Halo…
Masih ada cerita tentang tempat wisata Bondowoso yang asyik yang bisa kita eksplorasi di sekitar Wisata Alam Patirana? Bondowoso yang punya tagline “Highland Adventure” rasanya wajib saya eksplor habis-habisan. Mengapa? Duh… Bondowoso itu keciiiil, ke mana-mana cuma kaya selemparan kolor aja! Dih, kolor siapa coba rela dilempar-lempar. Wkwkwkw …
Kali ini masih sepaket dengan Wisata Alam Pesona Patirana yang sudah banyak ceruknya pernah saya candai. Wisata alam yang dikelola masyarakat Desa Wonosari ini memang memiliki banyak objek andalan di dalamnya. Saya sudah pernah mengunjungi Puncak P 28 dan P 81, maka kali ini giliran Air Terjun Pajangan.
Siang itu petualangan tipis-tipis kembali kami mulai. Setelah sekitar 2 minggu sebelumnya menyapa Puncak P 81 Patirana, kali ini menurun dulu ke lembah, menjumpai Air Terjun Pajangan. Seperti apa rupanya? Mari ikuti perjalanan kami!
Bagi suami, ini adalah upaya pencarian Pajangan yang kedua. Upaya pertama gagal, setelah anak lelaki kami, pengagum air terjun yang turut dalam perjalanan tersebut kelelahan berjalan dan putus asa kemudian memilih untuk balik kanan. Pengalaman gagal di kesempatan pertama itu membuat suami (saya amati) lebih keras kepala dalam perjalanan kali ini. Apalagi kali ini kami naik hanya berdua, enggak bawa anak. Pak suami sangat tahu batas kemampuan saya, sehingga terkadang terkesan gigih menyemangati jika saja mulai kelelahan dan turun semangat juang.
Perjalanan mulai menukik turun harus kami lalui beberapa ratus meter dari tempat pembelian tiket. Udara pegunungan, daun-daun pinus, tanah becek di sana-sini menciptakan suasana sejuk. Sekitar 15-20 menit berjalan, kami menemukan jembatan bambu ini. Di sini kami menyeberangi sungai lalu berjalan menanjak mendaki. Saat berada di ketinggian, kami bisa melihat meander sungai, meliuk-liuk tepat di bawah bukit dan dikelilingi rumput dan pepohonan. Setelahnya, perjalanan dengan medan naik turun. Menyeberang sungai kembali melewati jembatan bambu, kemudian berjalan menyusuri lembah sungai menuju ke hulu alias berlawanan dengan arah aliran sungai.
Jujur, kami sama sekali tak punya gambaran yang akurat tentang seberapa jauh kami harus berjalan. Google map hanya menunjukkan angka kilometer yang tak seberapa. Papan petunjuk di awal perjalanan juga demikian. Di papan berwarna merah hanya tertulis 800 m. Dekat amat! Apalagi ketika bertanya kepada penduduk setempat. Dekatttt…. begitu kata mereka. Kelak saat kami turun, kami memprotes penulisan petunjuk yang sungguh PHP ini. Kalau Teman-teman datang kemari dan masih menemukannya, JANGAN percaya. Haha…
Nyatanya? Kami berjalan hampir 2 jam. Bukan jarak yang dekat sama-sekali bagi pejalan pemula seperti saya. Eh, atau saya aja yang sudah mulai renta, dikit-dikit berhenti ngeluh capek? Atau kami kebanyakan berhenti untuk berfoto? Ah…embuhlah. Yang penting akhirnya kami sampai di salah satu wisata alam andalan Bondowoso ini.
Sampai di lokasi, ternyata sepi. Kami hanya melihat sepasang anak muda tengah bercanda di pondok kayu tak jauh dari Air Terjun Pajangan. Sebaiknya tidak kita ganggu ya, mari kita lanjut saja.
