Bulan Oktober tahun lalu, saya berhasil memenangi sebuah kompetisi blog yang bertemakan stunting. Kemenangan yang sebenarnya jika ditelisik, mengundang keprihatinan. Lalu baru-baru ini hashtag #DaruratDHA juga sering terlihat. Bahwa 8 dari anak Indonesia mengalami kekurangan DHA, ah .. sungguh masih panjang PR Republik ini.
Kalau dulu yang sering disebut-sebut adalah kurang gizi, dan ini acapkali dikaitkan dengan kemiskinan. Kini, saya rasa lebih tepatnya, masalah kita adalah salah gizi. Bisa kekurangan nutrisi tertentu, bisa kelebihan, bisa ada yang tidak imbang, kira-kira begitulah.
Baca Juga:
Ternyata 80 Persen Anak Indonesia Kekurangan DHA
Saya, Stunting, dan The Hidden Paradise
Salah satu yang mendesak adalah soal makanan sehat bagi anak-anak. Kenapa anak-anak? Karena generasi yang lemah, adalah ancaman bagi keberlanjutan suatu bangsa. Bukankah demikian?
Daftar Isi
Syarat Makanan Sehat, Memangnya Seperti Apa?
Amat banyak orang merasa sudah makan sehat. Tapi sehat versi siapa? Kita berpuluh tahun mengenal makanan sehat sebagai makanan yang memenuhi prinsip empat sehat lima sempurna. Kemudian, kriteria makanan sehat kembali berubah, mengikuti pedoman gizi seimbang dari kemenkes. Kalau mau versi yang lebih global, bisa tengok versi WHO.
Menurut WHO dalam 5 kunci makan sehat, kunci pertama adalah memberikan ASI bagi bayi hingga usia dua tahun. Kedua, makan makanan yang variatif. Yang dimaksud variatif di sini adalah berbagai jenis, baik makanan pokoknya, polong-polongannya, kacang-kacangannya, dan protein hewaninya. Bukan makan yang itu lagi, itu lagi.
Kunci makan sehat ketiga yang saya baca dari sebuah bulletin WHO, adalah makan cukup buah dan sayuran. Disarankan juga untuk menjadikan buah dan sayur sebagai kudapan alih-alih kudapan tinggi kandungan gula, lemak ataupun garam seperti yang biasa kita temui pada camilan populer.
Selanjutnya WHO menyarankan untuk makan dalam jumlah sedang saja lemak dan minyak. Dianjuran pula memilih ikan daripada mengkonsumsi daging merah, serta membatasi daging prosesan. Kunci terakhir yang disarankan WHO adalah untuk membatasi gula dan garam.
Cara Memasak Makanan Sehat
Bukan hanya jenis yang perlu diperhatikan, kalau kita bicara soal makanan yang sehat, tentu cara membuat atau memasaknya juga turut mempengaruhi nutrisi. Kalau mengacu ke bulletin tadi, saya bisa simpulkan beberapa poin tentang bagaimana sebaiknya membuat atau mempersiapkan makanan sehat.
- Sebagian memang tak perlu dimasak. Buah dan beberapa jenis sayur memang seharusnya tidak diolah macam-macam apalagi dimasak
- Jangan memasak sayur terlampau lama. Sayuran yang tadinya penuh gizi akan kehilangan sebagian besar kandungan baiknya jika kita memasaknya terlalu lama.
- Sebaiknya jangan menggoreng ataupun memanggang makanan menggunakan sesuatu yang mengandung lemak trans
- Untuk MP-ASI jangan menambahkan gula atau garam pada masakan.
Makan Sehat Sesuai Ritme Alami Tubuh
Ini yang coba diterapkan di rumah kami, sejak sekitar 9 tahun lalu ketika saya memulai menganut pola makan food combining. Sejujurnya, tidak ada proses pemaksaan bahwa suami dan anak-anak harus mengikuti pola makan seperti saya, namun lambat laun mereka mulai mencoba.
Anak-anak bangun sesudah subuh, setelah minum segelas air biasanya kalau sedang musim jeruk mereka akan minum jeruk manis peras murni. Tanpa gula atau tambahan apapun. Terkadang masih ditambah segelas smoothie. Paling sering sih buah naga-mixed pisang. Mengapa? Karena itulah buah lokal paling mudah didapat.
