Pada tulisan yang lalu, Cara Memenangkan Lomba Blog Bertema Techno, tadinya saya berniat langsung mengulas bagaimana saya melakukan proses brainstorming. Namun saya, lupa, ada hal penting yang seharusnya saya bahas terlebih dahulu. Maka mengawali tulisan part 2 ini saya akan bahas dahulu pijakan penting dalam melakukan penulisan ASUS. Seperti biasa, tulisannya agak panjang ya. Semoga teman-teman tabah membacanya đ
Daftar Isi
Mengulas Produk Asus Berpijak Pada Launching dan Press Release
âYour brand is what other people say about you when you âre not in the roomâ
Jeff Bezos-founder Amazon
Setiap bloger memiliki teknik penulisan sendiri dalam mengulas sebuah produk, termasuk mengambil sudut pandang yang khas atau point of view (PoV) dari produk tersebut. Demikian halnya dengan saya. Apapun sudut pandang yang saya ambil dalam mengulas produk, baik digunakan sebagai tulisan berbayar, konten pribadi ataupun untuk blog competition, saya coba untuk tidak melepaskan diri dari branding blog widyantiyuliandari.com happy, healthty, wealthy.
Bertahun-tahun sebelum 2020 ini, setiap saya mengulas produk yang ditawarkan ke saya, sebisa mungkin sudut pandang yang saya ambil berpijak dari citra yang dibangun di blog widyantiyuliandari.com ini (kecuali materi tulisan sudah disiapkan oleh sponsor). Produk baju, sepatu, peralatan rumah tangga, hingga makanan saya upayakan untuk memiliki sentuhan lifestyle healthy blog.
Beberapa contoh bisa dilihat pada tautan di bawah ini.
Memilih blender yang tepat untuk dapur sehat. Tulisan tentang program sebuah market place dimana saya memilih sebuah produk yang memudahkan mengemas isi tulisan tetap dalam branding blog widyantiyuliandari.com ini.
Menikmati cemilan sehat, enak dan tidak bikin gemuk. Tulisan ini tentang sebuah brand yang memproduksi makanan ringan atau cemilan. Sebagian materi tulisan tetap dalam bingkai visi blog ini, gaya hidup sehat.
Sering kali saya menolak produk yang tidak sesuai dengan isi blog ini. Mengapa branding ini penting? Seperti kata Mas Jeff Bezos di atas, branding ini membuat kita lebih dikenal dan memiliki nilai lebih dibandingkan yang lain.
Domain Authority (DA) blog ini hanyalah 20. Bukan sebuah ukuran DA yang tinggi, apalagi fantastis. Jauh. Meskipun memiliki DA yang segitu-gitunya, dalam banyak kasus, saya bisa dibayar lebih mahal untuk menuliskan ulasan produk dibandingkan dengan yang memiliki DA lebih tinggi.
Mengapa menjadi penting bahwa mengulas produk harus dikaitkan dengan citra dari sebuah blog atau media? Jelas saja karena kita membuat blog atau media tentunya ingin dikenal oleh khalayak luas sebagai blog atau media dengan ke-khas-an apa dibandingkan ribuan blog atau media lain.
Sungguh sayang jika upaya kita membuat, merawat dan membangun blog tidak memiliki pijakan visi yang jelas sehingga dalam perkembangan blog tersebut tidak kuat brandingnya. Kaitan antara memiliki visi sebuah blog dan blog comptetition serta pentingnya mengikuti blog competition bisa dibaca di: Mengapa saya tidak memenangkan lomba blog?
Berkaitan dengan produk ASUS, setelah saya evaluasi, ternyata sudut pandang unik atau point of view (PoV) tidak saya terapkan pada tulisan-tulisan saya di tahun-tahun lalu. Tulisan yang dulu-dulu begitu biasa, hambar, dan tidak istimewa. Boleh jadi saya tidak serius memahami teknologi produknya sehingga terasa berat untuk mengulas disisi teknologi (karena yang diulas adalah produk teknologi). Boleh jadi pula karena saya kesulitan mengaitkan produk ASUS ini dengan branding yang saya bangun, sosok emak bloger penganut gaya hidup sehat.