Kami menaiki tangga yang membawa kami lebih tinggi untuk mencapai jembatan besi berwarna merah ini. Inilah spot yang sayang untuk dilewatkan di Air Terjun Pajangan. Alhamdulillah, kami bisa cukup leluasa mengambil foto. Setelah dirasa cukup, kami membuka bekal. Mulai terasa nih, krucuk-krucuk di perut.
Matahari sudah tepat di atas kepala. Udara tetap adem melingkupi kami. Udara gunung yang sejuk. Kami tidak mendengar adzan zuhur, mungkin tempat ini cukup jauh dari perkampungan penduduk di mana biasanya terdapat masjid. Setelah mengecek lamanya waktu tempuh, kami memutuskan segera kembali ke area parkir. Karena waktu tempuh nyaris 2 jam, anak-anak harus dijemput dari sekolah pukul 3 sore. Jika tak bergegas, kami bisa terlambat menjemput mereka.
Tips Mengunjungi Wisata Alam Air Terjun Pajangan
Boleh dong ngasi sedikit tips dan juga sekadar saran untuk teman-teman yang akan mengunjungi Air Terjun Pajangan ini. Boleh yaaa….(Halah)
- Masuk dari pintu masuk resmi dan bayar tiket. Yahelah, Mbak, tipsnya kuno banget. Lo yo wis ben, wong nyatanya ada saja yang emoh bayar tiket. Seperti muda-mudi yang kami temui di air terjun, dari perbincangan kami dengan petugas di pintu masuk, diduga kuat mereka menerobos masuk tidak lewat pintu masuk resmi. Nah, gini ini kan merugikan pihak pengelola to ya? Dan sebenarnya juga merugikan diri sendiri. Misalnya ada hal yang tidak diinginkan, semacam kecelakaan, tersesat endebraei…endebrei… kan jadinya susah memantau dan menolongnya.
- Pakai pakaian dan alas kaki yang sesuai. Tahu enggak, waktu kami ke sini, kami menemui Mbak-mbak yang sedang menjemur flatsoes cantiknya. Mbok…. pakai alas kaki yang proper aja gitu looo. Ceritanya tuh flatshoes terperosok di tanah becek, ya sudah wassalam deh.
- Bawa bekal makanan dan minuman. Gaes… jadi ini bukan emol, ya. Meski di sekitaran Patirana ini ada beberapa warung kecil, tapi rasanya lebih aman jika bawa bekal sendiri.
- Utamakan selamat. Selfie dan cara berfoto lainnya memang asyik. Yah, secara alamnya juga indah. Tapi utamakan selamat ya teman-teman. Pastikan berfoto hanya di area yang aman. Gak udah pake pose aneh-aneh juga kalik ya. Pokoknya, utamakan selamat deh.
- Meski air terjun ini medannya terhitung mudah, tapi demi keamanan, kalau belum tahu jalannya, atau belum terbiasa bertualang di alam bebas, lebih baik datang bersama orang yang pernah ke sini. Pakai guide atau jasa tour and travel juga bisa. Di Bondowoso banyak kok tour travel murce marice yang menyediakan jasa ini.
Sepertinya, saya udah terlalu berbusa-busa bercerita, nih! Ada yang suka ke air terjun juga? Mari cerita di sini. Air terjun apa sih yang paling berkesan buat teman-teman?
Lokasi:
Air Terjun Pajangan, Patirana, Wonosari, Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Terakhir kemarin saya ke Kawah Wurung, tempatnya mirip-mirip kali ya dengan daerah Bondowoso.
Sepertinya asik ya Ibu, dg pemandangan alam yg memukau sekeliling, pasti nggak terasa capek hehe 🙂
Sebuah proses yg sulit bila dah sampe tujuan rasanya Ya Allah bahagianya, ane sendiri sih gitu ☆
Berarti jika ke sana wajib banget kayaknya pakai celana panjang dan hindari gamis atau rok panjang ya. Dan pakai sepatu kets. Lumayan juga soalnya jalannya. Tapi pemandangannya bagus. Dan jembatannya cantik banget.