Jika Anda penasaran, silakan baca : Food Combining untuk Anak
Setelah mandi dan bersiap untuk ke sekolah, anak-anak menyantap seporsi makanan berat. Ini sih sudah tidak masuk juklak food combining, karena memang anak-anak masih FC setengah tiang. Kalau mengadopt FC secara total, semestinya sampai sekitar 1 jam sebelum makan siang masih bisa mengudap buah.
Mengapa makan buah di pagi hari? Karena pagi hingga sekitar pukul 12 siang tubuh memasuki fase buang. Pada tahapan ini, sebagian besar energi dialokasikan untuk proses membuang sisa metabolisme. Jadi enggak heran jika di rentang waktu ini kita cenderung BAB dan sering BAK. Maka dari itu, pada fase ini kami memilih tidak membebani tubuh dengan makanan yang sulit dicerna. Supaya penggunaan energi sesuai dengan fase yang sedang berjalan yakni untuk membuang. Buah adalah makanan ideal untuk fase ini, fruktosa buah adalah energi alami siap pakai yang akan memberi saya cukup energi untuk beraktivitas tanpa meminta energi besar buat mencernanya.
Selain itu, sarapan adalah waktu ideal untuk makan buah. Lambung dan saluran pencernaan yang kosong sangat ideal untuk dapat membuat buah terserap dengan baik. Ini banyak kok rujukannya. Pertama kali dulu saya membaca di bukunya Hiromy Shinya. Beliau ini adalah dokter asal Jepang disebut-sebut sebagai salah satu dokter terbaik di dunia.
Penerapan Makan Sehat untuk Anak SD di Indonesia, Seperti Apa Kondisinya?
Melihat langsung cara anak-anak masa kini makan, bagi saya sebenarnya membuat saya sedih. Ini saya amati dari kiri-kanan saya dan hasil menginvestigasi anak wedok tentang apa bekal teman-temannya dan apa yang dibeli teman-temannya di sekolah.
Sayangnya Indonesia memang belum punya survei yang sangat menyeluruh soal ini. Kalaupun ada biasanya hanya sebagian-sebagian saja. Salah satu survey yang pernah saya baca adalah yang dilakukan oleh YLKI. Lembaga ini pernah melakukan survei pada 600 orang tua murid TK dan SD di lima wilayah Jakarta. Dari situ ada beberapa temuan yang bisa kita ambil benang merahnya dengan kondisi Indonesia saat ini, seperti stunting misalnya, atau darurat DHA yang sedang ramai dikampanyekan.
Sebanyak 85 persen anak-anak SD tadi, membawa bekal makanan, tetapi hanya separuhnya membawa setiap hari. Bekal yang dibawa pun didominasi oleh produk olahan seperti sosis/nugget, biskuit dan makanan ringan (snacks).
Anak saya juga masih bawa snack pabrikan, belum mampu saya menyediakan homemade food total untuk keseluruhan bekalnya. Tapi, beberapa kali dalam seminggu, saya menyingsingkan lengan (yahelah, heroik bener, mak!?) untuk membuat kudapan ringan rumahan. Anak wedok juga selalu bawa nasi, lauk beserta sayur. Jarang sekali lauknya berupa sosis atau nugget atau apapun daging olahan. Bisa dihitung jari, kadang belum tentu sebulan sekali.
Kita lanjut, ya.
Ternyata, 93% anak-anak yang disurvai tadi biasa mengonsumsi makanan instan di rumah, dan separuhnya mengonsumsi dengan frekuensi 2-3 kali seminggu. Jenis yang dominan dikonsumsi adalah mi instan serta produk olahan hewan seperti sosis dan nugget.
Omigod!!! Jadi enggak heran ya kita menjadi salah satu negara pengonsumsi mie instan terbesar di dunia.