Nah, sekarang kita akan masuk ke hal yang lebih teknis lagi.
Launching Produk dan Press Release menjadi Pijakan
Pencerahan itu datang ketika ASUS me-launching Vivobook S14 pada Mei 2020 lalu. Dari press release yang dibagikan, Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia, mengatakan bahwa keunikan produk ini adalah warna dengan membidik anak muda dan memberikan keleluasan ber-ekspressi sebebas-bebasnya untuk menjadi diri sendiri. Dari press release dan launching laptop ini, jelaslah branding apa yang ingin dilekatkan pada produk ini.
Saya tuliskan branding produk ASUS berdasarkan press release dan dilombakan dalam blog comptetition tahun ini.
Laptop TUF Gaming A15 pada April 2020. Informasi yang ditonjolkan dari produk ini adalah AMD Ryzen⢠4000 Series Mobile Processors yang disebut sebagai prosesor terbaru seri 7nm dan chip grafis (GPU) NVIDIA GeForceŽ yang telah menggunakan arsitektur turing terkini. Kriteria penting yang perlu diulas adalah mengenai prosesor tersebut. Saya baru tahu informasi lomba TUF Gaming A15 ini 3 hari sebelum deadline lomba. Dua hari mengerjakan konten blog competition dan tidak merasa berat, karena ketentuan materi lombanya sudah fokus.
ExpertBook B9450FA pada Juni 2020. Poin yang ditonjolkan dari laptop ini adalah kemudahan perangkat untuk menunjang aktifitas bisnis secara mobile seperti video conference dan keamanan data. Saya mengerjakan tulisan untuk lomba blog ini secara santai kurang lebih 3 minggu dengan fokus pada keamanan data.
ROG Phone 3 pada september 2020. Launching dan press release mengungkapkan bahwa smartphone gaming membawa standar dalam mobile gaming dengan perlengkapan premium mulai dari prosesor, baterai, layar, jaringan hingga asesoris gaming. Dari panduan lomba blog, dirincikan poin penting apa saja yang harus diulas. Melihat banyaknya bagian yang harus diulas, saya membutuhkan sebulan hingga deadline mengerjakan materi blog competition ASUS ROG Phone 3 ini. Saya merasakan ini lomba blog terberat yang pernah saya kerjakan.
Mengapa press release dan launching produk menjadi kunci bagaimana saya selanjutnya mengulas produk ASUS tersebut?
Dalam pandangan saya, industri padat teknologi seperti laptop dan smartphone adalah industri padat modal dengan persaingan pasar yang ketat. Jadi ada riset, survei pasar, jenis produk termasuk desainnya yang dipikirkan dan dirancang sedetail dan sesempurna mungkin. Tak terkecuali launching produknya. Bahkan, kapan produk teknologi ini diluncurkan juga ada hitungannya.
Artinya, acara launching produk, termasuk press release memiliki arti yang sangat penting. Media massa-pun akan memberitakan secara garis besarnya saja. Namun, liputan media massa tidaklah sedetail bahkan seunik jika dilakukan oleh bloger ataupun influencer. Di sinilah peran bloger, seperti saya âmenyuarakanâ pesan-pesan dari launching produk sehingga didengar pada khalayak yang lebih luas, terutama segmen pembaca blog saya sebagian besar adalah perempuan.
Liputan dan tulisan yang dilakukan oleh bloger haruslah memiliki keunikan dengan sudut pandang yang khas yang berpijak dari apa-apa yang diungkapkan di launching produk dan press release. Dan sudut pandang unik ini, menurut saya, akan lebih baik berada dalam visi blog itu. Di sinilah brainstorming dibutuhkan.
Kreativitas dan Strategi Saat Brainstorming
Awal sekali setelah pengumuman lomba dirilis, saya biasanya akan langsung melakukan brainstorming. Ini untuk menuju ke penentuan point of view (PoV) dan dasar dari bentuk tulisan saya nantinya. Tak akan ada istilah macet ide, kalau kita melakukan tahapan ini. Dan sejatinya setiap bloger pasti bisa menghasilkan tulisan yang unik. Karena, bukankan setiap orang itu tak ada yang sama?
