Sudah lama banget pengin menulis tema pengobatan batuk pilek pada anak-anak. Ini karena saya merasa sangat bersyukur bahwa beberapa tahun belakangan ini, frekuensi anak-anak mendapatkan batpil, jauh berkurang dibandingkan sebelumnya. Tapi draft ini ngendon cukup lama sampai akhirnya sekitar dua minggu lalu, beberapa hari setelah sampai di rumah, pasca liburan kami selama 17 hari kemarin, Raniah si anak wedok saya lihat mulai sentrap-sentrup, suaranya sedikit serak dan sedikit batuk-batuk. Wah… sepertinya batuk pilek ringan, nih! Maklum, perjalanan kami memang lumayan melelahkan. Dalam kondisi lelah, terpapar pada kuman di tempat-tempat umum seperti saat di tempat wisata, stasiun dan di dalam kereta, memang berpotensi banget membuatnya tertular common cold.
Daftar Isi
Penyebab Batuk Pilek, Please Berhenti Nyalahin Musim
“Iya nih, duh…. Musim batpil, hawanya enggak enak banget, sih.”
Ini kita sering dengar yang begini, ya teman-teman. Bahkan disadari atau enggak, kita adalah salah satu pelakunya. Hayuuu… ngaku enggak? Saya ngaku deh, kadang secara enggak sadar, juga melontarkan kata-kata begini.
Jangan salahkan cuaca, begitu kata banyak kawan-kawan saya yang hebat-hebat di grup-grup pelaku pola hidup sehat. Dipikir-pikir, iya juga ya… cuaca kan Tuhan yang mengatur, kita marah-marah pada cuaca, sebenarnya secara enggak sadar kaya kita lagi ngomel sama pengaturan Tuhan. Hehe… kita aja enggak sadar.
Trus sebenarnya kenapa anak bisa kena batuk pilek?
Pada dasarnya, tubuh sudah dibekali perangkat untuk menjaganya dari berbagai faktor luar yang kurang menguntungkan, seperti misalnya perubahan cuaca, cuaca yang ekstrem sampai paparan kuman penyebab penyakit yang berkeliaran di luar sana. Kekebalan tubuh, salah satunya. Tuhan sudah merancangnya luar biasa, sehingga tak setiap ada paparan atau serangan patogen, kita jatuh sakit.
Hanya, terkadang (atau justru sering?) pola hidup kita yang membuat sistem tersebut tak dapat bekerja sebagaimana yang dimaksudkan perancangnya. Banyak faktornya, seperti pola makan, kurang istirahat, stress dan semacamnya. Ketika faktor-faktor tersebut tidak dijaga agar berada dalam kondisi ideal, ya jangan heran jika sistemnya kemudian juga tak berjalan sesuai awal perancangannya. Lalu kemudian menjadi sangat umum, ketika cuaca berubah, tubuh ikut sakit.
Penyebab batuk pilek pada anak, sebenarnya bukan selalu virus atau serangan kuman lain. Kalau saya amat-amati, faktor makanan juga terkadang bisa menjadi penyebab. Jadi memang untuk mengobati secara efektif, juga sebaiknya tahu penyebabnya. Tidak terburu-buru memberikan obat saat anak batuk pilek, tapi cari dulu penyebab batuk pileknya kira-kira apa.
Cara Alami Mengobati Batuk Pilek Berdasarkan Pengalaman Kami
Nah, saya menuliskan ini karena sering juga ada yang bertanya, Mbak Wid kalau sakit minum obat? Kalau sakit ke dokter? Endebrai-endebrei. Jadi pada prinsipnya, begini … tarik nafas dulu. Menjalani pola hidup sehat, bukan berarti saya musuhan sama dokter dan obat-obatan. Aduh konyol banget kalau ada yang menyimpulkan demikian. Kalau memang perlu, why not? Cuma memang terjadi pergeseran yang signifikan sejak menjalani pola hidup sehat. Saat sakit, biasanya langsung introspeksi diri sendiri, apa yang kurang dalam upaya kami menjaga titipan berupa raga yang sehat ini. Kalau merasa rada sering cheating, ya balik ke ritme semula. MAKAN SEHAT!
Pada dasarnya kami percaya, bahwa dalam batasan tertentu, tubuh memiliki kemampuan menyembuhkan dirinya sendiri, asal diberikan kondisi yang dibutuhkan. Jadi, kondisi yang mendukung penyembuhan inilah yang biasanya saya upayakan. Balik lagi deh, ke paparan di sub judul sebelum ini.
Merawat Anak Saat Batuk Pilek, Begini Cara Kami
Pertolongan pertama, saat anak sakit biasanya adalah saya beri minum lebih sering (sebisanya anak) lalu anak saya minta untuk istirahat. Biasanya anak-anak cenderung kurang nafsu makan. Saya tidak memaksa mereka makan makanan padat. Saya selalu teringat pesan guru saya, bahwa saat sakit tubuh butuh makanan yang sehat dan berkualitas, bukan makan banyak-banyak. Pilihannya adalah diberikan buah-buahan. Biasanya si anak lebih mudah kalau diberikan dalam bentuk jus atau smoothie. Karena mudah ditelan. Sayur bisa diberikan dalam bentuk sup. Kalau mereka enggak mau makan nasi, saya tak akan memaksa.
Mengkondisikan lingkungan juga amat penting. Bondowoso, kota kami ini dingin banget. Padahal menurut sebuah informasi yang saya baca, lingkungan yang optimal ada pada suhu sekitar 26 derajat selsius. Kalau sudah begitu, biasanya bukaan jendela saya kurangi. Asal ada sirkulasi udara, cukuplah.