Memangnya kenapa kalau makan mie instan? Bukankan itu jenis makanan murah, sejuta umat, enak pula? Bentar⦠saya nafas dulu ⦠Nah, sekarang kita mulai dari soal bagaimana suatu makanan diproses. Mie instan berbahan dasar terigu. Proses menjadi tepung saja udah paaaanjaaang dan laaaamaaa. Yakin akan kandungan baik di dalamnya masih terjaga? Tambahan lagi soal gluten. Gluten ini bukan masalah ringan di pencernaan. Saya pernah menulisnya juga di blog ini. Substansi ini bakalan menjadi mirip lem yang lengket di pencernaan kita.
Anda bisa baca:
Bahaya di Balik Lezatnya Makanan ber-Gluten
Lebih menyedihkan lagi dari hasil survey YLKI tadi, ditemukan 10.1% penduduk di atas usia 10 tahun yang mengonsumsi mi instan dengan frekuensi lebih dari 1 kali sehari. Alamakjaaang! Republik ini punya PR banyak!
Ini baru soal makanan kosong gizi. Kita belum sampai pada seberapa banyak anak-anak kita makan buah? Berapa banyak anak-anak kita makan sayur? Saya belum menemukan datanya. Lain kali lah kita bahas juga. Yang jelas, kalau menurut feeling saya, kondisinya ya tak kalah memprihatinkan dari data yang di atas.
Saya tanya anak saya, berapa temannya yang mau makan sayur? Jaraaaang. Si anak wedok bahkan sering menjadi βtempat sampahβ, dia kebagian jatah menghabiskan sayuran dari menu makan teman-temannya, karena mereka ogah makan. Misalnya sawi dan acar dari mie yang dibeli di sekolah, atau lalapan yang mendampingi ayam lengkuas, menu favorit di sekolahnya.
Apa Konsekuensinya? Nanti ya, di tulisan mendatang. Karena tampaknya tulisan yang ini sudah teramat panjang. Yang jelas, ini PR besar bukan buat pemerintah saja, lo. Anda dan saya juga wajib turut menyelesaikannya. Sebagai clue, saya sudah mulai berperan dengan sering menulis soal makanan sehat ini. Saya juga sangat selektif dalam memilih produk makanan yang dapat direview di blog ini.
Baca Juga: Cara agar Anak Suka Makan Sayur
Setiap tulisan adalah reminder untuk diri saya sendiri. Apa yang masuk ke perut keluarga saya,adalah tanggung jawab saya sebagai ibu. Maka saya terus belajar dan bersedia update selalu info seputar makanan sehat untuk anak. Pasti ada pasang surut perjuangan. Tapi setidaknya selalu ada waktu untuk memperbarui kembali semangat makan sehat. Bagaimana dengan Anda?
Gambar: Pixabay
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook ,Β instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Luar biasa mbk.. Aku FC setahun doang tahun 2013 xixi.
Selalu mengusahakan memasak makanan sehat dan bergizi untuk di kecil, minum susu, madu buah dan vitamin. Sosis, mi instan, alhamdulillah anakku masih aman.
Luar biasa mba tulisannya benar-benar komplit dan bergizi. Wah jadi tamparan bagi saya nih untuk lebih kreatif buat menu anak-anak. Alhamdulillah putri saya suka buah dan sayur-sayuran. Tetapi masih PR bagi anak kedua saya. Semoga semua anak-anak bisa menyukai makan-makanan sehat aamiin βΊβ€
Terima kasih untuk tulisan bergizinya ya mba
MasyaAlloh sangat bermanfaat sekali, smoga bisa d terapkan untuk snak2 sayaπ
Makanannya sehat banget yang di foto heheheh.. anak anak ku sih engga kayak gitu makannya
Nasi dan sayur aja yang digabung
Beda banget sama makanan anak anakku
Mereka jarang banget makan karbohidrat kecuali kentang goreng kalo lagi ke McD dan nasi goreng kalo weekend pas emaknya malas masak
Kekurangan nutrisi sekarang ini bukan karena mereka berasal dari keluarga gak mampu aja tapi karena kurangnya ilmu mengenai asupan gizi.