Bagaimana saya melakukan brainstorming? Pertama dengan âmencari keyword-keyword yang berhubungan dengan produk yang dilombakan. Ini bukan berdasar riset kw ya, akan tetapi lebih ke upaya menangkap poin-poin apa terkait produk yang sedang ingin diangkat oleh brand. Yang cluenya bisa kita dapat di launching dan press release sebagaimana dibeberkan di atas.
Sebagai contoh untuk lomba terbaru, kemarin. Saya meng-highlight kata kunci: the ultimate winner, ultimate gamer, smartphone gaming dengan spesifikasi gahar, dsb.
Kalau saya amati dari mulai acara launching, amat kuat kesan bahwa gawai ini dedicated buat ultimate gamer. Makanya, saya pikir, akan riskan jika membuat tulisan yang temanya meleset dari sana. Baik saya gamer atau bukan, tulisan akan mengarah ke sana. Titik. Itu keputusan saya.
Nah, bagaimana menyiasatinya? Masa iya saya harus mengaku-ngaku hard core gamer? Tentu tidak.
Pada berbagai kesempatan sharing tentang konten lomba, sudah sering saya berikan tips ini. Dalam kondisi begini, saya akan ulik apa problem saya, bagaimana diri saya sebenarnya. Nah dalam proses ini kemudian ketemu beberapa keyword lagi yakni: perempuan, melek teknologi, punya permasalahan mengemudi.
Nah, sekarang saatnya menggabungkan keyword yang saya dapat di step pertama dan kedua. Lalu mencari irisannya. Dalam tahap ini, saya coba lagi mengorek-ngorek apa saja benefit gaming. Kenapa demikian? Iâm a lifestyle blogger, not a techno blogger. Saya harus mengenali sebaik mungkin value sebuah produk, lalu mengawinkannya dengan kebutuhan saya. Jadi bukan berpusat pada produknya an sich, akan tetapi lebih jauh lagi value di baliknya dan bagaimana dia berpengaruh dalam kehidupan saya.
Di sini saya mulai riset ringan-ringan. Hasilnya; Oh, gaming itu banyak manfaatnya. Bisa untuk kognitif, bisa untuk kita belajar apa saja karena sifatnya sebagai semacam simulator, bisa untuk meredakan stress dan masih banyak lainnya.
Saya TIDAK MAU memilih fungsi gaming untuk meredakan stress. Why? Karena itu pasti sudah banyak yang membahas. Iya kan? Masa pandemi begini, siapa coba yang enggak stress? Jadi tema gaming dengan intro berupa fungsi gaming sebagai pereda stress, sudah saya coret dari opsi saya.
Saya tidak mau menulis hal yang sama dengan banyak bloger. Karena kalau ada beberapa blogger aja yang membahas hal sama, artinya saya sudah kehilangan kesempatan mencuri nilai dari poin âkeunikanâ.
Lalu akhirnya dengan berbagai pertimbangan, saya memilih tema gaming untuk perempuan sebagai salah satu jalan mengatasi kesulitan untuk belajar mengemudi. Why? Saya optimis, ini tidak dibahas sama blogger lain.
Untuk menambah âkekayaanâ tulisan saya, saya juga akan membahas posisi perempuan dalam dunia gaming. Karena gaming seringkali dipandang bukan hobi yang cocok untuk seorang perempuan. Dan yang begini ini saya sukai untuk diulas. Hal yang berkaitan dengan ketidak adilan gender, yang juga memiliki benang merah dengan aktivitas di komunitas.
Ya ampun Mbak, mau nulis hape aja belibet banget? Ya, begitulah. Jangan lupa, ini baru permulaan. Proses selanjutnya lebih menantang!
Memadukan Point of View yang Unik, Kreativitas, Riset Mendalam
Kita sudah mendapatkan point of view. Dan saya yakin, keunikan sudut pandang tidak akan berarti apa-apa kalau eksekusinya nol. Ya kan? Proses selanjutnya adalah mengolah ide yang menurut saya sudah ciamik tadi, menjadi sebuah draft yang memadai untuk sebuah lomba.
