Wisata Bondowoso – Pasca wisuda, setelah saya kembali ke rumah, pekerjaan saya “hanya” ngeblog, nulis, ngereview naskah dan ngajar kelas online. Ada lainnya sih, jalan-jalan berdua Pak Suami. Dan suatu hari saat Pak suami tahu bahwa saya baru harus masuk kantor setelah ada semacam SK penempatan kembali, beliau mengajak saya kembali ke Patirana.
Patirana, tempat wisata alam yang sudah berulang kali kami kunjungi ini memang terhitung sangat dekat dari rumah dan beragam aktivitas atau tujuan yang bisa kami kunjungi di sana.
“Ke mana lagi kita?”
“Puncak P81.”
“Jauh?”
“Ah, enggaaaak.”
“Oh, baiklah. Berangkattt! “
Bagi saya, ini adalah kunjungan ke wisata alam patirana yang ke 3, sedangkan bagi Pak suami entah yang ke 7 atau 8. Uh…doyan betul lelaki satu ini kalau disuruh hiking. Pada kunjungan-kunjungan sebelumnya, saya sudah pernah mengunjungi salah satu puncak lain yang cukup beken di Patirana Bondowoso, yakni P28. Saya ke sana juga hanya berdua dengan Pak Suami.
Hari belum begitu siang ketika kami sampai. Antara pukul 9-10 pagi lah. Setelah memarkir motor, kami mengeluarkan perlengkapan yang mungkin diperlukan. Mengenakan topi rimba, menyiapkan tongkat dan meneguk sedikit air minum bekal kami dalam tumbler. Perjalanan pun dimulai.
Patirana di hari kerja sepi. Nyaris hanya kami berdua saja yang melintasi jalanan setapak berkanopi rimbun pepohonan. Kami kaya anak remaja kabur dari kelas untuk pergi pacaran saja. Suit…suit… cie in dong pemirsahhhh…
Sekitar setengah jam berjalan, jalanan makin nanjak. Hmmm lumayan juga pikir saya. Beberapa kali saya bertanya, masih jauh? Dan dijawabnya ah… paling 30 menit lagi. Begituuu … begitu saja. Saya jadi merasa, ada yang enggak beres nih! Sampai ketika kami sudah berjalan satu jam lebih, saya memastikan. Ayah emang tahu track nya? Ya tahu dong. Wong sudah pernah. Okelah… kami berjalan kembali. Berkali-kali jalanan menanjak dan luar biasa susah dilewati. Karena selain tanjakannya sangat tajam, juga tanah yang dipijak sangat mudah longsor dan berupa debu yang sangat halus. Kami berkali-kali terpleset.
Hampir dua jam berjalan, udara mulai terasa lebih dingin dan angin makin kencang. Kami berpapasan dengan seorang warga setempat yang sedang menuruni bukit sambil memikul batang-batang bambu. Kami mengobrol sebentar. Bapak itu ternyata mengambil bambu-bambu di hutan di atas sana. Seterong banget dah si bapak. Beban mendekati sekuintal (perkiraan saya) dibawanya menuruni bukit.
Kami melanjutkan perjalanan. Tak lama kami mencapai padang yang tak terlalu luas, namun sungguh cantik ditumbuhi bunga-bunga berwarna kuning. Cekrek dulu lah kami.
Tak sampai setengah jam dari padang bunga kuning itu, kami sampai di puncak. Eyalah…ini lo yang namanya P 81. Hore! Sampai juga akhirnya, setelah berjalan lebih dari 2 jam. Di sini kami menemukan pondok-pondok yang terbuat dari bambu. Entahlah milik siapa. Mungkin pondok petani-petani yang mengolah hutan milik perhutani untuk menanam tanaman budidaya.
Pemandangan di puncak, kalau mau dibilang istimewa banget sih, enggak juga. Karena konon daya tarik tempat ini ya jika saat memandang sunrise. Ada yang bilang di sini adalah tempat terbaik untuk memandang sunrise di Bondowoso. Perlu dibuktikan kayanya dengan jalan camping di puncak sini.
Kami tak terlalu lama berada di puncak. Sejenak melepas lelah dan berfoto, lalu segera turun. Waktu yang diperlukan untuk naik, membuat kami gegas kembali ke area parkir. Khawatir terlambat menjemput anak-anak pulang dari sekolah. Lagipula Patirana cuma selemparan kutang, eh!? Besok kalau kangen, mudah saja kami sambangi kembali.
Cara Menuju Bondowoso:
- Jika menggunakan Bus dari arah Surabaya, dari Terminal Purabaya ambil Jurusan Surabaya-Probolinggo atau Surabaya-Banyuwangi (terkadang ada sih jurusan Surabaya-Bondowoso, langsung. Namun cukup jarang). Sampai terminal Probolinggo bisa cari Bus ke arah Bondowoso. Atau jika menggunakan bus Surabaya-Banyuwangi, bisa juga turun di terminal Besuki. Dari Besuki bisa menggunakan bus ke Bondowoso melewati jalur Arak-arak. Bisa juga menumpang angkutan berupa colt atau mobil yang disebut Bison.
- Jika menggunakan kereta api, ambil kereta yang melewati Jember. Dari Terminal Tawang Alun Jember bisa pakai Ojek ke Bondowoso. Bisa juga angkot atau bus Tawang Alun-Arjasa. Dari Arjasa naik lagi bus ke Bondowoso.
- Jika menggunakan mobil atau kendaraan pribadi? Ah gampang kaleee … tinggal buka googlemap. Gak kesasar kok, Wkwkwk …
Lokasi:
Wisata Alam Patirana
Desa Wonosari, Grujugan Bondowoso
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Kenapa dinamakan puncak P 81 Mbak? Hihi..
Betewe, baca ceritanya bikin saya pengen hiking juga. Semoga libur pergantian tahun nanti bisa jalan-jalan sama keluarga..
wah yang diantara bunga2 itu cantik nian alamnya
Penamaannya pada pakai angka gitu ya Mbak? Ada P28 ada P81, lucu. Kalo di Jkarta langsung keingetan bus Patas, namanya juga p diikuti angka, seperti P6 gitu kalo di sini..
Wogh, setrong ya Mbak, masih kuat nanjak.
Wah.. artikelnya pas banget sama keinginan saya akhir-akhir ini untuk naik gunung. Dulu waktu masih single, ga kesampean karena dilarang ortu. Kalo sekarang harus tunggu anak ke-2 gedean dulu biar bisa dititip agak lama ke kakek neneknya. Seruu pasti ya, Mbak bisa hiking sama suami 😊
Luar biasa mbak, masih setrong. Saya udah lama nggak hiking, jadi kangen masa-masa naik gunung.
btw, pemandangan dari atas gunung memang selalu bikin takjub ya, MasyaAllah
Hayuk naik lagiiii Mbakkk. Aku tungguuuu.