap, bahwa riset ini tidak hanya bisa tersaji secara formal dalam bentuk naskah-naskah ilmiah nantinya. Sebagai blogger dan juga influencer, saya juga ingin, setetes pengetahuan ini bisa dinikmati oleh para pembaca blog dan follower media social saya. Maka inilah tulisan pertama di blog, tentang bioasesment. Sedangkan di Instagram @widyanti_yuliandari, sejak survey awal beberapa minggu lalu, saya sudah mulai memposting aktivitas saya terkait tema bioassesment ini.

bioassessment air sungai

Saya juga berencana, nantinya bisa mendokumentasikan dalam bentuk video. Sehingga aktivitas ini bukan hanya bisa menjadi sekadar aktivitas ilmiah dan dibuat untuk pemenuhan persyaratan pendidikan. Lebih dari itu, saya sangat ingin member nilai lebih pada aktivitas ini. Mohon doa dari teman-teman, ya. Semoga semua diberi kelancaran.

Share

2 thoughts on “Bioassesment: Ketika Makhluk-makhluk itu Bercerita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!