tetap sehat saat idul adha

Tips Mengantisipasi Gangguan Kesehatan Pasca Idul Adha

Share

Hari Raya, ataupun peristiwa istimewa apapun seringkali (bahkan mungkin selalu) identik dengan makanan enak, berlemak, full protein hewani, kue-kue manis dan segala hal yang sering kali diakui sebagai makanan enak tapi tidak sehat. Begitu pula dengan Idul Adha, lebih-lebih karena momen ini juga ada prosesi qurban, yaitu kaum muslim yang mampu mengurbankan hewan (sapi atau kambing yang umum di Indonesia), disembelih,kemudian dagingnya dibagikan-bagikan. Maka idul adha selalu lekat dengan kehadiran satai, rendang, kari, dan hidangan serba hewani lainnya.

Ancaman kesehatan pun sering tak terelakkan. Bagaimana dong, setahun sekali gitu loh! Ya, tidak ada salahnya memang sesekali menikmati hidangan istimewa. Namun, yuk coba lakukan beberapa hal ini untuk mengantisipasi kerugian terhadap kesehatan Anda. Ya, hal-hal ini setidaknya bisa mencegah sebah dan rasa tak nyaman di perut, sembelit, gangguan pada metabolisme misalnya ditandai panas dalam, atau bahkan melonjaknya tensi atau mungkin kadar kolesterol darah Anda.

Tetap Pastikan Cukup Minum Air Putih

Pastikan cukup air putih, atau sebaiknya tambahkan dari kebutuhan minimal atau jumlah yang biasa Anda konsumsi. Namun tentunya tunggu dulu lambung agak sedikit longgar. Bukan minum bergelas-gelas air begitu Anda selesai makan. Idealnya sih, minum 1-2 jam sebelum makan dan 1-2 jam setelah makan. Persis setelah makan, minum sedikit saja, agar tak justru mengacaukan kerja enzim pencernaan Anda.

Air Jahe, Juga Bisa Membantu

Cara membuatnya cukup simpel. Ambil rimpang jahe barang dua jari atau sesuai selera, kupas dan cuci lalu geprek. Siram dengan segelas air panas, biarkan hingga menghangat lalu minum. Tak perlu menambahkan gula, ya. Minuman hangat ini dapat membantu menenangkan perut pasca mengkonsumsi protein hewani dan hidangan lainnya yang termasuk sulit dicerna.

Limpahan Sayuran, Utamanya Mentah

Serat, bukan satu-satunya alasan kita mengonsumsi sayuran segar mentah. Ada hal lain yang sangat penting yaitu enzim. Lagi pula sifat mudah cerna dari sayuran segar akan mengimbangi sulitnya mencerna protein hewani.

Sajikan sayuran segar mentah sebagai jus sayur, salad, atau lalapan mentah. Ingat, jika dijus tak perlu menambahkan es, gula, madu apalagi susu kental manis. He..he….amblas langsung khasiatnya.

Jangan Lupa Bergerak

Terkadang mengkonsumsi banyak daging akan menyebabkan sembelit. Untuk mencegahnya, selain dengan cukup air putih dan banyak sayuran segar,jangan lupa juga untuk banyak bergerak. Jika Anda dalam perjalanan, berhentilah sesekali untuk melakukan gerkaan-gerakan ringan.

Cara Mengolah Daging Qurban Agar Lebih Sehat

Selain beberapa hal di atas, cara menangani daging pun bisa turut berpengaruh terhadap kesehatan. Mungkin kita memang tidak bisa mengintervensi cara menyembelih hingga memotong-motong dan mengemas daging tersebut. tapi, setidaknya, begitu sampai di tangan kita, bisa diupayakan penanganan yang baik untuk mengantisipasi resiko-resiko terhadap kesehatan. Ini beberapa cara diantaranya:

  1. Sebelum disimpan, tidak perlu dicuci. Potong saya daging sesuai kebutuhan sekali masak lalu kemas dalam wadah. Ini dilakukan agar ketika butuh memasaknya, kita tidak perlu mengeluarkan seluruhnya dari freezer.
  2. Ketika akan memasak, keluarkan dari freezer lalu biarkan dulu di suhu ruang sampai tidah membeku.
  3. Hindari memasak dengan menggunakan santan, apalagi santan kental dalam jumlah banyak. Tapi, jika Anda memang sedang betul-betul sehat, ya… sesekali tentu tak apa. Asal terukur saja mengkonsumsinya.
  4. Pastikan memasak hingga matang sempurna untuk menghindari resiko adanya parasit dalam daging kurban tersebut. Nah, rada susah nih kalau mau nyate. Bagaimana caranya bikin satai yang cukup empuk, tidak terlalu kering, tapi juga matang sempurna dan citarasanya tetap istimewa? Saya bagi caranya di bawah ini, ya. Ini resep rahasia keluarga. Didapat dari seorang Bude yang memang sangat jagoan menghandle masakan daging-dagingan dan kerap memasak dalam jumlah sangat besar.

Cara Memasak Satai yang Lebih Sehat

  1. Ambil daging kambing/sapi. Kata ibu saya, paling enak adalah bagian paha.
  2. Kalau mau mencuci, cuci sesaat sebelum diproses. Tapi kata Ibu saya, sebaiknya tidak dicuci, cukup dilap dengan tisu dapur.
  3. Potong kotak-kotak, siapkan bumbu
  4. Bumbu satai ala keluarga kami: haluskan bawang putih, bawang merah, merica, lalu tambahkan kecap manis. TIDAK pakai garam, ya. Menurut Bude, menambahkan garam akan membuat daging mengkerut dan cenderung lebih liat nantinya.
  5. Daging yang sudah berbumbu, ditusuk dengan tusuk satai dari bambu, lalu dibungkus dengan daun pepaya (sudah dicuci dan sedikit diremas agar getahnya keluar). Proses membungkus ini tidak terlalu lama, mungkin sekitar 30 menit saja, agar tekstur daging tidak terlalu lunak atau bahkan hancur saat dipanggang nantinya.
  6. Nah, sekarang proses memasaknya. Ini yang mungkin berbeda dengan satai yang biasa teman-teman masak. Selesai urusan perbumbuan, buka dan sisihkan daun pepayanya. Kini bungkus daging dengan daun pisang. Siapkan dandang/kukusan. lalu kukus daging yang terbungkus rapi dalam daun pisang, hingga matang.
  7. Setelah matang, Anda bisa memanggangnya, terserah dengan alat apapun. Tapi paling nikmat tetap panggangan tradisional dengan menggunakan arang.
  8. Dipanggangnya tetap dalam pembungkus daun pisangnya. Ini mengurangi risiko gosong, yang berpotensi karsinogenik. Tapi, jika teman-teman mau memanggangnya di atas teflon, bisa juga dibuka dahulu. Memanggangnya juga tak lama-lama. Asal sedikit kecoklatan saja dan sekadar untuk mengeluarkan aroma khas satainya.

Nah, selamat idul adha, teman. Selamat berkumpul bersama keluarga. Dan semoga kita semua dapat memaknai hakikat berqurban.

Share

2 thoughts on “Tips Mengantisipasi Gangguan Kesehatan Pasca Idul Adha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!