Aku lebih milih mie yang dimasak dengan keruwetan dibandin yg isntan karena rasanya juga beda lebih maksyuss yg harus dimasak π
Anak-anak akan terbiasa makan makanan sehat kalau diawali dulu dari rumah
Lebih ruwet tapi lebih nandang ya Mak. Haha…
Aduh, trus inget PR sendiri di rumah : ngajari anak makan sayur
Susah banget memang karena sadar sih sudah salah pola sejak kecil
Dan masih banyak juga sih mak orang tua yang merasa : sehat itu berarti gemuk
Padahal nggak begitu, memang pengetahuan tentang gizi secara lengkap itu penting banget
Kami juga udah mulai nih makan makanan yang alami. Pagi-pagi konsumsi buahΒ²an yang di jus. Tapi kadang kalau lagi buru-buru malah nggak sempat. Susah mau disiplin.
Angkanya bikin miris ya mbak. Bener2 udah #daruratDHA nih Indonesia.
Anak2ku juga selalu ta sounding untuk makan makanan sehat dan seimbang
Menanamkan pola hidup sehat itu perlu perjuangan mba. Aalagi jika sudah terbiasa hidup apa adanya tanpa memikirkan gizi yang masuk. Tapi tetap harus dicoba, jika sudah terbiasa akan menjadi kebiasaan.
Bersyukur banget emak di rumah juga getol banget nyuruh anaknya maem sayuran sama buah ketimbang jajan yg bikin jebol di kantong juga
Walau sulit sih, tapi ya lumayan bisa mengurangi pengeluaran dan makan sayuran sama buah enak bener.
Pengen deh punya buka FC nya Mbak Widya, smoga bisa terbeli. ππππ
Makasih yah mbak
Mba, yang mpasi tidak perlu tambah gula garam dan akupun belum tambahkan gula garam baru menginjak 1 tahun dan itupun seuprit banget
namun pernah kubaca ada yang share kalau mpasi gpp dikasih gula garam nah part ini bikin galau :p
Haha… iya. Kita inginnya anak makan rada enak gitu yak. Auku pun dulunya keukeh gak pakai. Trus dipegang ibuku, udah deh gul gar plang plung semua masuk. Aku juga kurang tahu kalau yg di atas 1 tahun harusnya bagaimana. Krn kalau di bulletin yg aku baca, enggak ada penjelasan lanjutannya.
Banyak yg kurang faham sih syarat makanan sehat itu seperti apa dan cara memasak makanan sehat itu seperti apa. Aku ter masuk salah satunya, dan baru melek ketika punya anak π Alhamdulillah anak2 suka banget makan sayur & buah jadi semua ortu di sekolah suka nanya apa rahasianya, padahal ngga ada rahasia apa2.. yg penting anak liat emak-bapak makan sayur & buah pasti ngikutin π
Pinterrr emang sih teteh ama dede. Alhamdulillah yaaa.
Anakku susaaah banget makannya Mak. Apalagi sekarang kenal jajan. Terus usia dah 28 bulan tapi berat masih antara 9 – 10. Bingung saya. Tapi ya anaknya lincah dan aktif. Terus kalo dibandingkan anak seusianya dia lebih kelihatan berisi badannya.
tiap baca blognya mbak wid ini rasanya….duuuuh masih jauh dari sehaaat makanan diri ini. meski sudah mengusahakan menu (mendekati) lengkap, tapi juga masih sering bolong. anak2 juga masih makan mie instan seminggu skali (karena kalau ga dikasih jadwal seminggu skali, bisa tiap hari minta itu huhuhu).
Emang rasanya enak sih ya. ANak kan juga tahunya masih enak dan ndak enak. Emang tugas orang tua buat mendampingi.
Memang kalau mau anak2 suka makan apa aja termasuk sayur itu ngajarinnya bener2 harus pas mpasi.
Soalnya kalau udah tahu rasa2 makanan manis, sayur kalah π
Penting banget selalu kasih anak makanan yg banyak nutrisinya, baik di runah maupun di sekolah. Aku kalau anaknya gak mau makan berat di sekolah, ya kasih buah dan sayur potong kesukaan mereka aja. Bisa dikasih deep cheese π terbukti katanya temen2 sekolah yg ga doyan sayur ikutan comot2
Nha…. benerrr. Kalu aku dulunya emang salah sih di MP ASInya. Masa itu masih banyak campur tangan orang tua. Jadi ya rada effort juga awalnya bikin mereka mau makan sayur. kalau buah sih oke terus.