Yang menjadi concern saya pertama adalah referensi. Saya belakangan ini tak pernah berlomba dengan hanya bersenjata 1, 2, hingga 5 referensi. Selalu lebih. Apalagi jika hanya googling, lalu ambil tulisan teratas. NO, Big NO. Saya mendapat referensi dari jurnal dan media-media luar. Sebagian baru deh sisanya diambil dari tulisan enteng-enteng dan media dalam negeri.
Mbak, susah banget? Ya, ini salah satu janji ketika saya diwisuda sebagai lulusan cumlaude di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dua tahun lalu. Kepada almamater saya berjanji, apapun yang saya lakukan, mindset ilmiah akan saya bawa. Hingga ke urusan mencari referensi untuk blogging. Apalagi ini sedang menulis untuk produk teknologi, ya makin menghayati saja, karena teknologi adalah nyawa almamater saya. (Heroik sekali, semoga ibu yang luhur ITS bangga akan ini). Ini sedikit terdengar melankolis atau apalah. Anda boleh abaikan sih. Tapi saya amat bahagia bisa terus menggenggamnya.
Referensi terbaik sudah di tangan, bagaimana mentransform materi berat itu ke dalam tulisan blogger yang populer? Ini menjadi penting dan juga sering ditanyakan di kelas-kelas maupun sesi sharing. Ya, itu perlu berlatih keras, dan, NO, saya gak punya saran shortcut untuk ini. Berlatih sajalah. Kita memang butuh waktu untuk berproses jika menginginkan hasil terbaik.
Yang sangat perlu diingat, baik itu bersumber dari jurnal ilmiah maupun dari media online populer, sebenarnya cara mengambilnya adalah sama saja. Ketika kita paham bahwa yang kita ambil hanyalah isi atau substansinya saja, bukan kalimatnya. Jadi biasakan membaca sebuah referensi, memahami betul-betul, lalu mengungkapkannya dalam kalimat Anda sendiri. Bukankah itu adalah nilai lebih dari sebuah personal blog?
Jadi kalimatnya akan tetap menjadi kalimat Anda. Bukan lagi kalimat ala-ala jurnal ilmiah. Tidak perlu khawatir jatuh kepada plagiarism, juga tak khawatir kalimat Anda menjadi aneh bagi pembaca.
Menuangkannya dalam Penulisan
Setelah menemukan poin-poin penting produk, menentukan point of view atau sudut pandang dan gambar besar materi penulisan, lantas bagaimana menuangkannya dalam bentuk penulisan review produk Asus untuk blog competition?. Secara umum cara yang saya tempuh seperti bagan di bawah ini.
Karena tulisan ini sudah panjang, saya akhiri yah. Tunggu pada bagian ketiga đ mengenai teknik penulisan produk lebih mendalam, dan alasan mengapa hal ini harus dilakukan.
Baca tulisan lainnya :
Momblogger, penulis buku, dosen, trainer dan pembicara publik. Tema-tema green, health, pola makan sehat, travelling, teknologi dan pendidikan adalah topik yang diminatinya.
Pelatihan yang sudah dan sedang dilakukan adalah teknik penulisan artikel untuk blog, artikel untuk media massa, penulisan buku dan untuk review produk. Pelatihan lain yang juga diadakan adalah cara melangsing. Semua jenis pelatihan tersebut dikolaborasikan dengan buku.
Informasi lengkap profil bisa dilihat di facebook , instagram saya atau https://www.widyantiyuliandari.com/about-me
Konsisten dalam menulis dan terus meningkatkan kemampuan diri, ini kunci utama. Sudah banyak yang membuktikan, salah seorang diantaranya adalah pemilik blog ini sendiri. Sukses selalu ya Kak…
Asus memang the best ya kak, aku juga suka termasuk lepi aku juga pake asus
Membaca tulisan ini, seperti kuliah kembali, punya dosen mumpuni dan yang saya butuhkan adalah mempelajari setiap apa yang disampaikan lalu gongnya adalah berpraktek