Kalau hiking di alam bebas lebih baik menggunakan pakaian yang memungkinkan kita lebih bebas bergerak juga memakai sepatu untuk kenyamanan dan keamanan
Tempat wisata air terjun yang sepi kayak gini sudah langka di sekitar Jakarta mba, saya jadi tertarik nih untuk explore bondowoso, mudah2an nanti ada kesempatan, hehehe
Air terjun selalu menarik untuk dikunjungi
Sejak tinggal di Bogor, kami sekeluarga paling suka wisata ke air terjun (curug)
Sembari camping biasanya
Btw aku yo ngakak bayangin si mbak cantik manyun saat flat shoes cantiknya masuk lumpur hihihihi
Antara pingin kesel tapi sekaligus mau ketawa gara gara melihat atau baca orang yang jalan jalan ke air terjun pakai flatshoes, ya basah lah.. Lama dah keringnya 😂
Hahaha, ukuran jarak buat warga desa itu memang nggak akurat banget mbak, mereka cuma ngukur pake feeling 😀
Aku udah biasa di-PHP kayak gitu saat naik gunung.
Pas kemarin ke Taman Sungai Mudal di Jogja juga, papan petunjuk pertama bilang jarak tinggal 6 km. Setelah belasan menit berkendara, papan kedua bilang jaraknya 5 km. Ya mosok jarak sejauh itu cuma 1 km? -_____-
Bondowoso itu kecil… tapi gunung semua! Kemana-mana PR tersendiri. Btw, ini petualangan Sherina banget ya, jalan meliuk-liuk dan ngarai hijau gitu. Kalau jalan sendirian, serem juga.
waduh jauh ya, saya kira deket di bogor.
Tempatnya itu bagus banget enak buat jadi tempat rifresing menjernihkan pikiran
Halo, mbak Widya cantik apa kabar? Setelah baca tulisan ini aku jadi kepengen punya jadwal main2 ke air terjun (yang dekat dari Jakarta aja dulu) 🙂 Biar sehat, bugar kan kayak begini olahraga yang nyenengin ya hehehe. PHP bingits 800 m lagi ternyata eh ternyata masih jauh dan berkelok2 wkwkwkwkwk. Ga apa2 deh biar bikin semangat. Manna penampakan bekalnya? hihihii.
Akutuuu…udah segini belum pernah ke air terjun manapun dong. Halah…ciaaan deh yah. Apalagi makin ke sini kan ya melangkah harus lebih hati-hati. Koordinasi udah jauh berkurang.
Huf…makanya kalo wisata petualang tuh mumpung masih muda puas-puasin deh…
Aku udah siap2 mental kalau dibilang deket sama orang desa. Biasanya jauh. Hahaa. Tapi pas lihat pemandangannya hilang semua lelah ya
waaah air terjun itu emang seru buat di kunjungi.
dikelilingi pohon-pohon, terus airnya ituuuuu seger banget 🙁
wah.. ada tempat wisata asik nih di Bondowoso… belum pernah ei berlama-lama di Bondowoso.. cuma lewat aja pas mau ke Ijen.. Kapan2 eksplor Bondowoso ahhh
Memang suka beda waktu tempuh dengan jarak yang sama antara ke air terjun dan minimarket. Kalau ke minimarket mah 800 meter kayaknya tinggal ngegelundung hahaha. Tapi, meskipun cape kalau lihat pemandangan hijau begitu kayaknya bikin nagih 😀
Bondowoso ini sepertinya menyimpan banyak wisata seru ya. Alamnya pun cantik & menantang. Jadi penasaran nih.
kaka aku ngakak banget baca tulisan kaka hehe.
Bahasanya asique banget yah buat dibaca hehe,
Btw terkait jarak aku emang nggak terlalu percaya dengan papan informasi apalagi tanya warga sekitar .. Mereka bilang deket pas kita jalanin eh jauh ekeke
wah bondowoso itu keren lo bentang alamnya
dia diapit gunung gunung kan ya mbak…
air terjunnya kece badai juga..
iya yg ga bayar tiket juga enggak tahu tar gimana klo ilang
paling berapa sih ya tiketnya gak sampe kayak amusement park