Hu..hu, pr buatku juga mba…anak2ku…apalagi yang cowok..susah banget klo makan sayur. Buah juga pilih kasih.. buah yang agak mahal semacam apel, anggur, kelengkeng..baru dia suka. Giliran makan pake nuget, lahap. Eh…ganti tempe yang lebih sehat ..ditinggal dipiring.
Padahal aku makannya apa2 doyan..cenderung suka sayur, buah .. tp anakku masih susah…
Aku pernah baca, laki-laki mencapai kedewasaan dalam hal makan sayur itu jauh lebih lambat daripada perempuan. sabar saja, terus dicari menu yg sekiranya anak mau.
Baca tulisan ini aku jadi langsung khawatir apa makanan buat anakku udah cukup memenuhi kriteria gizi seimbang belum ya? Pengen banget anak anakku sehat, asupan gizi nya terpenuhi, biarlah emaknya kurus kurang gizi, tapi anaknya mah jangan.
Langsung kena. PRnya aku ternyata banyak banget yaa.. So far anak suka banget sama sosis. Dan aku juga suka kasih. Gimana sih, sosis itu praktis banget. Juga, anakku picky eater banget. Huhuhuhu… Gimana yaa.. biar dia mau makan makanan sehat apapun ragamnya.
PR kita semuaaaa. Tenanglah, banyak kawannya. Tiap masa ada tantangannya. Nih skrg anakku mulai kenal kafe. Walah…mengganggu kesahatan dompet juga kalo sering2. WKwkwk
Alhamdulillah anak-anakku doyan makan sayur dan tiap hari aku kasih buah sejak kenal MPAsi. Food combining ini yang aku jadi berhenti, padahal udah menjalani sejak tahun 2003 – 2012. Gara-gara sakit, disuruh sarapan nasi lagi, dan badan pun melebar hingga kini.
Memang harus dibiasakan sedini mungkin ya.. aku sebisa mungkin FC, mostly raw food dengan buah-buahan ekstra. Tapi memang anak-anak agak sulit membiasakannya..
Saya salah satu orang tua yang membatasi konsumsi mie instan di rumah. Paling enggak satu minggu sekali, atau bahkan sebulan sekali. Pokoknya diminimalisir, deh!
Soalnya ngeri ngebayangin dampaknya.
Noted nih. Makanan sehat emang penting banget ya mbak Apalagi untuk anak. Cuma terkadang anaknya gak mau makan, susah gitu terlalu memilih makanan.
Iyaa…
Kami juga salah satu keluarga yang mengonsumsi makanan siap saji.
Jadi merasa bersalah setelah baca postingan ini.
hiiks~
Masak…masak…
Terpesona dengan foto-fotonya menggoda sekali makanannya ingin segera mencobanya agar hilang rasa penasaranku…
Anak2 saya malah yang suka sayur dan makanan biasa daripada junk food. Malah saya yg kalah. saya pernah coba belikan anak2 burger, fried chicken, apalagi kentang goreng yg biasa ada di resto cepat saji gak mau mereka sentuh. kalaupun iya dikit. ini malah akhirnya saya yg makan…jadi gendut deh saya.
ini pr ku juga suapya anak2 suka sayur. kalo buah sih mereka suka, tp sayur susaaaahh -_-. masalahnya aku sendiri doyan banget sayur. sering makan dpn mereka supaya keikut gitu, tp blm berhasil.
Pas anak2 lebih suka ikan daripada daging sapi soal sayuran saya malah kalah mereka lebih banyak suka berbagai jenis sayuran sedangkan saya hanya jenis tertentu aja
PR bgt soal mkn sayur ini, aku ggsuka dan anakku juga ggdoyan….
Udak berusaha bikin bekal nasi, sayur en lauk buat anak tapi apa daya tiap pulang sekolah liat bekas bekal anak sayur masih dalam keadaan utuh, hikshikshiks.. jadi lemas dan sedih, udah dibela2in masak pagi2 tapi ujung2nya ga dimakan itu rasanya sakit bangattt… Akhirnya balik lagi, bawa bekal sesuai keinginan dia biar abis dimakan drpd dibuang..
Baca tulisan ini, jadi semangat lagi untuk masak en buat bekal sehat, Makasih ya bun…