Menggunakan minyak kesehatan favorit keluarga kami bisa juga sangat membantu untuk menyembuhkan batuk pilek anak. Untuk anak-anak kami menggunakan Sagha Ultimate.
Mengenal Sagha Ultimate, Minyak Favorit Keluarga Kami
Sagha Ultimate ini adalah cinta pertama saya pada produk-produk Sagha. Produk ini dulu dikenal dengan nama Avaloka dan sudah pernah saya review di sini, lo. Kenapa tertarik mencoba ini? Bukan cuma karena bahan-bahannya yang alami dan terbaik. Minyak favorit ini juga lahir dari tangan yang sudah tidak saya ragukan lagi dedikasinya terhadap pengobatan alami.
Dulunya saya menggunakan oil ini dengan maksud mengurangi nyeri akibat skoliosis dan radang sendi yang diderita Ibunda. Akhirnya seluruh keluarga ikut nyoba dan jadi cinta. Karena memang manfaaatnya terbukti banget untuk mencegah maupun mempercepat penyembuhaan saat sakit, termasuk untuk urusan batuk pilek anak-anak.
Penggunaan Sagha Ultimate
Untuk anak-anak, saat deman atau batuk pilek biasanya saya balur pada bagian telapak kaki, betis sampai lutut, punggung dan sekitar leher. Sukanya, para Sagha Angel (distributor sagha) biasanya rajin berbagi info, bagaimana sih cara terbaik penggunaan minyak favorit ini agar mendapat manfaat optimal pada setiap kondisi. Nah, untuk kondisi anak batuk pilek, bagus juga jika diikuti pemijatan ringan.
Sebenarnya saya pengin banget bikin videonya. Apa daya, anak-anak saya yang mulai abg dan jaim tak ada yang rela saya jadikan model untuk dipijat. Wkwkwk. Jika ada model sukarela, nanti saya bakal bikin videonya.
Ditambah Minyak Angin Sagha Makin, Sip
Ini juga produk andalan. Saya biasa simpan di saku depan tas. Bukan sembarang minyak angin, minyak angin sagha bukan hanya memberi rasa hangat, aroma segar mint dan sensasi semriwing saat dipakai. Manfaat bahan-bahan alami di dalamnya itu benar-benar bisa membantu melancarkan peredaran darah, bahkan juga menjadi semacam anti kuman di saluran pernafasan.
Penggunaannya bagaimana? Bisa dibalur dengan diurut ringan di daerah dada, pundak dan leher lalu dihirup hingga hidung terasa lega. Kalau saya terasa agak pilek, biasanya tidur dengan masker berteteskan Minyak Angin Sagha ini. Jika kondisi saya masih cukup oke, biasanya saat bangun, sudah tidak ada pilek itu. Jadi memang sekilat itu bekerjanya di tubuh saya dan anak-anak.
Kalau anak-anak biasanya belum nyaman diberikan masker dioles Minyak Angin Sagha, tapi biasanya mereka masih mau menghirup-hirup sagha yang diteteskan ke tisu maupun sapu tangan, bahkan ke tangan saya.
Tentang Minyak Angin Sagha, saya sudah pernah menulis reviewnya di blog ini. Silakan baca, ya:
Selalu Evaluasi dan Kenali Kapan Harus ke Dokter
Walau kelihatannya saya santai, enggak pakai minum obat dan semacamnya, tapi sebenarnya saat anak sakit itu saya waspada 100 persen. Kaya siaga gitu lah. Namanya juga orang tua ya, penting banget tahu, kapan sudah perlu menemui dokter.
Sebagian batpil biasanya sembuh dalam beberapa hari saja. Terkadang, kalau anak-anak sangat kooperatif dan mau dirawat dengan segala macam cara bundanya, mereka bisa langsung sehat pasca tidur beberapa jam dan sebelumnya diberikan perawatan seperti sudah saya sebut di atas. Ajaib? Iya, itulah kekuasaan Tuhan dalam bentuk sistem kekebalan tubuh yang luar biasa.
Namun jika dalam jangka waktu lebih dari 1-2 minggu, anak-anak tak kunjung menunjukkan progress yang membahagiakan, sudah saatnya berkunjung untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dari dokter. Ini maksud saya jika tidak ada demam, ya. Kalau ada demam apalagi panas tinggi, maksimal 3 hari kita udah kudu segera bawa ke dokter.
Apalagi, misalnya jika didapati gejala yang memburuk semacam: batuk disertai darah, mengalami sesak nafas, nyeri dada dan lainnya. Udah deh, cuss bawa ke dokter.
Nah, teman-teman, andai saat ini sedang ada yang putra-putrinya batuk-pilek, silakan dicoba cara mengatasi batuk pilek anak ala kami di atas ya. Sagha Ultimate dan Minyak Angin Sagha bisa teman-teman dapatkan di Durumi Sehat, ownernya Mbak Intan Eka kawan saya.
Durumi Sehat
Shopee: Durumi Sehat
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Jangankan kita, lha bu bidan dekat rumah saya aja kalau anak saya batpil juga komentarnya begitu mbak hihihi…
Btw makasih informasi kesehatan dan minyak angin saghanya. Saya baru dengar ini…. Sepertinya belum pernah lihat baik di minimarket ataupun apotik. Apa memang baru ada di daerah tertentu saja ya?
Haha…iya, Mbak. Sudah umum banget, ya. Kadang saya juga suka kelepasan.
aku pgn beli jadinya mba.. Selama ini anak2 jg udh jrg batpil, tp pernahlah sesekali, apalagi mereka udh mulai sekolah. yg mana siswa2nya ga semua selalu sehat. makanya aku pgn ada perlindungan lain utk daya tahan tubuhnya.. nanti mau buka2 link ttg sagha ini 🙂
wah aku baru tahu minyak itu, bisa deh aku beli nih